Circular Economy dan #BijakBerplastik, Langkah Danone-AQUA Kurangi Plastik
Meningkatnya pertumbuhan
penduduk di banyak negara termasuk di Indonesia dengan beragam pola hidup
masyarakat memicu tingginya timbunan sampah. Data dari Sustainable Waste Indonesia
(SWI) mencatat bahwa ada sekitar 65 juta ton sampah yang diproduksi di
Indonesia setiap hari.
Ada 24% sampah di
Indonesia yang belum dikelola dengan baik sehingga ada sekitar 15 ton juta
sampah yang mengotori ekosistem dan lingkungan kita. Sementara itu, hanya 69% yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan
7% sisanya didaur ulang.
Masih dari laporan SWI, jenis sampah yang paling
banyak dihasilkan yakni sampah organik 60%, plastik 14%, kertas 9%, metal 4,3%, kayu dan bahan lainnya 2,7%. Khusus untuk sampah
plastik, setidaknya ada 1,3 juta sampah plastik per tahun yang tidak dikelola
dengan baik.
Lantas, apa yang dapat
kita lakukan untuk mengatasi permasalahan sampah plastik ini? Dalam ilmu
ekonomi dikenal konsep ekonomi Circular Economy dan Linear Economy. Di Indonesia, istilah Linear Economy atau ekonomi linear telah digunakan
selama bertahun-tahun oleh banyak industri.
Untuk membuat sebuah produk perusahaan akan
memesan bahan-bahan mentah serta material pendukung untuk diolah. Setelah itu, produk
yang telah jadi akan dikemas dan dikirim ke konsumen. Ketika tidak lagi
digunakan, maka produk tersebut akan dibuang sehingga hanya berakhir sebagai sampah.
Sebaliknya, Circular Economy tidak membuang
produk yang telah digunakan, tapi mendaur ulangnya untuk digunakan kembali.
Jika dibandingkan, Circular Economy jauh lebih ramah lingkungan dan tidak
menimbulkan masalah apapun.
Konsep Dasar Circular Economy
Bagi kamu yang belum
tahu, Circular Economy atau ekonomi sirkular adalah sebuah sistem ekonomi yang
membangun dengan memanfaatkan kembali apa yang telah digunakan di awal.
Hasilnya, tidak ada bagian yang terputus dalam manajemen
rantai pasokan.
Adapun tujuan dari
ekonomi sirkular yakni mempertahankan nilai sebuah produk agar bisa digunakan
berulang-ulang tanpa menghasilkan sampah. Pasalnya, permasalahan sampah memang
sangat kompleks.
Hal ini akan sulit jika hanya diselesaikan dengan satu solusi. Konsep
ekonomi sirkular pun bisa menjadi salah satu alternatif pendekatan yang baik
dalam mengatasi permasalahan sampah plastik yang ada.
Setidaknya ada tiga
bagian penting yang terlibat pada ekonomi sirkular, yakni produsen sebagai penghasil
produk, konsumen yang menggunakan produk-produk, serta pengelola sampah dalam
hal ini individu, pemerintah, dan industri.
Di dalam ekonomi sirkular
ketiganya wajib untuk berkolaborasi antara satu dengan yang lainnya sehingga
proses konsumsi produk yang terjadi tidak menghasilkan sampah yang terbuang
begitu saja di lingkungan. Selain itu, proses bisnis dapat bersifat jangka
panjang bahkan membuka banyak lapangan kerja.
Circular Economy Danone-AQUA
Di Indonesia, salah satu
perusahaan terkemuka yang menerapkan konsep ekonomi sirkular dalam proses
bisnisnya adalah Danone-AQUA. Sebagai pelopor air minum dalam kemasan (AMDK)
pertama di Indonesa, Danone-AQUA telah berdiri sejak 1973 dengan mengerjakan bisnis
yang lebih ramah lingkungan.
Setidaknya ada 3
proses penting yang dilakukan oleh Danone-AQUA dalam menjalankan konsep ekonomi
sirkular. Apa saja? Berikut beberapa di antaranya:
Pada pertengahan 2018 lalu, bertepatan dengan perayaan Hari Lingkungan Hidup, Danone-AQUA meluncurkan sebuah gerakan bernama #BijakBerplastik. Langkah ini digagas atas dasar komitmen untuk mengatasi masalah sampah plastik yang ada di Indonesia.
Gerakan #BijakBerplastik sendiri mengusung
tiga pilar untuk mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia, yakni
pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah, edukasi konsumen, serta inovasi
produk.
