Biaya Melahirkan di Jakarta

biaya-lahiran-di-jakarta

Pokoknya kalau melahirkan, siapkan dulu uangmu 40 juta!”

Begitu kalimat yang ditekankan oleh seorang kawan kuliah yang lebih dulu menikah dan menjalani proses lahiran dibanding saya. Kami sedang menikmati makan malam dengan seorang kawan lainnya kala itu.

Di warung pece lele kitaran Jalan Pettarani, Makassar, dia merinci dengan detail 40 juta itu. Sebagian untuk membayar ongkos bersalin, selebihnya untuk mengongkosi kambing dan jamuan untuk tamu undangan aqiqah yang datang.

Kawan ini juga bercerita tentang bagaimana dia mengumpulkan uang untuk lahiran.

Selama setahun dia benar-benar menghilang dari radar kami. Di grup WhatsApp dia tidak ada, di Instagram dia tidak lagi memposting foto-foto. Bahkan tidak sedikit kawan yang mencarinya untuk berbagai keperluan.

“Berarti kalau begitu, Jakarta lebih mahal lagi dong? Harus saya siapkan lebih dari 40 juta kalau begitu,” timpal saya.

Soalnya, harga yang dibeberkannya tersebut adalah harga melahirkan dan aqiqah di Makassar. Dia memang tidak mendaftarkan diri di BPJS sehingga seluruh proses bersalinnya masuk umum tunai.

Omong-omong tentang BPJS, seorang kawan lainnya yang jauh lebih dulu menjalani seluruh proses ini mengaku tidak percaya BPJS. Selain pelayanan kurang maksimal yang bakal didapatkannya, dia juga enggan membayar uang bulanan ke badan tersebut.

Alhasil, dia harus menyetor uang tunai Rp20 juta ke klinik saat istrinya melahirkan dengan metode cesar.

Saya barangkali beruntung dibandingkan dengan kedua kawan ini. Harga yang saya bayarkan setelah menjalani seluruh proses ini lebih murah. Hal ini pun bisa jadi tips buat kamu para suami yang istrinya bakal melahirkan di Jakarta.

Soalnya apa-apa di Jakarta; kata orang—mahal.

Salah satu keluarga kami, dua tahun lalu, lahiran di sebuah rumah sakit di kawasan Menteng. Tau gak dia bayar berapa? Rp80 juta shay. Sadis kan?

Tips Lahiran Murah Di Jakarta

biaya-lahiran-di-jakarta

Yang perlu dicatat, sebelum atau setelah menikah, proses punya anak ini memang harus dipikirkan baik-baik. Memang sih, ada yang bilang, “Semua ada rejekinya,” tapi kalau urusan finansial ini tidak direncanakan dengan matang, ya bakal repot juga.


Ingat, 9 bulan usia kehamilan itu adalah waktu yang sebentar—yang memerlukan biaya yang juga tidak sedikit. Sebagai pendamping, kamu harus menyiapkan sang istri makanan bergizi, termasuk buah-buahan yang di Jakarta harganya mahal 

Saya sering kali membeli buah naga, alpukat, dan apel seharga Rp150 ribu sampai Rp250 ribu untuk konsumsi dua minggu. Nah, bisa dihitung sendiri dong totalnya pengeluaran untuk buah selama hamil. Trus, tidak jarang seorang istri mengidam-idamkan makanan yang juga tidak murah.

Oh, saya harus mengakui ini kalau kami bukan pasangan yang jago makan. Kalau berburu makanan enak dan murah di Go Food atau Grab Food kami ahlinya. Selain makanan, ada juga susu hamil yang saban waktu harus standby di dapur. Semua hal ini demi menunjang proses kehamilannya agar berjalan lancar.

Kan kalau ada masalah, bakal lebih mahal lagi ongkosnya.

Oiya, balik lagi. Sebelum dan selama proses kehamilan istri, saya memang bekerja di perusahaan yang punya asuransi untuk setiap karyawannya. Tidak hanya itu, ada juga asuransi untuk pasangan dan anak yang diberikan oleh perusahaan.

Saya pun jadi sangat tertolong dengan hal ini.

Dulu, setiap bulan selama 9 bulan kami ke dokter untuk memeriksakan kondisi janin. Untuk pemeriksaan kandungan lengkap dan cek laboratorium kami melakukannya dua kali. Hal ini berdasarkan saran dari dokter kandungan kami.

Sekedar info nih, kami tidak pernah berpindah-pindah dokter selama 9 bulan dan rumah sakit yang kami tempati adalah Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita. Kebetulan Ade juga bekerja di sana 😬

Oh, satu lagi! Tips memilih dokter kandungan adalah pilihlah dokter yang pro lahiran normal.

Saya telah merasakan hal ini di mana sang dokter dengan sabar menunggui kami selama 31 jam agar proses bersalin bisa dilakukan dengan normal. Pak dokter pun tampak tidak buru-buru ingin mengeluarkan bayi dengan cara cesar.

Dengan melahirkan normal, biaya bersalin pun jadi lebih murah. Etapi, kamu tidak boleh ambil risiko untuk memaksakan lahiran normal, ya. Selalu ikuti saran dari dokter.

Biaya proses lahiran yang ditanggung oleh asuransi, membuat saya harus membayar tidak sebesar pengeluaran kedua teman saya tadi. Dari total tagihan, saya hanya membayar kurang lebih Rp1.4 juta sebab Rp9 juta dicover oleh pihak asuransi.

Sementara untuk sang bayi; karena dia harus dirawat khusus selama 4 hari, saya harus merogoh kocek sebesar kurang lebih Rp3.4 juta. Soalnya, Rp3.1 juta dibayarkan asuransi dan biaya yang saya bayarkan ini adalah beberapa pengobatan yang memang tidak masuk dalam perlindungan asuransi.

Jika dijumlahkan, total tagihan yang saya bayarkan adalah kurang lebih Rp4.8 juta 😳

Murah kan? Makanya, salah satu cara agar bisa lahiran murah di Jakarta adalah dengan bekerja sebaik mungkin di sebuah perusahaan yang menyediakan asuransi untuk pasangan dan anak. Atau jika kamu tidak ingin bekerja, belilah produk asuransi kesehatan.

***

Nih buat jajan