Panjang Umur, Mama!

Foto ini diambil di perwakilan mobil ketika kami akan berangkat ke Makassar.

"Tuhan sedang membersihkan saya dari dosa-dosa. Ini adalah cobaan yang memberi banyak saya pelajaran," mama.

Sambil berbaring, berkali-kali mama mengulangi kalimat di atas. Mama sedang sakit. Desember kemarin, mama berulangkali keluar masuk rumah sakit. Dokter hanya bilang, asam lambungnya meningkat sehingga dia tidak bisa tidur. Karena tidak bisa tidur, mama menjadi lemas. Bahkan untuk menyapu dalam kamarnya saja, dia tidak bisa.

Liburan semester kali ini, saya berencana ke Sengkang. Ekspektasi saya adalah saya akan membakar lemak dengan berlari di siang hari selama dua minggu. Dengan begitu, berat badan akan menurun. Tapi, proses penurunan berat badan yang saya alami berbeda dengan ekspektasi. Nafsu makan saya menurun drastis melihat mama yang sedang sakit. Pikiran saya hanya fokus ke mama. Berat badan saya agak menurun.

Dua minggu di Sengkang, saya habiskan dengan menemani mama. Mengantar jemputnya ke sekolah, menyiapkan makanannya, memanaskannya air ketika akan mandi, menggantikannya mencuci pakaian dan membersihkan rumah. Karena untuk melakukan itu semua, mama sedang tak berdaya akibat penyakit yang dideritanya.

Dua kali malam jumat, mama menangis sejadi-jadinya seolah dia sedang berhadapan dengan sakratul maut. Hingga akhirnya, dia memaksa untuk meninggalkan rumah tepat tengah malam karena tak bisa tidur. Di rumahnya sendiri, mama selalu gelisah.

Saat sedang menuliskan ini, mama sedang dalam perjalanan dari Makassar ke Sengkang, naik mobil sewa sendirian. Dia sudah membaik sekarang, setelah dua bulan menderita. Selamat sampai Sengkang, mama! Panjang umur!

Nih buat jajan