Pasalnya, kemasan plastik telah menjadi
bagian penting dari kehidupan masyarakat saat ini. Plastik-plastik yang
digunakan dan dihasilkan setiap harinya akan membawa dampak negatif jika setiap
orang tidak memperlakukan plastik tersebut dengan benar.
2. Botol Plastik 100%
Daur Ulang Pertama di Indonesia
Salah satu pilar penting #BijakBerplastik
yaitu inovasi produk. Jika selama ini
air mineral Aqua tersedia dalam botol plastik 50% daur ulang dan galon 70%
daur ulang, maka baru-baru ini
Danone-AQUA menelurkan botol plastik 100% daur ulang
pertama yang ada di Indonesia.
Botol ini dihasilkan dari botol plastik
bekas AQUA yang telah dipilah, dibersihkan, dan dicacah untuk kemudian diproses
dengan memanfaatkan teknologi tinggi menjadi material pellet atau recycle PET.
Olahan inilah yang menjadi bahan baku botol plastik 100% daur ulang.
Hadirnya botol ini pun sebagai upaya pengejawantahan
konsep 3R, termasuk gaya hidup minim sampah atau Zero Waste. Botol plastik yang
digunakan tidak terbuang percuma di lingkungan karena setiap botol tersebut
bisa diubah menjadi sumber daya berharga untuk digunakan kembali.
Sejak 2010, Danone-AQUA memang telah
membangun infrastruktur pengumpulan sampah dan bekerja sama dengan pengumpul
serta bank-bank sampah yang ada. Setiap tahunnya Danone-AQUA mengumpulkan
12.000 ton sampah plastik untuk didaur ulang menjadi botol melalui enam pusat
pengumpul sampah yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pada bank sampah inilah botol plastik 100%
daur ulang dihasilkan. Selain sebagai upaya konkret dari ekonomi sirkular,
botol plastik 100% daur ulang ini akan membantu pemerintah dalam upaya
mengurangi sampah plastik di lautan sebesar 70% pada 2025.
3. Smart Drop Box
Danone-AQUA
Untuk mendukung gerakan #BijakBerplastik
dibutuhkan kolaborasi lintas sektoral sehingga akan menghasilkan solusi berupa
penyelesaian sampah di Indonesia. Dalam mewujudkan langkah ini, Danone-AQUA pun
berkolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLKH),
Alfamart, Telkomsel, serta Smash.
Adapun bentuk kolaborasi yang dihasilkan yakni
Smart Drop Box yang diluncurkan sejak Mei 2018 lalu. Smart Drop Box sendiri
merupakan tempat sampah pintar yang dilengkapi oleh sistem pemindai (barcode) botol plastik.
Tempat sampah pintar ini dihubungkan dengan
aplikasi untuk mencatat sampah botol yang dikumpulkan bernama mySmash. Melalui
aplikasi ini pula, kamu akan mendapatkan imbalan dalam bentuk poin T-Cash yang
dapat digunakan untuk berbelanja di berbagai retail dan gerai di seluruh
Indonesia.
Hadirnya Smart Drop Box ini akan melibatkan
peran aktif konsumen mulai dari proses awal daur ulang dan mengedukasi konsep ekonomi sirkular sehingga
botol plastik yang selesai digunakan tidak lagi terbuang ke lingkungan.
Pasalnya, botol plastik yang terkumpul di
Smart Drop Box akan diolah kembali menjadi botol plastik baru. Selain membantu
mengurangi sampah, Smart Drop Box pun mampu mendukung aktivitas perekonomian di
masyarakat. Smart Drop Box ini sendiri telah tersebar di sekitaran Jakarta dan
Bekasi.
Sementara untuk mengedukasi masyarakat
terkait pengelolaan sampah plastik, Danone-AQUA juga telah menempatkan Drop Box
ini di beberapa titik di CocoMart Bali, seperti di daerah Ubud, Gianyar, serta
Jimbaran.
Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk
mendukung gerakan #BijakBerplastik? Beberapa langkah kecil yang sebaiknya kita mulai
dari diri sendiri yakni dengan membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya,
memilah sampah sesuai jenisnya, serta memberikan sampah ke bank sampah terdekat.
Langkah ini akan membuat sampah plastik
jadi lebih bernilai dan bermanfaat bagi orang lain untuk didaur ulang kembali
sehingga kita pun dapat terlibat dalam membantu mewujudkan konsep ekonomi
sirkular.
Nah, itu tadi beberapa informasi mengenai ekonomi sirkular dan beberapa cara yang bisa kamu lakukan dalam mendukung gerakan #BijakBerplastik untuk Indonesia yang lebih bersih serta bumi yang lebih baik 😊
Yuk, ajak yang lain untuk terlibat!
Post a Comment