#HormatiPerbedaan 4 Tokoh Lintas Agama Ikut Bukber Bareng Kapolda Metro Jaya


Hingga 21 ramadan, saya belum pernah bukber. Sekalinya bukber, bareng Kapolda Metro Jaya. Mengejutkannya lagi, bareng dengan 4 tokoh lintas agama. Bum!

Jadi, beberapa hari sebelumnya saya mendapatkan undangan dari Bang Udin, seorang teman dari Kelas Blogger, untuk hadir dalam silaturahmi dengan Kapolda Metro Jaya (6/6/18) di Gedung Promoter Polda Metro Jaya.

Selain saya (haha penting banget sih), ada warganet lainnya yang terdiri dari bloger dan vlogger yang ikut di acara ini. Oh, satu lagi—ada wartawan dari pelbagai media lokal dan nasional.


"Macet gak?" sapa Bang Udin setibanya saya di Gedung Promoter tepat pukul 16.00 WIB, sesuai dengan jadwal.

"Ya, lumayan. Setengah jam perjalanan dari Blok M."

Akhir-akhir ini Jakarta sering macet, khususnya kitaran Blok M menuju arah Semanggi. Beberapa jam sebelum acara dimulai Bang Udin melalui grup Whatsapp memang berulangkali mewanti-wanti mengenai macet yang terjadi. Pun dengan laporan dari teman-teman yang lain.

Eh, tapi kapan sih daerah itu tidak macet? Haha. Sorry, it's my fault 😴

Saya menghabiskan setengah jam mutar-mutar di dalam ruangan sebelum acara dimulai. Ada beberapa wartawan yang berdatangan, di antaranya menenteng tripod dan kamera. Di bawah tangga gedung ada banyak anak-anak yang tengah bermain, mereka adalah sahabat anak cinta Polri.

Yang menarik perhatian saya, ketika memasuki pintu, di sebelah kanan, ada empat orang yang bercakap-cakap dengan pakaian keagamaan masing-masing duduk mengitari meja bundar. Tak lama setelahnya, bergabung seorang lagi.

Sekira pukul 17.00 WIB, acara dimulai. Beberapa orang dengan pakaian berbeda tadi diperkenalkan sebagai tokoh lintas agama. Mereka adalah pendeta Datulon Sembiring, biksu Syailendra Virya, romo RD Aloysius Tri Harjono, pedanda Gede Nyenengin, dan ustaz H. Muhammad Ali.

Hormat untuk Polda Metro Jaya yang mendudukkan kami di bukber yang sama. 


Berbeda dengan Morning Coffee yang digelar bulan lalu dengan mengambil tagar #SebarkanBeritaBaik, silaturahmi dengan Kapolda Metro Jaya kali ini mengambil tema #HormatiPerbedaan.

Baca lebih lanjut mengenai Kacamata Kuda & Gerak #SebarkanBeritaBaik di sini.

#HormatiPerbedaan ini sengaja dijadikan tajuk karena bertepatan dengan bulan suci ramadan. Momentum ramadan sebagai bulan yang baik ini diharapkan agar kita semua—termasuk kamu,  bersama-sama membangun toleransi, saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada agar kita tetap #BersatuDalamMenjagaNKRI.

Ustaz H. Muhammad Ali dalam tausiyahnya mengingatkan mengenai ayat Al-Quran bahwa islam adalah sebagai rahmatan lil 'alamin, rahmat bagi seluruh alam.

Nah, dengan kehadiran warganet, para awak media, serta tokoh lintas agama, besar harapan agar kita semua menjadi corong untuk tagar #HormatiPerbedaan. Sekali lagi, termasuk kamu ya!


Bukannya apa, Indonesia dibangun tidak oleh satu kelompok atau suku tertentu saja, Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke empat di dunia. Sekurang-kurangnya ada 1.340 suku yang tercatat dan tersebar di 16.056 pulau di seluruh Nusantara. Indonesia juga punya setidaknya 700 bahasa daerah. Beh, bisa kamu membayangkannya? 😒

Itulah kenapa tagar #HormatiPerbedaan menjadi penting untuk disebarkan melalui dunia maya. Pasalnya, dunia maya juga akhir-akhir ini tengah digiring untuk hanya mengakui kelompok tertentu saja. Gak bisa dong seperti itu. Iya kan?

Membicarakan perbedaan dan keragaman yang ada di Indonesia mengingatkan saya akan adagium, "Indonesia diciptakan ketika Tuhan sedang tersenyum."


Nih buat jajan