Selain ke Starbucks, Ke Mana Lagi Kita Bekerja?
Saya rasa ini betul. Jika kamu di Jakarta dan mencari tempat yang nyaman untuk bekerja, maka Starbucks adalah pilihan.
Dari Senin hingga Jumat saya menghabiskan kurang lebih 8-9 jam di kantor. Saya beruntung karena kantor tempat saya bekerja punya tempat yang nyaman. Tempat yang nyaman saya artikan sebagai kursi kantor yang proporsional dan meja yang lapang.
Iya, saya selalu menyukai meja yang lapang dan berwarna putih untuk bekerja. Soalnya, saya adalah tipe orang yang gampang sekali terdistraksi. Saya juga orang yang suka bosan bekerja di tempat yang itu-itu saja.
Beruntungnya lagi kantor punya ruang tamu yang lapang dengan kursi dan meja tinggi laiknya kafe. Posisinya pun memungkinkan kita melihat sebagian lanskap Jakarta Selatan. Jadi, bisa dibilang suasana kantor menjadi tempat terbaik untuk bekerja.
Oh, kamu harus tahu ini!
Dua tahun belakangan saya membuat sebuah rencana jangka panjang di mana Senin-Jumat saya habiskan untuk bekerja di kantor dan Sabtu-Minggu dikhususkan untuk jalan-jalan dan ngeblog.
Ngeblognya di mana? Sesudah mendatangi satu dua tempat, saya akan memilih satu tempat kerja, tapi dengan beberapa persyaratan.
Syarat yang ini tidak perlu lagi ditawar. Saya di Jakarta, ibu kota negara Indonesia. Kalau internetnya lemot, apa kata dunia? Oh baik, tidak usah memikirkan apa kata orang.
Tapi ya mau bagaimana, tanpa koneksi internet yang kencang saya tidak bisa ngapa-ngapain. Di internet saya menghabiskan waktu untuk menulis, membuat infografis, memperkecil ukuran foto, menonton Youtube, mengunduh series di Netflix, mengunggah foto, dan mengirim e-mail.
Tanpa internet, daftar pekerjaan ini akan terhambat.
Saya sih berharapnya ada kafe di Jakarta yang punya kursi seperti kursi kantor. Tapi ya mau bagaimana, ini kan kafe. Kalau mau begitu ke co-working space saja. Tapi kan ongkosnya mahal?
Ya sudah, minimal kursi dan mejanya nyaman. Kalau berhadapan dengan laptop, posisi kita normal. Tidak membungkuk atau miring kiri kanan.
Oh, selain itu saya butuh colokan. Wahai para pemilik kafe dan resto di Jakarta, tolong siapkan kami colokan agar bisa jadi langganan!
Selama bukan kopi sachet, selama itu pula kopinya akan tetap enak. Syukur-syukur gulanya pake gula aren dengan susu yang bukan kental manis.
Selama 3 tahun belakangan tubuh saya akan melambat jika tidak diberi asupan kopi. Kamu tahu bagaimana rasanya jantung berdebar, adrenalin terpacu, dan ide-ide bermunculan lalu siap dieksekusi? Seperti itulah saya ketika diberi kopi.
Jadi, syarat kafe yang cocok untuk saya bekerja adalah punya kopi yang enak. Dan murah tentu saja.
Di Jakarta hanya dua tiga kafe yang memenuhi persyaratan di atas. Sepanjang perjalanan saya menemukan beberapa yakni antara lain Kopi Enak di Bendungan Hilir, Anomali Coffee di Menteng, Ratangga di Panglima Polim.
Sayangnya, ketiga tempat ini tidak buka selama 24 jam. Padahal malam Sabtu dan malam Minggu adalah waktu yang tepat untuk begadang: mengeksekusi ide-ide blog di hari kerja.
Nah, beruntung kita punya Starbucks, teman-teman!
Ada dua Starbucks favorit saya tempat bekerja: Starbucks Mangga dan Starbucks Harmoni. Keduanya memenuhi persyaratan di atas. Ditambah lagi kamu bisa minta air minum sepuasnya dan bisa bekerja di sana selama-lamanya tanpa takut ditanyai, "Mau nambah minum lagi, kak?"
Duh, pertanyaan itu beberapa kali diajukan kepada saya. Sebagai seorang Indonesia tentu saja saya merasa tidak enak. Padahal anggaran untuk ngopi cuma segitu, tidak pake tambah. Gimana dong?
Hm, tapi kan Starbucks mahal? Tenang saja teman-teman, jika Starbucks mahal kita bisa mengakalinya dengan menggunakan promo. Berikut tips ngopi murah di Starbucks.
Begitulah kura-kura. Semuanya bisa diakali. Selain ke Starbucks, saya belum ada ide ke mana lagi akan bekerja hingga larut malam di Jakarta. Iya, soalnya kalau bekerja di kostan saya lebih banyak ngantuknya. Kalau kamu?
Dari Senin hingga Jumat saya menghabiskan kurang lebih 8-9 jam di kantor. Saya beruntung karena kantor tempat saya bekerja punya tempat yang nyaman. Tempat yang nyaman saya artikan sebagai kursi kantor yang proporsional dan meja yang lapang.
Iya, saya selalu menyukai meja yang lapang dan berwarna putih untuk bekerja. Soalnya, saya adalah tipe orang yang gampang sekali terdistraksi. Saya juga orang yang suka bosan bekerja di tempat yang itu-itu saja.
