Polusi Udara Adalah Alarm untuk Transisi Energi

polusi-udara-jakarta

"Bagaimana jika anak-anakku nanti tidak merasakan fasilitas yang aku rasakan sekarang? Itulah yang menjadi titik balik mengapa saya harus belajar lagi tentang energi," Verena Puspawardani, Program Direktur Coaction Indonesia.

Sebagai bapak muda dengan anak dua orang anak saya sepakat dengan pernyataan ini.

Bayangkan, saya menuliskan catatan ini di apartemen yang terang benderang.

Laptop yang saya gunakan tercolok ke listrik di samping kiri saya. Di samping kanan saya ada kulkas yang menyala dan di atasnya ada AC yang disetel dengan suhu 28 derajat Celcius. Di belakang saya ada Wi-Fi yang menyala 24 jam selama 7 hari berturut-turut.

Untuk urusan energi listrik, saya merasa cukup untuk semuanya.

Hal yang menjadi ketakutan saya adalah di masa depan, kedua anak saya; tidak mendapatkan hal yang sama untuk urusan energi listrik. Bisa jadi karena listrik yang bahannya diambil dari batu bara ini sudah habis.

Apalagi, di Jabodetabek hari ini, isu polusi yang disebabkan oleh PLTU batu bara tengah jadi perbincangan hangat. Orang-orang menuding bahwa polusi udara yang terjadi di Jabodetabek adalah penyebab utamanya. Benarkah demikian?

Mari mempelajarinya dari Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) 2023 yang dilaksanakan di Hotel Kempinski, Jakarta, kemarin.

Apa Itu Energi Listrik dan Dari Mana Sumbernya?

transisi-energi

Energi listrik adalah energi yang digunakan untuk menjalankan berbagai peralatan dan lampu di rumah kita, seperti lampu, komputer, hape, dan mesin cuci. Ini adalah jenis energi yang kita gunakan sehari-hari.

Sumbernya? Hingga saat ini, sumber utama energi listrik adalah dari energi tak terbarukan yang berasal dari batu bara, minyak bumi, hingga gas alam.

Nah, bagian ini yang perlu dipahami.

Energi tak terbarukan ini butuh waktu yang sangat lama untuk bisa tersedia kembali. Kenapa? Karena sumbernya berasal dari fosil tumbuhan dan hewan yang sudah terkubur jutaan tahun di dalam bumi. Makanya, energi tak terbarukan ini disebut juga sebagai energi fosil.

Alternatif Sumber Energi Selain Energi Fosil

energi-terbarukan

Adakah cara lain mengisi daya hape tanpa menggunakan listrik yang bersumber dari batu bara, minyak bumi, atau gas alam?

Ada dong. Namanya, energi bersih atau terbarukan.

energi-fosil-dan-energi-terbarukan

Energi bersih atau terbarukan adalah energi yang berasal dari alam dalam jumlah yang tidak terbatas. Sinar matahari dan angin misalnya, adalah sumber yang selalu ada. Contoh lain energi terbarukan adalah energi panas bumi dan energi air.

Bayangkan, hari demi hari matahari bersinar, angin bertiup, dan sungai mengalir tanpa henti menyediakan sumber energi bagi kita.

Nah, jika sinar matahari atau angin bertiup ini yang kita gunakan sebagai sumber energi; jelas kita tidak akan kehabisan energi. Beda dengan energi tak terbarukan tadi yang bisa habis kapan saja.

Oh iya, kamu juga perlu tahu bahwa dengan hadirnya energi bersih, maka besar kemungkinan akan bermunculan juga berbagai pekerjaan hijau.

Pekerjaan hijau mengacu pada pekerjaan atau profesi yang berfokus pada pelestarian lingkungan, pengurangan dampak negatif terhadap alam, dan mendukung praktik berkelanjutan. Pekerjaan hijau bertujuan untuk melindungi sumber daya alam, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan mempromosikan ekonomi hijau.

Apa yang Terjadi Jika Kita Tetap Pakai Energi Fosil?

indonesia-sustainable-energy-week-jakarta

Aswita Wulandari Saragih, Corporate Citizenship Specialist, Schneider Electric Indonesia,  di sesi TEDtalk dan Tanya Jawab ISEW 2023 menampilkan presentasi video krisis bencana berupa kekeringan di Gironde Prancis, banjir di Death Valley Amerika, serta gletser dan lautan es yang mencair di Pegunungan Alpen.

“Hal ini yang menjadi alasan mengapa kita banyak membicarakan Sustainable Energy karena karena kita tidak ingin kesalahan yang sama terjadi dan kita ingin memperbaiki perilaku kita kepada planet,” Aswita Wulandari Saragih.

