Atezolizumab: Obat Kanker Termutakhir

atezolizumab-obat-kanker

"Kalau saya sih punya dua tips: Let Go and Let God," Pak Hengki sambil mencuci piring-piring di hadapannya.

Pak Hengki merupakan tetangga kosan saya yang hidup dengan dua anak laki-laki serta seorang istri di dalam satu kamar. Kosan kami berada tidak jauh dari Rumah Sakit Dharmais, rumah sakit rujukan bagi para pengidap kanker di Indonesia.

Istrinya mengidap kanker payudara selama bertahun-tahun. Situasi ini menuntutnya untuk selalu bolak balik ke rumah sakit untuk kontrol. Ongkos pergi pulang dari Bogor ke RS Dharmais tidak murah, solusinya adalah ngekos.

Baik Pak Hengki dan istrinya kini sudah berada pada usia paruh baya, tapi semangat keduanya masih menggebu-gebu. Sang Istri masih selalu berada di dapur setiap pukul 6 untuk memasak ayam, merebus kacang-kacangan, serta memanaskan air. Sementara Pak Hengki akan membereskan semuanya jika istrinya telah selesai memasak; termasuk mencuci piring.

"Let Go berarti ikhlaskan semua yang terjadi dan Let God biarkan Tuhan menyelesaikan semuanya, kita tinggal berserah diri saja setelah berusaha," sambungnya.
Permasalahan kanker memang dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan karena menjadi salah satu penyebab kematian jutaan penduduk di dunia. Data dari Riskesda menunjukkan bahwa jumlah kasus kanker meningkat dari 1,4 per 1000 penduduk di 2013 menjadi 1,8 per 1000 penduduk pada 2018.

Sementara pada tahun 2018 setidaknya ada 18,1 juta kasus baru kanker di dunia dengan angka kematian yang mencapai 9,6 juta.


"Semua stakeholder seperti praktisi kesehatan, perusahaan farmasi, pemerintah, dan masyarakat perlu bersama-sama membangun kesiapan Indonesia dalam mengembangkan pengobatan kanker yang lebih komprehensif," Dr. dr. Nina Kemala Sari, Sp.PD, Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Kanker Dharmais.

Untungnya, pengobatan kanker juga mengalami perkembangan pesat dalam beberapa dekade terakhir. Salah satu pengobatan yang baru-baru ini dikembangkan adalah imunoterapi kanker bernama Atezolizumab.

Apa itu Atezolizumab?


"Imunoterapi kanker adalah revolusi yang akan memainkan peranan penting dalam pengobatan kanker bagi pasien di Indonesia," Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, SpPd-KHOM, M.Epid, dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusomo.

Atezolizumab adalah antibodi monoklonal yang didesain khusus untuk mengikat protein PD-L1 di sel tumor dan sel imun. Obat kanker ini bekerja dengan cara mengembalikan respons imunitas di dalam tubuh pasien agar dapat menyerang sel-sel kanker secara lebih efektif.

Hasilnya, kualitas dan harapan hidup pasien pun meningkat.

Manfaat Atezolizumab


Jika selama ini kita mengenal kemoterapi sebagai satu-satunya pengobatan kanker. Kini ada Atezolizumab. Tidak bisa dimungkiri kalau kemoterapi memiliki efek samping yang sangat besar bagi para pengidap kanker.

Beberapa dampak dari kemoterapi yakni antara lain rambut rontok, kekurangan darah, kelelahan, pengingkatan risiko infeksi, lemahnya memori, serta kesulitan dalam berkonsentrasi.

Menurut dr. Ikhwan Rinaldi, tidak ada obat yang tidak memiliki efek samping. Dibandingkan dengan pengobatan standar lainnya, Atezolizumab mempunyai profil keamanan yang lebih baik dengan efek samping yang terkontrol.


Beragam penelitian menunjukkan bahwa Atezolizumab juga memiliki beberapa manfaat lebih yakni antara lain sebagai berikut:

  1. Memberikan rata-rata kesintasan hingga 13,8 bulan serta durasi respons yang panjang hingga 23,9 bulan pada pasien kanker paru NSCLC stadium lanjut yang tidak merespons pengobatan sebelumnya.
  2. Bagi pengidap kanker kandung kemih stadium lanjut lini kedua, obat ini berguna dalam memberikan durasi respons yang panjang hingga 21,7 bulan.
  3. Memberikan kenyamanan pada pengidap NSCLC stadium lanjut lini kedua karea tes PD-L1 tidak perlu menjalani terapi ini sehingga pengidap tidak perlu melakukan biopsi ulang
  4. Membantu meningkatkan harapan hidup pada semua pengidap NSCLC & UC stadium lanjut lini kedua tanpa memandang status PD-L1.

Salah satu pelopor dalam bidang farmasi yang membantu menghadirkan pengobatan kanker termutakhir ini adalah Roche. Selama lebih dari 50 tahun, Roche memang aktif mengembangkan pengobatan untuk kanker.

Kehadiran Atezolizumab sebagai anti PD-L1 untuk para pengidap kanker di Indonesia pun menjadi tonggak sejarah pengobatan gangguan kesehatan mematikan ini. Hal ini disampaikan dalam Forum Edukasi Media bertajuk Cancer Immunotherapy: The Power of Today, The Promise of Tomorrow di Hotel Raffles Jakarta pada 25 Juli 2019.


Keberadaan obat kanker termutakhir ini juga telah mendapat lampu hijau dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk pengidap kanker paru bukan sel kecil serta kanker kandung kemih stadium lanjut yang telah mendapatkan kemoterapi berbasis platimum.

Dengan beragam manfaat yang ditawarkan Atezolizumab, dr. Nina Kemala Sari pun berharap bahwa obat inovatif ini bisa diakses oleh seluruh pasien kanker di Indonesia.

Saya kemudian mengingat Pak Hengki dan istrinya. Bahwa harapan untuk selamat dari kanker sebenarnya selalu ada selama kita terus berjuang dan ikhlaskan dalam menjalani pengobatan yang ada.

***

Nih buat jajan