Beruntungnya lagi kantor punya ruang tamu yang lapang dengan kursi dan meja tinggi laiknya kafe. Posisinya pun memungkinkan kita melihat sebagian lanskap Jakarta Selatan. Jadi, bisa dibilang suasana kantor menjadi tempat terbaik untuk bekerja.
Oh, kamu harus tahu ini!
Dua tahun belakangan saya membuat sebuah rencana jangka panjang di mana Senin-Jumat saya habiskan untuk bekerja di kantor dan Sabtu-Minggu dikhususkan untuk jalan-jalan dan ngeblog.
Ngeblognya di mana? Sesudah mendatangi satu dua tempat, saya akan memilih satu tempat kerja, tapi dengan beberapa persyaratan.
Wi-Fi Kencang
Syarat yang ini tidak perlu lagi ditawar. Saya di Jakarta, ibu kota negara Indonesia. Kalau internetnya lemot, apa kata dunia? Oh baik, tidak usah memikirkan apa kata orang.
Tapi ya mau bagaimana, tanpa koneksi internet yang kencang saya tidak bisa ngapa-ngapain. Di internet saya menghabiskan waktu untuk menulis, membuat infografis, memperkecil ukuran foto, menonton Youtube, mengunduh series di Netflix, mengunggah foto, dan mengirim e-mail.
Tanpa internet, daftar pekerjaan ini akan terhambat.
Kursi & Meja Nyaman
Saya sih berharapnya ada kafe di Jakarta yang punya kursi seperti kursi kantor. Tapi ya mau bagaimana, ini kan kafe. Kalau mau begitu ke co-working space saja. Tapi kan ongkosnya mahal?
Ya sudah, minimal kursi dan mejanya nyaman. Kalau berhadapan dengan laptop, posisi kita normal. Tidak membungkuk atau miring kiri kanan.
Oh, selain itu saya butuh colokan. Wahai para pemilik kafe dan resto di Jakarta, tolong siapkan kami colokan agar bisa jadi langganan!
Kopi Enak
Selama bukan kopi sachet, selama itu pula kopinya akan tetap enak. Syukur-syukur gulanya pake gula aren dengan susu yang bukan kental manis.
Selama 3 tahun belakangan tubuh saya akan melambat jika tidak diberi asupan kopi. Kamu tahu bagaimana rasanya jantung berdebar, adrenalin terpacu, dan ide-ide bermunculan lalu siap dieksekusi? Seperti itulah saya ketika diberi kopi.
Jadi, syarat kafe yang cocok untuk saya bekerja adalah punya kopi yang enak. Dan murah tentu saja.
Di Jakarta hanya dua tiga kafe yang memenuhi persyaratan di atas. Sepanjang perjalanan saya menemukan beberapa yakni antara lain Kopi Enak di Bendungan Hilir, Anomali Coffee di Menteng, Ratangga di Panglima Polim.
Sayangnya, ketiga tempat ini tidak buka selama 24 jam. Padahal malam Sabtu dan malam Minggu adalah waktu yang tepat untuk begadang: mengeksekusi ide-ide blog di hari kerja.
Nah, beruntung kita punya Starbucks, teman-teman!
Ada dua Starbucks favorit saya tempat bekerja: Starbucks Mangga dan Starbucks Harmoni. Keduanya memenuhi persyaratan di atas. Ditambah lagi kamu bisa minta air minum sepuasnya dan bisa bekerja di sana selama-lamanya tanpa takut ditanyai, "Mau nambah minum lagi, kak?"
Duh, pertanyaan itu beberapa kali diajukan kepada saya. Sebagai seorang Indonesia tentu saja saya merasa tidak enak. Padahal anggaran untuk ngopi cuma segitu, tidak pake tambah. Gimana dong?
Tips Ngopi Murah di Starbucks
Hm, tapi kan Starbucks mahal? Tenang saja teman-teman, jika Starbucks mahal kita bisa mengakalinya dengan menggunakan promo. Berikut tips ngopi murah di Starbucks.
- Cek Instagramnya. Soalnya, info promo Starbucks bisa kamu dapatkan di akun Starbucks Indonesia. Kadang ada Buy 1 Get 1 atau Pay 1 For 2.
- Instal Line. Starbucks bekerja sama dengan Line untuk mengaktivasi beberapa promo mereka di Instagram.
- Pakai GoPay. Pembayaran dengan menggunakan GoPay sering kali memberikan promo. Untuk saat ini hingga akhir tahun ada Free Upsize. Kalau lagi PayDay ada Cashback hingga 50%. Mayan kan?
- Tumblr Day. Setiap bulan pada tanggal 22, Starbucks memberikan setengah harga untuk setiap jenis minuman. Syaratnya, kamu wajib pakai Tumblr Starbucks.
- Kalau kamu mau, kamu bisa pakai kartu member Starbucks. Saya tidak paham ini karena memang tidak langganan.
- Pesan saja minuman termurah, biasanya ukuran Tall. Bayarnya pakai GoPay saja biar bisa Upsize.
- Beli Brownies termurah dan minta air minum. Kalau ini tips ngopi paling murah di Starbucks dari teman saya. Dia biasanya hanya habis 15ribu untuk free Wi-fi, colokan, dan tempat kerja yang nyaman selama seharian.
Begitulah kura-kura. Semuanya bisa diakali. Selain ke Starbucks, saya belum ada ide ke mana lagi akan bekerja hingga larut malam di Jakarta. Iya, soalnya kalau bekerja di kostan saya lebih banyak ngantuknya. Kalau kamu?
***
Post a Comment