10 Kuliner Khas Bugis Makassar yang Enak-Enak

Kuliner Khas Bugis Makassar

"Lah, saya ke sini untuk makan. Puasanya nanti setelah balik ke Jakarta," balas perempuan paruh baya yang ditanyai alasannya tidak melaksanakan puasa syawal.

"Lagian masih ada sisa beberapa hari kalau saya pulang," sambungnya.

Bagi mereka yang pernah tinggal dan besar di daerah Bugis dan Makassar tentu tidak akan melewatkan kuliner khas dalam ritual pulang kampungnya. Pasalnya, makanan-makanan tersebut enak-enak dan jika dinikmati di daerah lain, tentu rasanya akan berbeda. Setuju? 😋

Berikut ini ada beberapa kuliner khas Bugis Makassar yang saya lahap dengan paripurna ketika pulang kampung beberapa waktu lalu. Apa saja? Kuy disimak baik-baik agar kamu paham bahwa makanan khas Makassar bukan cuma coto.

Songkolo dan Tuak

Sokko Pipi dan Tuak

Beh, Sokko Pipi ini pertama kali saya kenal dari nenek yang menyajikannya sebagai menu sarapan. Disajikan dengan telur asin, Sokko Pipi ini sejatinya berbahan dasar beras ketan hitam. Proses pembuatannya dibungkus menggunakan daun pisang, dijepit oleh bambu, kemudian dipanggang hingga matang

Dijepitnya kudapan ini ketika dipanggang membuatnya dinamai Pipi. Sokko yang berarti beras ketan hitam dan Pipi dalam bahasa Indonesia bermakna dijepit.

Oiya, di daerah Bugis disebut Sokko, kalau di Makassar penyebutannya jadi Songkolo. Jadi usahlah bingung-bingung.

Kalau tuaknya sendiri baru saya kenali dari jejeran warung-warung pinggir jalan dalam perjalanan Sengkang - Makassar. Ada banyak tempat makan yang menyajikan minuman yang disarikan dari buah enau ini, tepatnya di daerah Palaguna jalan poros Bone - Soppeng.

Kedua sejoli ini, eh, makanan dan minuman ini sungguh sangat pas!

Songkolo Bagadang

Songkolo Bagadang

Ini yang tadi saya bilang kalau di Makassar jadinya Songkolo. Kudapan berbahan dasar ketan ini memang diolah menjadi beragam macam makanan. Dalam kebudayaan Bugis dan Makassar ketan hitam dan ketan putih sangat krusial karena disajikan dalam berbagai ritual adat.

Songkolo Badagadang menjadi makanan yang tidak akan saya lewatkan ketika di Makassar karena rasanya yang khas. Ada kelapa yang jadi topingnya, ikan teri kacang sebagai lauk, serta sambal pedas untuk rasa yang gurih. Oiya, tidak jarang juga orang-orang menambahkan telur asin.

Makanan ini dapat kamu nikmati di banyak warung di Kota Makassar, salah satunya di daerah Pannara, Antang yang berjualan selama 24 jam selama seminggu.

Nama tempatnya Songkolo Bagadang Alhamdulillah.

Kata 'Bagadang' berasal dari bahasa Indonesia yang artinya begadang. Makanya, kamu tidak usah begadang karena yang begadang cuma Songokolo 😛

Canda deng! Kamu masih bisa begadang kok, kalau ada artinya 😵

Nasi Kuning Makassar

Nasi Kuning

Catat ya, nasi kuning di Makassar sangat berbeda dengan nasi kuning di daerah lain. Dalam proses memasaknya, nasi ditambahkan daun salam sehingga ada aroma yang khas. Belum lagi rupa-rupa lauk yang disajikan bersamanya. Telur ayam, ikan teri kacang, tempe orek, serta paru goreng yang merupakan kombinasi yang beh.

Mama bahkan satu kali pernah menegur saya, "Kamu kok sarapan sampai nambah dua kali?"

Sop Sodara

Ikan Bakar dan Sop Saudara

Konon, makanan yang satu ini berasal dari Pangkep, sebuah kota yang jaraknya kurang lebih 50 kilometer dari Makassar atau 1,5 jam berkendara. Kata 'Sop Saudara' merupakan akronim dari sebuah pernyataan "Saya Orang Pangkep, Saudara!"

Sop Saudara berisi potongan-potongan daging dan jeroan sapi, paru  goreng, bihun, kentang, daun bawang, serta bawang goreng. Kuahnya sendiri sering dicampurkan dengan bumbu kacang dan itu semua akan membuatmu ketagihan.

Ikan bakar yang menjadi pendampingnya adalah ikan bolu. Beberapa orang menyebutnya sebagai ikan bandeng. Sebagai sambal ada bumbu kacang yang dicampur dengan cabe rawit serta potongan timun dan daun kemangi.

Pastikan dirimu lapar sebelum menyantap makanan ini. Nikmatnya paduan ikan bakar dan sop saudara akan membuatmu berkeringat merasakan kenikmatan yang hakiki.

Mie Kering Makassar

Mie Kering

Sebenarnya ada banyak pilihan mie kering di Makassar. Tapi saya lebih memilih mie kering di tempat makan Mie Awa di Jalan Sulawesi, Makassar. Bagaimana tidak, resep mie dari tempat ini adalah resep turun temurun dari Pak Awa, seorang Tionghoa yang menikah dengan perempuan berdarah Makassar bertahun-tahun silam—yang menyajikan mie kering dengan rasa yang berbeda dari mie lainnya.

Selain mie kering, favorit saya di tempat ini adalah mie jenderal. Kenapa dinamai mie jenderal?

