Metode Public Speaking yang Cocok untuk Pemula Ala Alia Rahma
Jumat kemarin tuh saya ikutan kelas online Public Speaking dari Komunitas ISB.
Judulnya, The Importance of Public Speaking.
Yang bawain kelasnya adalah Alia Rahma. Mba Alia, sapaan akrabnya, adalah pemenang ajang None Jakarta 2001.
2005 Alia Rahma juga jadi Top 5 Puteri Indonesia dan jadi Puteri Indonesia Pariwisata.
Public speaking seringkali terasa menakutkan, terutama kalau kamu baru mulai. Tapi, jangan khawatir!
Karena ternyata ada Metode Public Speaking yang cocok untuk pemula yang bisa dipelajari.
Nah, di kelas tersebut, Mba Alia menjabarkan dua metode yang praktis: Metode Verbal Public Speaking PAPA VIPP dan Metode Non Verbal PFE GA.
Pentingnya Paham Metode Public Speaking yang Benar
Public speaking nggak cuman soal berbicara di depan banyak orang, tapi gimana kamu menyampaikan pesan dengan cara yang efektif dan menginspirasi.
Dengan memahami metode public speaking yang benar, kamu nggak hanya meningkatkan kemampuan komunikasi, tetapi juga membangun rasa percaya diri.
Bayangkan betapa puasnya kamu saat pesan yang kamu sampaikan bisa menyentuh hati audiens dan meninggalkan kesan yang mendalam.
Jadi, menguasai public speaking bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan yang akan membuka banyak peluang dalam hidupmu.
Metode public speaking yang tepat juga membantu kamu mengatasi rasa gugup yang sering muncul saat tampil.
Dengan latihan yang konsisten dan memahami teknik-teknik yang sesuai, kamu akan lebih percaya diri saat berdiri di depan umum.
Metode Verbal Public Speaking PAPA VIPP
Berikut ini metode verbal public speaking PAPA VIPP menurut Mba Lia, yang sudah punya segudang pengalaman di bidang ini:
1. Pace
Pace adalah kecepatan kamu berbicara.
Jangan terlalu cepat, karena audiens bisa kesulitan mengikuti. Sebaliknya, kalau terlalu lambat, mereka bisa bosan. Temukan ritme yang nyaman dan bervariasi sesuai poin penting yang ingin kamu sampaikan.
Latih pace dengan merekam dirimu sendiri dan dengarkan ulang untuk menilai apakah sudah pas.
2. Articulation
Artikulasi berarti kejelasan dalam mengucapkan setiap kata.
Pastikan setiap suku kata terdengar jelas, terutama saat menyebutkan istilah penting. Kamu bisa latihan dengan membaca teks keras-keras di depan cermin.
Hindari bergumam atau berbicara terlalu pelan, ya! Ingat, audiens akan lebih mudah memahami kalau kata-katamu terdengar jelas.
3. Pitch
Pitch adalah tinggi rendah nada suara kamu.
Suara yang monoton bisa membuat audiens mengantuk. Cobalah menaikkan nada suara saat menyampaikan sesuatu yang menarik dan menurunkan nada saat memberikan penekanan.
Eksplorasi pitch juga bisa membantu menunjukkan emosi, misalnya semangat atau keseriusan. Variasikan pitch untuk membuat presentasimu lebih hidup.
4. Accentuation
Aksen atau penekanan pada kata-kata tertentu bisa memperjelas pesan yang kamu sampaikan.
Tekankan kata-kata penting atau kunci agar audiens langsung tahu poin utama. Latih aksentuasi dengan memberi jeda sejenak sebelum dan sesudah kata penting.
Jangan takut untuk memberi tekanan lebih pada kata-kata yang emosional atau kritis. Soalnya, hal ini akan membuat pesanmu lebih meyakinkan.
5. Volume
Pastikan volume suara kamu cukup untuk didengar semua orang di ruangan.
Jangan terlalu pelan hingga sulit didengar, tetapi juga jangan terlalu keras hingga terasa mengganggu.
Sesuaikan volume dengan ukuran ruangan dan suasana acara. Gunakan mikrofon dengan bijak jika diperlukan.
Latih pengendalian volume dengan berbicara di berbagai kondisi, seperti di ruangan kecil dan besar.
6. Intonation
Intonasi adalah naik-turun suara yang membantu mengekspresikan emosi dan makna.
Gunakan intonasi untuk menekankan antusiasme atau kekhawatiran sesuai isi pesanmu. Hindari intonasi yang datar atau monoton karena bisa membuat audiens bosan.
Kamu bisa berlatih dengan menirukan pembawa berita atau pidato tokoh terkenal. Intonasi yang baik akan membuat ceritamu terasa lebih hidup.
7. Pronunciation
Pelafalan yang benar membuat audiens lebih mudah memahami isi pesanmu.
