Mengenal Alergi Pada Anak dan Beragam Dampaknya

alergi-pada-anak

Ade dan saya sempat kaget melihat bintik-bintik merah yang muncul di tangan Alinea, sebulan setelah dia lahir. Kami sempat was-was apakah bintik ini alergi pada anak atau hanya gigitan nyamuk biasa.

Ade yang kebetulan perawat anak pun akhirnya memastikan kalau bintik tersebut hanyalah gigitan nyamuk.

Kenapa kami khawatir dengan alergi yang terjadi pada Alinea? 😟

Dari virtual gathering (25/6) Bicara Gizi bersama Prof. Dr. Budi Setiabudiawan dr. SpA(k), M.Kes (Konsultan Alergi dan Imunologi Anak), Putu Andani, M.Psi (Psikolog dari Tiga Generasi), Cacha Thalib (Sosok Ibu dengan Anak Alergi), dan Arif Mujahidin (Corporate Communication Director Danone Indonesia) yang digelar oleh Danone Indonesia saya mencatat beberapa hal.

Kasus Alergi Pada Anak

alergi-pada-anak

World Allergy Organization (WAO) menyebutkan bahwa ada 30%-40% penduduk dunia yang mengalami alergi.

Setidaknya ada sekira 550 juta orang di dunia menderita alergi makanan. Di Asia, protein susu sapi dan telur merupakan dua penyebab terbanyak alergi pada anak.

Oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) disebutkan bahwa terjadi peningkatan kasus alergi pada anak selama 2 dekade terakhir. Hampir 7,5% alergi di Indonesia disebabkan oleh protein susu sapi.

Sementara data dari Klinik Anak RS Cipto Mangunkusumo Jakarta pada 2012 menunjukkan bahwa 31% dari pasien anak alergi terhadap putih telur dan 23,8% anak alergi susu sapi.

Hal lain yang tidak kalah penting untuk dicatat adalah bahwa alergi tidak hanya terjadi pada kulit saja, namun terjadi pada sistem pernapasan dan sistem pencernaan.

Penyebab Alergi Anak

penyebab-alergi-pada-anak

Secara umum, terdapat dua faktor penyebab alergi pada anak.

Pertama, faktor genetik yang diturunkan langsung dari orang tua dan keluarga. Kedua, faktor lingkungan akibat terpapar polusi udara, asap rokok, serta keberadaan polutan di dalam rumah.

Secara spesifik, Prof. Budi menekankan bahwa risiko alergi akan lebih tinggi apabila terdapat riwayat alergi di dalam keluarga. Dengan presentasi sebagai berikut:

  • 40%-60% jika kedua orang tua memiliki riwayat alergi
  • 20%-40% jika salah satu orang tua memiliki riwayat alergi
  • 25%-30% jika saudara memiliki riwayat alergi
  • 5%-15% jika orang tua tidak memiliki riwayat alergi

Cara Mengatasi Alergi Anak

Untuk mengatasi alergi pada anak, IDAI telah merekomendasikan tata laksana berikut ini:
cara-mengatasi-alergi-pada-anak
Namun pada dasarnya, bagi bayi yang mengalami alergi, ada baiknya untuk memberikan air susu ibu (ASI) ekslusif selama 6 bulan pertama.

Soalnya menurut Prof. Budi, ASI mengandung alergen makanan dalam jumlah yang sangat sedikit dan mampu menekan toleran.

Bagaimana kalau si Kecil tidak mendapatkan ASI karena berbagai kondisi medis tertentu? Oleh Prof. Budi, sangat disarankan untuk memberikan susu formula hidrolisat parsial di mana protein pada susu formula ini dihidrolisis menjadi peptida dan asam amino rantai pendek.

Jika tidak, orang tua boleh memberikan suplemen kombinasi probiotik dan prebiotik yang merupakan salah satu nutrisi yang dapat mendukung sistem imun si Kecil dalam menurunkan risiko alergi.

Tentu saja, sebelumnya orang tua perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu 😉

Dampak Alergi

Tahukah kamu kalau dampak negatif alergi tidak hanya terjadi pada anak, tetapi juga pada keluarga dan masyarakat? Prof. Budi membagi setidaknya ada 4 dampak alergi, yakni kesehatan, ekonomi, gangguan tumbuh kembang, dan kondisi psikologi.

