Adrian Kena Tipu: Betapa Bahayanya Social Engineering

bahaya social engineering

Beberapa waktu lalu, saya mendengar cerita yang sangat mengejutkan dari seorang teman kantor, Adrian.

Adrian, seorang pria berusia 30-an yang tinggal di sebuah apartemen kecil di pinggiran kota Jakarta. Dia bekerja sebagai pegawai di sebuah perusahaan teknologi dan selalu terhubung dengan dunia digital. Adrian adalah tipe orang yang sangat percaya pada teknologi dan sering kali menggunakan berbagai layanan online untuk mempermudah hidupnya; termasuk pesan makanan atau jalan ke mana-mana.

Awal Mula Penipuan

Tren Global Kasus Social Engineering

Suatu hari, saat sedang istirahat makan siang di kantornya, Adrian menerima sebuah pesan di WhatsApp dari nomor yang tidak dikenal.

Pesan tersebut menginformasikan bahwa dia telah memenangkan hadiah undian dari sebuah toko online terkenal. "Selamat, Anda memenangkan hadiah senilai 10 juta rupiah! Klik tautan berikut untuk klaim hadiah Anda," bunyi pesan tersebut.

Adrian, yang memang sering belanja online, merasa penasaran dan senang. Tanpa berpikir panjang, dia pun mengklik tautan tersebut dan diarahkan ke sebuah situs yang tampak sangat meyakinkan.

Proses Penipuan

Adrian mengikuti semua instruksi di situs tersebut, termasuk memasukkan informasi pribadi dan data rekening banknya. "Wah, kalau beneran dapet 10 juta, bisa healing ke Bali lagi nih," pikirnya sambil tersenyum.

Keesokan harinya, saat Adrian sedang bersiap-siap untuk berangkat kerja, dia menerima telepon dari seorang yang mengaku sebagai perwakilan dari bank. "Pak Adrian, kami mendeteksi aktivitas mencurigakan di rekening Anda. Mohon segera verifikasi data Anda untuk mengamankan rekening," kata suara di telepon.

Adrian, yang merasa panik, segera mengikuti instruksi dari penelepon tersebut dan memberikan informasi tambahan yang diminta. Setelah selesai, Adrian merasa sedikit lega, berpikir bahwa masalah sudah teratasi.

Namun, beberapa jam kemudian, saat sedang bekerja, Adrian menerima notifikasi dari Bank BRI bahwa sejumlah besar uang telah ditransfer dari rekeningnya.

"Astaga! Apa yang terjadi?" Adrian bergegas membuka BRImo di hapenya dan melihat saldo rekeningnya hampir kosong.

Kepanikan Adrian

bahaya social engineering

Dalam kepanikan, Adrian segera menghubungi Bank BRI dan menjelaskan situasinya. Setelah beberapa saat, petugas bank memberitahunya bahwa dia kemungkinan besar menjadi korban penipuan social engineering.

"Maaf, Pak Adrian. Data yang Anda berikan telah disalahgunakan oleh pelaku. Kami akan melakukan investigasi lebih lanjut, tapi prosesnya bisa memakan waktu," kata petugas bank tersebut.

Adrian merasa hancur. Semua tabungannya untuk liburan dan kebutuhan sehari-hari raib seketika. "Gimana bisa gue sebodoh ini?" gumamnya penuh penyesalan.

Kasus Social Engineering Lainnya

"Adrian, kenapa muka lo pucat gitu?" tanya Lisa, rekan kerjanya yang melihat Adrian tampak stres.

"Rekening gue kena hack, Lis. Duit gue hampir habis semua," jawab Adrian dengan suara gemetar.

"Aduh, kok bisa? Lo klik tautan aneh atau kasih data ke orang yang gak dikenal ya?" tanya Lisa khawatir.

"Iya, ada pesan undian sama telepon dari yang ngaku bank. Gue nggak nyangka bakal gini," balas Adrian.

"Ya ampun, gue ngerti perasaan lo. Keluarga gue juga pernah kena kayak gitu," kata Lisa, menghela napas. "Bokap gue waktu itu dapat telepon yang bilang kalau gue kecelakaan dan butuh duit buat operasi darurat. Bokap panik dan langsung transfer ke rekening yang dikasih si penelepon."

"Astaga, terus gimana?" tanya Adrian dengan mata terbelalak.

"Untungnya, ayah gue langsung sadar setelah transfer. Dia langsung lapor ke polisi dan bank. Tapi uangnya nggak semuanya bisa kembali," jelas Lisa. "Makanya sekarang kita semua di rumah lebih hati-hati sama telepon atau pesan yang nggak jelas asalnya."

Survei yang diterbitkan di jurnal MDPI, serangan social engineering memanfaatkan kecenderungan alami manusia untuk mempercayai orang lain. Penipuan ini menargetkan individu dan perusahaan untuk mendapatkan data sensitif seperti nomor kartu kredit, kata sandi, dan informasi pribadi lainnya.

Pelajari Social Engineering

Melindungi Diri dari Social Engineering

Adrian merasa harus melakukan sesuatu untuk mencegah hal ini terjadi lagi. Dia mulai mencari informasi tentang social engineering dan bagaimana melindungi diri dari serangan semacam itu. Dia juga nonton banyak video tentang keamanan digital di Youtube.

Di video-video tersebut, Adrian belajar banyak tentang cara mengenali tanda-tanda penipuan online dan pentingnya menjaga kerahasiaan informasi pribadi. "Kita harus selalu skeptis dan berhati-hati saat menerima pesan yang tidak jelas asal-usulnya," kata seorang Youtuber.

Setelah nonton banyak video, Adrian memutuskan untuk berbagi pengalamannya dengan teman-teman dan keluarganya agar mereka tidak mengalami hal yang sama. Dia menulis postingan di Instastorynya tentang pengalamannya dan memberikan tips untuk menghindari penipuan online.

Akhir yang Bahagia

dampak buruk social engineering

Beberapa minggu kemudian, Adrian mendapat kabar dari Bank BRI bahwa sebagian uangnya berhasil dikembalikan. Meskipun tidak semua, dia merasa sedikit lega. Adrian juga menerima banyak dukungan dari teman-temannya yang terinspirasi oleh keberaniannya berbagi cerita.

Adrian belajar untuk lebih berhati-hati dan selalu waspada terhadap segala bentuk komunikasi yang mencurigakan. Dia juga merasa bangga bisa membantu orang lain dengan berbagi pengalaman dan pengetahuan yang dia peroleh.

Adrian kembali menjalani kehidupannya dengan lebih berhati-hati dalam berurusan dengan dunia digital. Dia sering mengingatkan orang-orang di sekitarnya tentang bahaya social engineering. "Awas, bahaya social engineering bisa bikin rekening kering," katanya sering kali, berharap orang lain tidak mengalami hal yang sama.

***

Semoga cerita ini bisa menjadi inspirasi dan informasi bagi kita semua. Tetap waspada dan berhati-hatilah terhadap segala bentuk penipuan digital.

Jangan pernah memberikan informasi pribadi atau finansial kepada pihak yang tidak jelas. Ingatlah untuk selalu #BilangAjaGak jika menerima pesan atau telepon yang mencurigakan, dan mari kita bersama-sama menjaga keamanan digital untuk #MemberiMaknaIndonesia. 

Nih buat jajan