Periksa kata-kata sulit atau asing sebelum tampil dan pelajari cara melafalkannya.
Gunakan bantuan kamus atau aplikasi untuk mengecek pelafalan yang tepat. Pronunciation yang baik juga membuat kamu terlihat lebih profesional.
Jangan ragu untuk bertanya atau belajar dari orang lain jika ada yang kurang yakin.
8. Pause
Jeda saat berbicara memberi waktu bagi audiens untuk mencerna informasi.
Gunakan jeda setelah menyampaikan poin penting untuk memberi efek dramatis. Hindari mengisi jeda dengan "uhm" atau "eh," karena ini bisa mengganggu.
Latih teknik jeda dengan membaca naskah dan berhenti pada titik atau koma. Jeda yang tepat juga membuat kamu terlihat lebih percaya diri.
Metode Non Verbal PFE GA
Trus, ada juga metode non verbal yang nggak kalah penting menurut Mba Alia:
1. Posture
Postur tubuh yang tegap menunjukkan kepercayaan diri.
Hindari membungkuk atau menyandarkan tubuh saat berbicara.
Berdirilah dengan kaki sejajar dan bahu rileks. Jaga postur tubuh tetap netral namun terbuka, seolah kamu siap menyapa audiens.
Latihan di depan cermin bisa membantu kamu mengevaluasi postur tubuhmu.
2. Facial Expression
Ekspresi wajah memainkan peran besar dalam menyampaikan pesan.
Senyuman kecil bisa menciptakan kesan ramah, sementara ekspresi serius menekankan kesungguhan. Jangan ragu untuk menggunakan alis atau mata untuk memperkuat emosi.
Latih ekspresi wajahmu agar terlihat natural, bukan dibuat-buat. Ingat, wajahmu adalah cerminan pesan yang ingin kamu sampaikan.
3. Eye Contact
Kontak mata membantu menciptakan koneksi dengan audiens.
Jangan terpaku pada satu orang, tetapi alihkan pandangan ke seluruh ruangan. Lihat langsung ke mata audiens untuk menunjukkan bahwa kamu berbicara kepada mereka.
Hindari melihat ke bawah atau terlalu sering menatap catatan. Kontak mata yang baik menunjukkan bahwa kamu percaya diri dan fokus.
4. Gesture
Gestur tangan bisa menambahkan daya tarik visual pada presentasi kamu.
Gunakan tangan untuk memperkuat poin, seperti menunjuk, menghitung, atau menggambarkan sesuatu. Hindari gestur berulang yang nggak relevan atau berlebihan, seperti memainkan mic.
Latih gestur agar terlihat alami dan sesuai konteks. Gestur yang tepat membuat audiens lebih tertarik dan terlibat.
5. Appearance
Penampilan adalah kesan pertama yang kamu tunjukkan kepada audiens.
Pilih pakaian yang rapi dan sesuai dengan acara, serta pastikan kebersihan diri.
Sesuaikan warna dan gaya dengan suasana formal atau santai. Hindari aksesori yang terlalu mencolok atau mengganggu.
Penampilan yang profesional menunjukkan bahwa kamu menghargai audiens dan acara tersebut.
Tips Agar Nggak Gugup saat Public Speaking
Selain dua metode di atas, ada langkah tambahan yang bisa kamu terapkan agar rasa gugup saat public speaking berkurang.
Mba Alia membagikan metode "3P BCOS," yaitu langkah sederhana yang dapat membantu kamu mengelola rasa grogi sebelum tampil.
1. Positive Intention
Mulailah dengan niat yang positif.
Fokuskan pikiran kamu untuk memberikan manfaat dan inspirasi kepada audiens. Persiapan yang matang juga penting, seperti mempelajari materi dengan baik dan memvisualisasikan keberhasilan presentasi.
Jangan lupa untuk berdoa agar diberi kelancaran.
2. Breath
Latihan pernapasan dalam dapat membantu menenangkan tubuh dan pikiran.
Tarik napas dalam-dalam, tahan sejenak, lalu hembuskan perlahan. Ulangi beberapa kali untuk menstabilkan detak jantung dan mengurangi rasa tegang.
3. Control
Kendalikan pikiran dan sikap kamu.
Alihkan fokus dari rasa takut ke hal-hal positif, seperti pesan yang ingin disampaikan atau senyuman audiens. Dengan pengendalian diri yang baik, kamu akan terlihat lebih tenang dan percaya diri.
4. Smile
Jangan lupa senyum, ya!
Senyum sederhana bisa membuat kamu terlihat ramah dan approachable. Trus, senyuman juga membantu mengurangi ketegangan dan memberikan kesan positif kepada audiens.
Metode 3P BCOS ini sangat cocok untuk diterapkan sebelum kamu memulai presentasi, sehingga kamu lebih siap secara mental dan emosional.
Post a Comment