Cashback dan Hari Pangan se-Dunia 2019
Belakangan sebuah kejadian perihal belanja minuman
mengganggu saya. Kejadian ini sebenarnya terjadi sebulan lalu. Barangkali kamu
juga pernah mengalaminya.
“Dan, mau beli boba!” pesan Ade setiba kami di halte
terdekat dari tempat tinggal.
“Yakin mau? Mau rasa apa?” tanggap saya.
“Brown Sugar Bubble Tea, deh.”
Percakapan ini berlangsung sesaat sebelum kami melintasi
sebuah kedai ungu dengan lampu kuning yang meremang. Hal ini dipicu oleh
notifikasi promo yang muncul dari telepon genggam milik Ade.
Apabila kamu membeli satu produk, maka ada cashback atau pengembalian uang sebesar
sekian persen yang diberikan. Jadi secara tidak langsung, kamu mendapatkan
harga yang jauh lebih murah. Menarik bukan? 🤔
Pemberitahuan seperti ini memang bukan pemandangan asing
lagi. Soalnya, setiap hari di telepon genggam dan di papan-papan reklame jalanan
kota; kita dijejali oleh potongan-potongan harga yang berkali-kali membuat kita
membeli, memakan, dan meminum produk yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Siapa sangka bahwa produk-produk yang kita makan dan minum
setiap harinya hanya karena harga yang ditawarkan lebih murah itu sebenarnya
tidak sehat? Beragam gangguan kesehatan pun menjadi ancaman.
Tau ga sih berapa jumlah kalori yang dihasilkan oleh satu
cup Bubble Tea?
Dilansir dari Alodokter nih, katanya, 1 porsi Bubble Milk
Tea (sekira 475 ml) terkandung 38 gram gula dan 350-500 kalori. Kandungan ini
sebenarnya telah melewati batas normal asupan gula yang direkomendasikan oleh American
Heart Association yakni 150 kalori per hari untuk pria dewasa dan 100 kalori
per hari untuk wanita dewasa.
Nah, loh? 😑
Hari Pangan se-Dunia
Trus, aku kudu piye?
Jika sudah begini, kesadaran dalam mengonsumsi sesuatu sebenarnya
menjadi hal utama. Keinginan untuk menjadi konsumen cerdas pun dituntut.
Apalagi para generasi milenial yang menjadi sasaran utama dari cashback-cashback tiada henti itu.
Hal ini pun sejalan dengan pesan utama dari World Food Day atau Hari Pangan
se-Dunia 2019 yang jatuh pada 16 Oktober 2019 lalu.
Our Actions Are Our Future. Healty Diets #ZeroHungerWorld.
Bukannya apa, generasi milenial dan gen Z ini bakal menjadi
tumpuan masa depan bangsa. Klise? Ga dong. Mari kita tarik mundur lagi.
Kamu tentu sudah khatam dengan istilah bonus demografi yang
bakal dihadapi Indonesia pada 2045 mendatang. Pada tahun tersebut, usia kamu
dan saya bakal berada di usia produktif dan jumlah kita sangat banyak. Melebihi
generasi bapak ibu kita.
Ada 2 pilihan di masa tersebut: Indonesia maju atau
Indonesia mundur.
Permasalahannya, jika tidak menjaga kesehatan tubuh kita,
maka besar kemungkinan kita akan merasakan pilihan kedua. Kok bisa? Iya, mana
ada orang yang bisa bekerja dan berkarya dengan kodisi tubuh yang
sakit-sakitan.
Ingat, ada masalah penyakit tidak menular yang mengancam
kamu dan saya. Penyakit tersebut adalah hipertensi, strok, diabetes, serta
obesitas. Data dari Kementerian Kesehatan RI 2018 menyebutkan bahwa pervalensi
pada usia lebih dari 15 tahun lebih tinggi pada perempuan dibandingkan pada
laki-laki.
Penyebabnya jelas adalah makanan-makanan yang kita konsumsi
sehari-hari. Sama dengan apa yang saya sampaikan sebelumnya di atas; mulai hari
ini kita wajib menjadi konsumen cerdas terhadap makanan dan minuman yang
dikonsumsi.
Berburu cashback
tetap bisa dilakukan, selama uangnya ada kita selektif dalam membeli makanan
dan minuman. Pangan yang kita konsumsi harus aman dan juga mengandung gizi yang
cukup.
Selain makanan dan minuman, obat-obatan juga patut
diwaspadai. Apalagi sekarang, obat-obatan pun kini dijual online sehingga siapa saja bisa memesannya.
Cara Cerdas Beli Produk Pangan Secara Online
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI sendiri telah
melakukan patroli siber untuk mencegah dan menelusuri peredaran obat dan
makanan ilegal di media daring.
Bahkan nih ya, BPOM RI juga telah menandatangani Mou dengan Asosiasi
e-Commerce Indonesia (IdEA) dan berbagai
platform e-commerce seperti Grab, Gojek, Klik Dokter, Halodoc, Tokopedia,
dan Bukalapak untuk menjaga kamu dan saya dari produk-produk yang bisa
berdampak buruk.
Jika BPOM RI sudah sebegitunya, masa’ iya kita hanya
sekenanya riset sebelum belanja.
Setiap dari kita sebenarnya bisa melakukan cara cerdas beli
produk obat dan makanan secara online.
Paling gampangnya sih dengan kritis terhadap kelengkapan informasi yang
tersedia di website. Hal tersebut
bisa dimulai dengan cara sebagai berikut:
- Membaca Informasi Produk
- Memahami Komposisi Produk
- Mengetahui Nomor Izin Edar dan Masa Kedaluwarsanya
Jika ketiga hal tersebut tidak bisa kamu dapatkan di website
saat berbelanja, maka ada baiknya jika kamu menekan tombol Chat agar bisa
berkonsultasi langsung dengan pembelinya. Tanyakan lagi ketiga poin di atas
sebelum membeli.
Selain ketiga langkah tersebut, kamu juga sebaiknya mengikuti saran dari BPOM RI. Apa itu? CEK KLIK.
Sebelum membeli sebuah produk baik online maupun offline, kamu perlu mengecek kemasan, label, izin edar, dan tanggal kedaluwarsanya.
Jika menemukan berita-berita terkait produk makanan
berbahaya yang belum jelas kebenarannya, kamu dapat langsung menghubungi
Badan POM melalui Halo BPOM 1500533 atau berbagai platform media sosial Badan POM RI.
Selain ketiga langkah tersebut, kamu juga sebaiknya mengikuti saran dari BPOM RI. Apa itu? CEK KLIK.
Sebelum membeli sebuah produk baik online maupun offline, kamu perlu mengecek kemasan, label, izin edar, dan tanggal kedaluwarsanya.
Atau kamu punya cara cerdas lainnya agar tidak terjebak
dengan kondisi kesehatan yang tidak baik? Coba berbagi di kolom komentar di
bawah!
***
Post a Comment