Alinea: Dari Matahari Terbit Hingga Terbit Lagi


Kala langit masih gelap, namun lampu jalan depan rumah telah dimatikan. Alinea tiba-tiba menangis dengan lengkingan di ujungnya.

Begitu seterusnya hingga Ade meraihnya dan meletakkannya di dada. Jika masih haus, dia akan diam dan membenamkan kepalanya di dada. Jika tidak, matanya perlahan membuka.

Pukul 5 atau 5.30 pagi, Alinea akan bangun. Kedua matanya yang kecil akan menyipit melihat pendar-pendar cahaya lampu tidur. Ketika benar-benar telah terbangun, dia akan tengkurap dan meraih apapun yang ada di dekatnya.

Tidak jarang rambut orang yang tidur di sampingnya atau Al-Quran yang saya letakkan di atas kepalanya. Di usianya yang menginjak 6 bulan, Alinea senang sekali meraih, menggenggam,  dan memasukkannya benda-benda di tangannya ke mulut.

Pukul 07.00

Sekira pukul 6 saat langit masih remang-remang, saya akan mengajak Alinea keluar rumah. Tempat tinggal kami punya area lantai dua yang cukup luas, sehingga memungkinkan Alinea untuk melihat langit, pepohonan berdaun rimbun, dan tentu saja genting rumah.

Jika matahari sudah mengintip di waktu-waktu tersebut dan mengenai tubuhnya, dia akan memejamkan mata sambil tersenyum dan sesekali tertawa kecil seolah mensyukuri siraman matahari pagi. Halah!

Berbeda di 3 bulan pertamanya, Alinea kini membuat Ade dan saya sering kesulitan dalam memandikannya. Bagaimana tidak, popok, baju ganti, sabun, minyak telon, dan beragam perintilan mandinya berusaha ia raih.

Sebagai usaha, Alinea pun membalik dan memutar badannya. Padahal orang yang memandikannya juga harus berkutat dengan proses membuka baju, menyabuni, dan membersihkan bagian-bagian tubuhnya.

Sebelum Alinea mengenakan bajunya lagi, dia akan gelisah dan berteriak. Hal ini pun menjadi pertanda bahwa dia sudah ngantuk dan haus. Sayangnya, setelah mendapatkan ASI yang cukup, Alinea bisa saja tidak langsung tidur.

Kondisi ini benar-benar berbeda dari awal-awal kelahirannya yang belum banyak gerak.

Pukul 09.00

Jika semalam tidurnya telat, Alinea akan tidur di kisaran jam 9 pagi. Jika tidak, maka dia akan bisa terjaga hingga jelang zuhur.

Di saat seperti inilah kami menghabiskan waktu dengan memainkan semua permainan yang dia punya, mulai dari stroller hingga teether. Kalau sudah bosan dan matanya mulai memerah, Alinea bakal menjerit dan kalau tidak segera diatasi dia akan menangis.

Cara mengatasinya? Cukup dibaringkan dalam gendongan dan diberikan susu.

Di awal menjaga Alinea saya sempat kepikiran, "Menjaga anak bagi para ibu tentu akan lebih mudah karena dia punya puting dan asi untuk membuat anaknya diam."

Nyatanya hal tersebut bisa diubah jika yang menjaga anak adalah bapaknya. Kunci hanya susu dan sabar. 

Pukul 12.00

Kalau dulu Alinea tidur dua kali sebelum zuhur tiba, di usianya yang sekarang dia hanya tidur sekali. Paling sering di pukul 11 hingga adzan zuhur berkumandang. Kalau mengantuk berat, Alinea bahkan bisa tidur sampai jelang pukul 2.

Salah satu hal menyenangkan bagi saya saat ini adalah melihat Alinea tidur. Dia tampak sangat menikmati. Entah kenapa, wajahnya bahkan mengecil. Berbeda jika dia terjaga.

Selain menatapnya lekat-lekat, saya juga mengendap-endap mengerjakan banyak hal. Yang paling intens adalah menatap layar handphone sambil menggeser-gesernya. Berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya. Begitu seterusnya hingga Alinea terbangun minta susu.

Kamu tau? Saya sering merasa berdosa memainkan handphone di depan Alinea. Dia tampak selalu terbengong-bengong melihat saya atau Ade memegang benda ini. Tak jarang kami berbagi layar jika saya kasihan melihatnya sendirian.

