Hubungan Anak Alergi Susu Sapi dengan Stunting

hubungan anak alergi susu sapi dengan stunting

Ketika menuliskan konten mengenai hubungan anak alergi susu sapi dengan stunting, saya mengingat Maya. Ia adalah anak perempuan berusia 3 tahun di sebuah desa yang tenang di Sulawesi Selatan.

Tak banyak yang paham bahwa di balik senyumannya yang cerah ada sebuah tantangan yang harus dia hadapi setiap hari: alergi susu sapi. Bagi teman sepermainannya, mengonsumsi minuman susu dan produk susu lainnya adalah hal biasa.

Tapi bagi Maya, susu dan produk susu lainnya adalah hal yang dihindarinya. Selain menimbulkan gejala alergi yang tidak nyaman, Maya dan keluarganya tidak menyadari bahwa alergi susu sapi yang dia derita juga memiliki potensi dampak yang serius pada pertumbuhan dan perkembangannya.

Stunting; kondisi pertumbuhan terhambat, mulai muncul sebagai bayang-bayang yang menghantui.

Webinar Bicara Gizi

hubungan anak alergi susu sapi dengan stunting

Di tempat yang berbeda, beberapa hari yang lalu saya mengikuti Bicara Gizi: Kaitan Anak Alergi Susu Sapi dengan Sunting. Beberapa narasumber dalam webinar ini, yaitu:

  • dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, MPH, dokter spesialis anak dan Founder Tentang Anak sebagai moderator
  • Dr. dr. Zahrah Hikmah, Sp.A (K), dokter spesialis anak konsultan alergi imunologi sebagai narasumber
  • Cacha Thaib, influencer dan ibu dengan anak alergi susu sapi sebagai narasumber
  • Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia

Supaya kita lebih paham mengenai, berikut penjabaran webinar yang dilaksanakan oleh Danone Specialized Nutrition Indonesia.

Apa Itu Alergi Susu Sapi?

Dr.dr Zahrah Hikmah, Sp.(A)K, dokter spesialis anak konsultan alergi imunologi, menjelaskan bahwa alergi adalah reaksi yang tidak diinginkan dan diperantarai oleh sistem daya tahan tubuh. Sementara alergi susu sapi adalah alergi makanan yang diperantai secara imunologis terhadap protein susu sapi.

Alergi susu sapi memakan waktu lebih lama untuk sembuh, tetapi lebih mudah didiagnosis. Angka kejadian alergi susu sapi 0,5-7,5 persen dan kejadiannya akan berkurang seiring pertambahan usia seorang anak.

Penyebab Alergi

Melanjutkan penjelasan dokter Zahrah bahwa ada beberapa penyebab alergi atau alergen dari satu kejadian alergi susu sapi, yakni:
  • Makanan atau sesuatu yang terhirup, misalnya susu sapi, kacang kedelai, kacang tanah, kacang mente.
  • Makanan laut, gandum, telur, dan ikan.
  • Debu atau tungau
  • Kotoran kecoa
  • Serpihan kulit binatang
  • Jamur

Faktor Risiko Alergi Susu Sapi

Selain memahami penyebab alergi susu sapi di atas, ada beberapa faktor risiko anak mengalami alergi susu sapi. Paham mengenai faktor risiko alergi susu sapi pada anak akan membantu orang tua dalam melakukan pencegahan.

Salah satu di antara faktor risiko tersebut, yakni faktor genetik atau apabila salah satu di antara kedua orang tua anak juga punya alergi. Jika anak punya saudara kandung yang mengalami alergi, maka dia juga berisiko mengalami alergi.

Pertanyaannya, apakah ketika orang tua dan saudara kandung tidak ada yang mengalami alergi menandakan bahwa anak tidak akan mengalami alergi susu sapi? Dokter spesialis anak konsultan alergi imunologi, dr. Zahrah menyebutkan bahwa anak tetap punya risiko 5-10 persen.