Jika kita terus menggunakan energi fosil tanpa melakukan dekabornisasi atau mengurangi ketergantungan kita pada jenis energi ini, maka ada beberapa konsekuensi yang akan terjadi, di antaranya:

  • Perubahan Iklim: Salah satu dampak terbesar adalah perubahan iklim. Pembakaran bahan bakar fosil, seperti minyak, gas alam, dan batu bara, menghasilkan emisi gas rumah kaca, terutama karbon dioksida. Gas-gas ini menjebak panas di atmosfer dan menyebabkan suhu global naik, mengakibatkan perubahan iklim yang ekstrem, seperti cuaca yang lebih panas, banjir, kekeringan, dan kenaikan permukaan laut.
  • Polusi Udara: Energi fosil juga menghasilkan polusi udara yang dapat merugikan kesehatan manusia. Gas-gas dan partikel berbahaya seperti sulfur dioksida, nitrogen oksida, dan partikel halus dapat menyebabkan masalah pernapasan, penyakit jantung, dan bahkan kematian.
  • Kerusakan Lingkungan: Eksploitasi dan pengeboran untuk sumber energi fosil dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius, seperti kerusakan hutan, pencemaran air, dan kerusakan ekosistem.

Untuk mengatasi masalah ini, banyak negara sedang beralih ke energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Energi terbarukan seperti matahari, angin, dan air dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan kualitas udara, dan mengurangi dampak lingkungan negatif.

Jadi, mengurangi penggunaan energi fosil adalah langkah penting untuk menjaga planet kita dan masa depan yang berkelanjutan.

Mengapa Transisi Energi Penting?

jakarta-polusi-udara

Agak sulit untuk membayangkan Indonesia sebagai bebas dari energi fosil. Sebab menurut data Badan Energi Internasional (IEA) 2020: Indonesia adalah salah satu penyedia bahan bakar fosil Indonesia terbesar di dunia.

Berhenti menjadi pemberi subsidi kepada dunia berarti berhenti punya income yang besar.

Namun, hingga saat ini saya juga agak sulit membayangkan bagaimana kedua anak saya nantinya tidak mampu mengakses listrik seperti saya mengakses listrik hari ini. Makanya, transisi energi ini adalah solusi untuk masa depan energi dunia.

Nah, perlu dipahami bahwa Pemerintah Indonesia dan Jerman sudah bekerjasama dalam hal energi selama lebih dari tiga puluh tahun.

Mereka saling bantu dan berikan dana untuk proyek-proyek yang membuat listrik dari sumber-sumber alam seperti matahari dan angin.

Mereka juga kerjasama untuk membuat lapangan kerja baru dan melatih orang. Selain itu, mereka juga berbicara dengan kelompok masyarakat untuk mendapatkan masukan terkait transisi energi.

Oiya, buat kamu yang belum paham. Jadi, transisi energi ini adalah kita berpindah dari mengandalkan bahan bakar fosil seperti minyak, gas alam, dan batu bara; ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, seperti matahari, angin, air, atau biomassa.

Saat ini, Indonesia berusaha untuk mengurangi polusi dan memerangi perubahan iklim dengan beralih ke energi yang lebih bersih. Langkah ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang untuk Indonesia dan komitmen untuk tidak menghasilkan lebih banyak polusi karbon pada tahun 2060.

Kerja sama antara Jerman dan Indonesia bertujuan untuk membantu Indonesia mencapai tujuannya dalam energi dan lingkungan, dan menyelesaikan masalah yang ada di Indonesia.

Proses Percepatan Transisi Energi

indonesia-sustainable-energy-week

Yang perlu jadi catatan adalah, meski kita sudah mulai berposes, tapi, menurut penjelasan Aswita Wulandari Saragih di ISEW 2023 adalah kita perlu berposes lebih cepat lagi.

Seberapa cepat? Tiga kali lebih cepat.

Kita sudah berhasil keluar dari kenaikan 6 derajat Celcius menjadi 2,5 derajat Celcius. Namun, bukan itu yang kita sepakati di The Paris Agreement, menurut Aswita. Kita hanya boleh mengalami kenaikan suhu maksimal 1,5 derajat Celcius.

Apa yang bisa kita lakukan di rumah masing-masing untuk hal ini? Beberapa di antaranya, yakni:

  • Hemat Energi: Matikan peralatan elektronik saat tidak digunakan, periksa isolasi rumah untuk mengurangi kebocoran udara, dan gunakan lampu LED yang lebih efisien.
  • Perhatikan Penggunaan Air: Hemat air dengan memperbaiki keran yang bocor dan mengurangi penggunaan air saat mandi atau mencuci piring.
  • Beralih ke Transportasi Umum: Gunakan transportasi berkelanjutan seperti bersepeda, berjalan kaki, atau kendaraan umum.

Ingat, polusi udara Jabodetabek beberapa bulan belakangan adalah alarm untuk kita melakukan dekabornisasi dan transisi energi serta mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dan gas rumah kaca lainnya yang dihasilkan oleh berbagai aktivitas sehari-hari; yang secara tidak sadar kita lakukan.

Sebab balik lagi ke istilah, kalau bukan sekarang, kapan lagi? Dan kalau bukan kita, siapa lagi?

***

Nih buat jajan