ORANGEFEST, sebuah perayaan kreatifitas.
Adalah
sebuah “tamparan” ketika bulan lalu mendapati
balasan via bbm dari panitia
Kriyasana Mahasiswa Desain Grafis Indonesia ke 10 yang juga berstatus sebagai
mahasiswa desain komunikasi visual Institut Kesenian Jakarta. Mereka membalas
pesan ketika saya menanyakan prosedur keikutsertaan dalam KMDGI X yang
berlangsung di Galeri Nasional, April lalu.
Menyelisik perkembangan desain grafis di Makassar dari aspek akademis memang adalah sebuah hal baru. Untuk institusi yang melaksanakan program khusus desain di Makassar ada tiga yakni Universitas Negeri Makassar dengan S1 desain komunikasi visual, Institut Kesenian Makassar dengan D3 desain komunikasi visual yang sama-sama beroperasi di tahun 2008. Sementara tahun 2011 lalu, baru saja dibuka Politeknik Media Kreatif dengan program studi D3 desain grafis.
Menyelisik perkembangan desain grafis di Makassar dari aspek akademis memang adalah sebuah hal baru. Untuk institusi yang melaksanakan program khusus desain di Makassar ada tiga yakni Universitas Negeri Makassar dengan S1 desain komunikasi visual, Institut Kesenian Makassar dengan D3 desain komunikasi visual yang sama-sama beroperasi di tahun 2008. Sementara tahun 2011 lalu, baru saja dibuka Politeknik Media Kreatif dengan program studi D3 desain grafis.
Selain dari aspek akademis, mari
menyelisik aspek komunitas. Komunitas desain grafis pertama di Makassar yang
berbasis di kampus adalah D’GRAPH STIMIK Dipanegara yang berdiri tahun 2008,
kemudian muncul GRADIENT di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas
Hasanuddin, serta PIXEL di UIN ALAUDDIN. Tiap waktu, mereka tak henti-hentinya
berkarya dan berkegiatan sebagai pembuktian eksistensi mereka.
2011 merupakan titik awal
pergerakan mahasiswa desain komunikasi visual (DKV) fakultas seni dan desain
(FSD) Universitas Negeri Makassar (UNM) dengan menggelar pameran fotografi
montase. Pameran ini digawangi oleh para mahasiswa DKV angkatan 2008 dan 2009 yang
notabene merupakan angkatan pertama dan kedua di DKV UNM dengan jumlah yang tak
banyak. Keinginan mereka untuk mengenalkan DKV secara luas memacunya untuk
berpameran keluar dari lingkup UNM yakni di Benteng Fort Rotterdam Makassar.
2010 adalah tahun kekosongan di FSD
UNM, tidak adanya tambahan mahasiswa membuat mandeknya eksplorasi ide. Tetiba di
2011, DKV FSD UNM memiliki kelurga baru, merekalah angkatan ketiga. Berusaha bersatu,
mengumpulkan semangat, mencurahkan ide, hingga memasuki awal tahun 2012, sebuah
kegiatan bertajuk festival mulai digarap. Kembali, keinginan untuk mengenalkan
dunia DKV kepada khayalak di Makassar membuat semangat terus dipompa. Selain
itu, menjamurnya pelbagai komunitas memacu keinginan untuk mengumpulkannya
dalam suatu tempat dalam suatu waktu.
Sebab, ketika kita ingin menilik mata
kuliah-mata kuliah di DKV dengan komunitas-komunitas yang menjamur, ada semacam
kemiripan. Terlihat sebagai suatu pengejawantahan akan mata kuliah. Lalu,
mengapa kita tidak membaur dengan mereka? Ketakutan terbesar saya adalah ketika
otodidak jauh lebih hebat eksplorasi ide dan skill dibanding akademisi DKV.
Entahlah…
ORANGEFEST untuk pertama kalinya
digelar tepat di awal Mei 2012 di halaman rektorat UNM Gunungsari. Sekira dua
puluh-an komunitas se Makassar turut andil dalam kegiatan ini. Berkumpul,
berkarya bersama dalam sebuah ajang perayaan kreativitas. Ketika berhasil
mengumpulkan pelbagai komunitas dalam satu tempat dalam satu waktu dengan latar
belakang umur dan pendidikan yang berbeda untuk berkarya dan berpameran bersama,
bukankah itu adalah semacam sebuah orgasme bagi orang-orang yang bergerak di
dunia kreatif? Selain, menghadirkan walikota Makassar untuk membuka acara kami
juga berhasil menghadirkan pembicara yang identitasnya telah dikenal dipercaturan
DKV nasional.
Kurangnya bahkan hampir tidak
adanya kucuran dana dari institusi memaksa kami memutar otak, berpikir kreatif mengerahkan
semua daya dan upaya demi pembuktian eksistensi kami sebagai mahasiswa DKV FSD
UNM. Bahkan, ORANGEFEST ini sendiri ini sudah seperti sebuah candu. Jika ia adalah
wanita dan kami adalah pria, maka kami jatuh cinta pada pandangan pertama. Kami
rela tidak tidur untuk menunggu bertemu kembali dengan wanita pujaan kami.
Hingga akhirnya, kurang lebih
tiga puluh hari lagi, saya ingin menegaskan bahwa bersiaplah untuk menyambut kembali
kedatangan wanita ini, bersiaplah kembali untuk sebuah perayaan akan
kreativitas dengan kemasan yang akan jauh berbeda dari sebelumnya. Semoga
ketika berakhirnya ORANGEFEST#2 akan muncul ide-ide baru, akan muncul
pemikiran-pemikiran baru terhadap desain komunikasi visual di Makassar.
Sehingga orang-orang di luar Makassar yang lebih dulu mencicipi dunia DKV tidak
akan lagi mempertanyakan keberadaan DKV di Makassar dan yang terpenting adalah berdayaguna
terhadap masyarakat. Semoga!
Makassar, 10 April 2013
Makassar, 10 April 2013
Post a Comment