Hari ke-14: Film Pendek Berkisah Panjang?

Sedari bangun pagi, saya hanya menikmati air putih dan potongan-potongan coki-coki sambil menunaikan tugas-tugas sekolah yang belum kelar. Tak ada kelas hari ini (bagi saya). Menjelang siang, saya menerima pesan singkat dari teman yang mengajak saya membuat film pendek, namun sebelumnya, saya harus menamatkan beberapa film-film pendek yang ia rekomendasikan. Ada beberapa judul seperti, Hallo, Selamat Tinggal, Promise, (Jangan) Katakan Cinta!, Gadis di Ruang Tunggu, Sepeda, dan Boy Crush. Kesemuanya adalah jawara-jawara di LA Lights Indie Movies.

Dari beberapa film yang direkomendasikan, saya paling tertarik dengan kisah Gadis di Ruang Tunggu. Tokoh utama di film ini adalah Fedi Nuril dan Laudya Chyntia Bella. Sakit kepala yang luar biasa dirasakan Fedi Nuril membuatnya harus ke praktik dokter, sambil menunggu antrian ia tidak henti-hentinya mengeluh. Tentang kehidupannya dan proyeknya yang selalu gagal tender. Semuanya ia kisahkan kepada Laudya Chyntia Bella.

Perilaku Fedi Nuril di film ini mengingatkan saya sebuah sajak dari W.S Rendra berjudul Sajak Seorang Tua Untuk Istrinya yang ia tulis di tahun 1972-an.

Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh
Hidup adalah untuk mengolah hidup
bekerja membalik tanah
memasuki rahasia langit dan samodra
serta mencipta dan mengukir dunia.

Lantas, apa hubungannya kisah Fedi Nuril dengan judul Gadis di Ruang Tunggu? Ada baiknya kalau kamu sendiri yang menjadi saksi betapa film pendek ini ternyata punya kekuatan untuk berkisah lebih panjang dan membuat kita merenungi hidup-hidup indah yang diberikan oleh Tuhan. Semoga kita sependapat, selamat menonton! J

Nih buat jajan