Gejala Alergi Susu Sapi

Nah, setelah memahami penyebab dan faktor risiko alergi susu sapi, kita juga perlu paham mengenai gejala alergi susu sapi. Dengan memahami gejala alergi susu sapi, maka akan membantu kita mengenali apakah seorang anak mengalami reaksi alergi susu sapi atau mungkin hanya intoleransi laktosa.

Beberapa gejala alergi susu sapi tersebut antara lain:
  • Saluran cerna, misalnya diare atau kolik infantil
  • Kulit, misalnya eksim, urtikaria atau dermatitis atopik
  • Saluran nafas, asma atau rhinitis
  • Anafilaksis, misalnya anak mendadak biru, tekanan darah turun, atau bahkan tiba-tiba pingsan.

Cara Tes Alergi Susu Sapi pada Anak

hubungan anak alergis susu sapi dengan stunting

Sampai di sini kamu mungkin bertanya-tanya, "Bagaimana cara mendeteksi alergi susu sapi sebelum ke dokter?"

Di rumah, masih dari penjelasan dr. Zahrah; kamu bisa mengingat-ingat apakah anak memakan sesuatu atau menyentuh sesuatu, ia bersin, batuk atau bahkan mengucek mata setelahnya. Selain itu, kita juga bisa mendeteksinya melalui pemeriksaan fisik, misalnya apakah dia kepanasan, kedinginan, atau berlari ia sesak nafas.

Semua hal tersebut bisa jadi penyebab alergi susu sapi.

Cara mendiagnosisnya pun bisa dengan langsung membawanya ke dokter. Di dokter, kita sebaiknya menceritakan semua riwayat penyakit dan apakah yang dilakukan atau dikonsumsi sebelum gejala ini muncul.

Dari sini, dokter akan melakukan uji alergi berupa uji eliminasi dan provokasi pada anak. Untuk mengonfimasi adanya alergi susu sapi.

Apakah Alergi Susu Sapi Bisa Sembuh?

Pertanyaan ini sebenarnya sudah dijawab di atas. Namun, menurut penjelasan dr. Zahrah bahwa alergi susu sapi bisa sembuh sendiri seiring pertumbuhan anak.

Di tahun pertama, alergi susu sapi bisa membaik sekitar 55 persen. Di tahun kedua, masalah ini membaik sebesar 60-75 persen. Bahkan di tahun ketiga, presentase alergi susu sapi bisa sembuh mencapai 100 persen.

Hubungan Anak Alergi Susu Sapi dengan Stunting

Sebelum lanjut ke pembahasan ini, perlu dipahami bahwa sunting adalah anak tidak bisa tumbuh atau pertumbuhannya berhenti.

Apa penandanya? Kondisi stunting biasanya ditandai oleh tinggi badan anak di bawah rata-rata atau anak sangat pendek.

Namun, perlu dipahami juga bahwa tidak semua anak pendek itu mengalami stunting. Untuk mendiagnosanya diperlukan pengukuran tumbuh kembang, berat badan, lingkar lengan, atau lingkar kepala.

Apakah stunting bahaya?

Pada dasarnya, stunting adalah anak kurang gizi dalam jangka waktu yang lama dan hal ini tentu saja mengganggu kecerdasan anak. Jika sudah begini, maka masa depan anak juga bisa bermasalah.

hubungan anak alergi susu sapi dengan stunting

Dari sini, perlu disimpulkan bahwa mendeteksi dini dan tatalaksana alergi susu sapi sangat penting. Prinsip utama terapi adalah menghindari segala bentuk produk susu sapi. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan termasuk stunting dapat dihindari dengan tatalaksana anak alergi susu sapi yang tepat.

Perlu diperhatikan pula bahwa pemberian formula pengganti harus disesuaikan dengan kondisi pasien sesuai rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Terakhir, monitoring tumbuh kembang pada anak alergi susu sapi wajib dilakukan secara berkala.

***

Nih buat jajan