Sebelum Belanja, Ada yang Lebih Penting Dari Sekadar Harga & Tanggal Kedaluwarsa
“Tidak boleh makan sembarang! Karena kita tidak tahu
kandungannya apa,” tegur Ade satu kali saat saya menawarinya minum jamu.
Wajar saja dia menghindari makanan dan minuman sembarangan. Soalnya, dia sedang hamil muda, trimester pertama belum lewat dan setiap produk yang dikonsumsinya harus diawasi lebih ketat.
Dia akan membaca baik-baik setiap label produk yang akan
dibeli. Mulai dari informasi gizi, tanggal kedaluwarsa, waktu produksi, label
halal, hingga mencari peringatan boleh atau tidaknya produk tersebut dikonsumsi
atau digunakan oleh ibu hamil.
Berkebalikan dengan Ade saya hanya fokus pada dua hal saat
akan membeli sebuah produk. Harga dan tanggal kadaluarsa. Selama angkanya
menunjukkan yang paling rendah dan tanggal kedaluwarsa masih lama, maka produk
tersebut akan masuk keranjang belanja.
Teman saya Dani lebih parah lagi. Sebagai anak kos-kosan
garis keras, dia hanya memberi satu perhatian lebih saat beli barang yakni
harga.
Tanggal kedaluwarsa tak jadi soal karena dia berpegang teguh pada
pendapat yang entah dari mana, “Tanggal kedaluwarsa hanya pengingat, butuh 2
bulan bagi sebuah produk hingga benar-benar tidak bisa dikonsumsi.”
Beginilah manusia tiga tipe manusia memperlakukan sebuah
produk.
Bagaimana dengan kamu? 😐
Cek KLIK Sebelum Belanja
Di suatu Sabtu malam yang cerah (agak sulit menyebut malam Minggu karena hampir seluruh pembaca blog ini belum punya pasangan) saya bergabung di antara kerumunan orang di Star Avenue, Lippo Mal Kemang.
Kala itu tengah berkumpul orang-orang dari berbagai latar
belakang, namun punya benang merah yang sama, yakni produk barang.
Ada Penny K. Lukito sebagai Kepala Badan BPOM RI, Ojak S. Manurung
dari Kementerian Perdagangan, Tulus Abdi yang merupakan Ketua YLKI,
Fathurrahman dari APRINDO, dan Ussy Sulistiawaty selaku konsumen.
Dalam diskusi tersebut ada prinsip yang menarik untuk
diimplementasikan saat membeli barang, baik itu obat apotek, obat tradisional,
suplemen kesehatan, kosmetik, hingga makanan dan minuman. Prinsip tersebut
adalah Cek KLIK Sebelum Belanja.
KLIK apaan? Lagunya Ussy Sulistiawaty?
Jadi, KLIK sebenarnya akronim. Kamu tidak boleh beli barang
hanya dengan membaca harga produk atau tanggal kadaluarsanya. Kamu wajib
melakukan 4 hal ini!
Kemasan: Pastikan kemasan produk dalam kondisi baik, tidak
berlubang, sobek, karatan, penyok, dan lain sebagainya.
Label: Baca informasi produk yang tertera pada labelnya
dengan cermat.
Izin Edar: Pastikan memiliki Izin Edar dari Badan POM. Izin
Edar dapat dicek melalui aplikasi Android Cek BPOM.
Kedaluwarsa: Pastikan tidak melebihi kedaluwarsa.
Kenapa harus Cek KLIK Sebelum Belanja? Jawabannya sederhana,
saya tidak mau mati konyol.
Bagaimana dengan kamu? 😀
Jika cek KLIK sebelum belanja sulit dilakukan, coba pasang
aplikasi BPOM Mobile di smartphone kamu deh. Aplikasi ini bisa digunakan di
Android maupun iPhone, jadi tak perlu khawatir. Dengan menggunakan BPOM Mobile,
kamu hanya perlu memindai barcode produk yang akan dibeli.
Apabila barcode tersebut tidak terdeteksi, kamu bisa
memasukkan Nomor Izin Edar. Gampang kan?
Masih kesulitan untuk menggunakan aplikasi BPOM Mobile? Atau
kamu ragu dengan produk yang dikonsumsi?
Hubungi saja HALOBPOM di nomor telepon
1-500-533 untuk memudahkan kamu memperoleh informasi atau menyampaikan
pengaduan terhadap semua produk.
Jika BPOM, Kementerian Perdagangan, dan APRINDO sudah
berkolaborasi sedemikian rupa untuk melindungi konsumen di seluruh Indonesia,
kenapa kamu tidak mau mencoba menerapkan prinsip Cek KLIK Sebelum Belanja? 😆
***
Post a Comment