  1. Dari sisi kesehatan bisa meningkatkan risiko penyakit degeneratif, seperti obesitas, hipertensi, dan penyakit jantung.
  2. Dari sisi ekonomi bakal meningkatkan biaya pengobatan dan menambah biaya tidak langsung karena hilangnya pendapatan karena sering tidak masuk kerja, misalnya.
  3. Proses tumbuh kembang anak dengan alergi bakal bermasalah sebab hal ini berhubungan dengan jenis dan durasi pantang makanan.
  4. Dari sisi psikologi stres pada anak dan orang tua akan meningkat serta menurunkan kualitas hidup si Kecil.
Hal-hal terkait kondisi psikologi ini dipaparkan secara lengkap oleh Putu Andriani. Menurutnya, ada  3 hal yang berpengaruh pada aspek perkembangan anak saat mengalami alergi, yaitu fisik-motorik, sosial-emosional, serta kognitif-bahasa.

Fisik motorik terkait dengan segala hal seperti kesehatan, energi, motorik kasar, dan motorik halus. Sementara untuk sosial-emosional berhubungan dengan pertemanan, manajemen emosi, serta hubungan dengan orang tua. Untuk kognitif-bahasa bertautan dengan daya pikir, daya tangkap, serta bahasa verbal dan nonverbal si Kecil.

Sangat kompleks 'kan? 😑

cara-atasi-alergi-anak

Hal inilah yang menjadi alasan mengapa setiap orang tua perlu menanamkan semangat positif dan optimis bahwa pencegahan alergi dapat dilakukan sejak dini. Setiap orang tidak perlu panik jika gangguan kesehatan ini terjadi.

"Jangan berasumsi tentang penyebab alergi si Kecil dan lakukan validasi langsung dengan ahlinya," tegas Putu Andriani.

Jika seorang anak sudah mengalami alergi dan menyebabkan stres pada si Kecil dan ibu. Maka ayah pun bisa memerankan peran utama agar mereka tidak larut di dalam stres tersebut. Tau sendiri kan bahaya stres bisa seperti apa?

Bagaimana kalau ayah dan ibu juga mengalami stres?

Putu Andriani pun menyarankan untuk mencari support system, seperti komunitas yang juga mengalami kondisi yang sama.

Dengan begini, baik orang tua maupun anak bisa saling berbagi dan menguatkan. Kalau tidak memungkinkan, berkonsultasilah dengan psikolog.

Cegah Alergi Sejak Dini

cegah-alergi

Siapa bilang kalau alergi tidak bisa dicegah sejak dini? Melalui situs bit.ly/allergyriskscreener setiap orang bisa mengidentifikasi alergi yang kemungkinan bisa muncul pada si Kecil.

Aplikasi yang diluncurkan sejak Maret 2020 ini bakal membantu orang tua dan tenaga ahli dalam mendeteksi risiko alergi si Kecil, sehingga membantu pemberian edukasi mengenai pencegahan alergi sejak dini.

Selain itu, Allergy Risks Screener dari Nutriclub ini akan mempersingkat waktu konsultasi.

Penggunaan aplikasi digital gratis cukup mudah. Kamu hanya perlu menjawab pertanyaan dengan jujur sesuai kondisi yang dialami mama, paapa, dan saudara kandungan.

risiko-alergi-pada-anak

Oiya, Arif Mujahidin selaku Corporate Communication Director Danone Indonesia menjawab pertanyaan peserta virtual gathering dengan menyebutkan bahwa hasil tes alergi ini bisa dibawa ke dokter untuk dikonsultasikan.

Dengan begini, kamu pun bisa mencegah alergi pada si Kecil sedari ini.

***

Alergi pada anak mungkin tampak sepele. Nyatanya, kondisi ini bisa berbuntut panjang hingga ke masa depan si Kecil. Akan sangat sayang jika alergi tidak dideteksi dan ditangani sejak awal. Iya 'kan?

***

Nih buat jajan