Katanya, Mie Awa menjadi tempat makanan favorit seorang jenderal yang pernah menggebrak meja Soeharto. Iya, Soeharto! Mana ada orang yang berani sama doi? Ada, namanya Jenderal Jusuf seorang mantan Menteri Pertahanan dan Keamanan pada tahun 1978 hingga 1983. Jenderal Jusuf ini sangat suka mie kering dan pernah sekali membuat resep mie keringnya sendiri yang kelak dinamai mie jenderal.

Kisah mengenai Jenderal Jusuf, prajurit, dan makanannya pernah dibahas dengan sangat menarik di sebuah podcast oleh Suarane.

Baca juga: Bukan 3, tapi 4 Podcast Ini yang Belakangan Saya Dengarkan.

Sarabba dan Ubi Goreng

Sarabba dan Ubi Goreng

Di tepi Pantai Losari yang bermandikan pendar lampu berwarna-warni, angin malam berhembus pelan. Dari kejauhan terdengar sayup-sayup lagu Anging Mamiri. Memunggungi jalan raya yang ramai oleh lalu lalang kendaraan, sepasang pria dan wanita berasyik masyuk dengan tangan yang lembab.

Kelembapan tersebut hadir karena sisa-sisa minyak dari ubi goreng hangat yang mereka cocol di sambal sebelum memasukkannya ke mulut. Untuk sedikit meredakan rasa pedas, mereka sesekali meneguk Sarabba.

Aih, Sarabba dan Ubi Goreng memang paling nikmat untuk dijadikan camilan malam hari. Terbuat dari campuran jahe, santan, merica bubuk, gulan aren, dan ceplokan telur ayam kampung, Sarabba akan sukses menghangatkan serta memberikanmu energi.

Oiya, Sarabba dan Ubi Goreng terbaik di Makassar menurut saya di Jalan Sungai Cerekang. Kamu tidak mau coba?

Baca juga: Makanan dan Masa Depan Kita.

Pallubasa

Pallubasa

Mencari pilihan makanan khas Makassar selain Coto Makassar? Nih, yang wajib kamu santap! Pallubasa.

Ingatan saya tentang kuliner yang satu ini selalu dimulai pada usia 10 tahun atau di kitaran tahun 1998 di mana waktu itu setiap kali ke Makassar, bapak akan mengajak saya menikmati semangkuk Pallubasa. di sebuah jalan di bilangan Veteran.

Yang paling membekas karena untuk menikmati semangkuk Pallubasa dan sepiring nasi hangat, kami harus mengantri kurang lebih setengah jam di pinggir jalan untuk masuk di sebuah tenda kecil yang menyajikan makanan ini.

Baru kemudian setelah beranjak SMA saya mengenali tempat tersebut sebagai tempat makan Pallubasa Serigala. Beh, jangan salah! Ini bukan serigala sungguhan, lokasi yang terletak di Jalan Serigala yang membuatnya dijuluki sebagai Pallubasa Serigala.

Makanan tradisional Makassar ini berbahan dasar potongan dan jeroan daging api, lumuran kelapa goreng, serta kuning telur setengah matang sebagai topingnya. Untuk rasa yang sempurna peraskan jeruk nipis dan tambahkan sambal.

Rasanya? Beh, jangan ditanya! Kamu tidak akan berubah jadi ganteng-ganteng serigala.

Pisang Epe Makassar

Pisang Epe

Jangan pernah meninggalkan Kota Makassar tanpa mencicipi panganan yang satu ini. Berbeda dengan makanan sebelumnya, Pisang Epe tidak akan membuat kolestrolmu meningkat kok 😀

Kuliner khas ini terbuat dari pisang kepok setengah matang yang dipanggang kemudian dijepit menggunakan sebuah alat khusus. Proses penjepitan inilah yang disebut di-epe dalam bahasa Makassar. Makanya dinamai Pisang Epe.

Sebagai pelengkap, pisang akan disiram dengan cairan gula aren bercampur sedikit kelapa. Belakangan Pisang Epe juga dilumuri susu, milo, dan keju. Jika ditanya, favorit saya masih Pisang Epe original yang hanya menggunakan gula aren.

Sop Ubi Makassar

Sop Ubi

Entah kenapa di berbagai tempat saya tidak menemukan makanan ini, kecuali di Makassar. Mungkin kamu tahu tempat makan sop ubi di daerah lain? Bolehlah berkabar di kolom komentar.

Sop Ubi di Makassar terdiri dari berbagai macam bahan, seperti ubi, bihun, mie kuning, potongan daging sapi, paru goreng, toge, kacang goreng, serta telur rebus. Sebagai pelengkap, ada daun bawang, bawang goreng, sambal, dan tentu saja jeruk nipis.

Beberapa tempat makan di Makassar menyediakan sop ubi. Salah satu yang terkenal adalah Sop Ubi Datu Museng yang letaknya tak jauh dari Pantai Losari. Sementara tempat makan Sop Ubi yang selalu saya singgahi tiap kali ke Makassar adalah yang letaknya di ruko Kompleks Business Centre di Jalan Pettarani, namanya Kios Mulia Cabang Lasinrang.

Coto Makassar

Coto Makassar

Ibarat rumah, Coto Makassar adalah gerbang paling depan dari sebuah kompleks perumahan. Sebelum memasuki sebuah rumah, maka kita akan melewati gerbang kompleks, pagar, dan terakhir pintu rumah.

Eh, tapi ternyata tidak sampai di situ, di dalam rumah kita bisa saja membuka pintu kamar tidur. Barangkali sehabis menikmati kuliner khas Bugis Makassar yang enak-enak itu bawaannya ngantuk?

Iya gak? 😪

***

Nih buat jajan