Sengkang; ramadhan, banjir dan pilkada



















 Photo by : Jumardan Muhammad

Suatu waktu, mungkin kita perlu berkirim kabar, sayang. Tentang ramadhan yang kita nikmati di kota yang berbeda. Bagaimana rasanya be-ramadhan di kota kelahiranmu? Saya kemudian singgah, ingin mencicipinya.
Konon berita yang dikabarkan twitter, sembilan kecamatan tengah direndam air kiriman yang meluap di Danau Tempe di kota kelahiranmu, sayang. Puluhan keluarga terpaksa mengisi ramadhannya di emper-emper masjid, balai desa dan tenda-tenda pengungsian. Sementara di kontak bbm-ku siang tadi mengabarkan bahwa calon-calon bupati tengah mengundi nomor urut berebut tahta tertinggi di kota kelahiranmu, sayang.
Selanjutnya, saya kemudian mereka-reka bahwa kota kelahiranmu yang beberapa hari ini hujan tengah dihangatkan dengan tiga kata; ramadhan, banjir, dan pilkada.

Aku pergi sayangku. Mencari kota lain. Mungkin saja ada kota di negeri ini dimana manusia tidak saling berebut tahta, tidak menebang pohon yang berguna sebagai penahan banjir, dan manusia dapat menikmati buka puasa, sahur, serta tarawihnya dengan hikmat.

Kelak jika kutemukan, aku akan mengajakmu kesana dan di salah satu sudutnya, kita menyepi, dan aku akan berbisik, "Aku mencintaimu!"

***
Sengkang, 18 Juli 2013

Nih buat jajan