Di waktu-waktu tidur Alinea ini saya kerap memanfaatkannya untuk bekerja, mengecek email kantor, dan membalas pesan-pesan yang masuk.

Jika Ade sedang tidak di rumah, saya menggunakan jam kantor untuk fokus menjaga Alinea.

Pekerjaan-pekerjaan kantor saya selesaikan di subuh atau malam hari. Jaga anak jalan, kerjaan kantor tak terabaikan.

Baca juga: Bekerja di Rumah

Pukul 15.00

Jelang sore hari, kami lagi-lagi akan bermain. Oh, Alinea sudah pandai memerhatikan kucing! Dia akan melihatnya lekat-lekat tanpa berkedip. Di kitaran tempat tinggal kami ada banyak kucing liar. Dua di antaranya, anak kucing dan ibunya paling sering main di depan pintu.

Saya sering melemparkannya sisa-sisa ikan, mereka akan melahapnya, dan Alinea bakal memerhatikannya secara saksama.

Saya kerap mempertanyakan isi kepala Alinea saat menonton kucing di teras.

Menjelang ashar Alinea bakal mengantuk dan kehausan. Sebelum benar-benar gelisah, saya akan memanaskan air dan mengajaknya untuk mandi. Sayangnya, sesudah mandi kantuk biasanya hilang. Dia segar kembali dan siap untuk diajak bermain.

Di rumah dengan dua kamar tidur, satu kamar mandi, sebuah area dapur ini kami menghabiskan waktu dengan bermain. Berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Tidak jarang saya kehabisan permainan.

Bagi saya orang dewasa, bermain berarti memainkan sebuah benda yang dirancang khusus untuk bermain, sehingga saya akan memperoleh kesenangan darinya.

Sementara Alinea sebagai seorang bayi tampaknya tidak butuh permainan dengan alat tertentu. Dari sinilah saya paham bahwa konsep bermain bagi kami benar-benar berbeda.

Dia bisa tertawa hanya dengan melihat pintu yang dibukatutup. Dia bisa terkagum-kagum hanya dengan melihat lampu yang dinyalamatikan.

Pukul 20.00

Jika sesudah mandi sore Alinea tidak tidur, maka dia biasanya akan tidur di jam-jam ini. Tentu saja kami akan bermain terlebih dahulu. Salah satu hal yang bisa membuatnya tertawa seolah diajak bermain adalah dengan salat di hadapannya.

Ketika waktu salat tiba saya akan meletakkannya di depan dengan posisi agak menyamping dan saya akan salat sambil diperhatikan olehnya.

Ade pernah merekam ekspresinya saat melihat saya salat dan dia selalu menunjukkan gigi bawahnya sambil menggumam.

Semudah itu bermain bagi dia.

Pukul 21.00

Alinea paling lambat akan tidur di jam ini. Selama tidur malam dia akan terbangun setiap beberapa jam untuk minum. Cara bangunnya tentu saja dengan menangis dan mata terpejam.

Sesudah kenyang, dia akan tertidur lagi hingga pukul 05.00. 

Kondisi bayi yang masih selalu berubah-ubah ternyata tidak membuat jam-jam dan aktivitas tersebut tepat.

Dia bahkan pernah dua tiga kali terbangun di pukul 23.00 dan bermain hingga pukul 02.00 pagi. Sungguh aneh 'kan?

Jika sudah begini, mau tidak mau saya atau Ade akan menemaninya. Sebab jika tidak ditemani bermain, dia akan menangis. Jika tidak bermain, dia tentu saja tidak akan capek dan kantuk tidak bakal tiba.

Begitulah jam-jam tersebut bergulir selama jelang 4 bulan belakangan. Dari matahari terbit hingga terbit lagi.

Yang perlu dijaga adalah semangat untuk bermain dan kesabaran menghadapi perubahan-perubahan yang terus terjadi pada bayi.

Memasuki Juli 2020, jadwal kerja Ade pun juga berubah. Selama 3 bulan terakhir, dia menghabiskan jadwal kerja di pagi hari dari pukul 07.00 hingga pukul 16.00.

Namun di bulan ini, malam dan sore pun sudah dijadwalkan, sehingga mau tidak mau hari-hari bakal lebih menantang.

Kira-kira Alinea bakal seperti apa, ya? 😅

***
 

Nih buat jajan