Buku Ayah Tangguh: Persiapan Menjadi Ayah
Satu waktu saya kepikiran banyak hal mengenai persiapan menjadi ayah di dalam rumah tangga yang masih seumuran jagung ini. Sesudah Alinea lahir, saya pun kepikiran cara menjadi ayah yang baik untuk anak perempuan.
Namun, pikiran-pikiran ini malah melempar saya ke tahun-tahun sebelumnya.
Besar di keluarga kecil membuat sosok ayah bagi saya adalah sesuatu yang terasa jauh untuk disentuh, meskipun kami atap. Soalnya, segala kesedihan, kegembiraan, dan pertimbangan selalu saya sampaikan kepada ibu.
Mama, saya memanggilnya, adalah orang tua paling dekat yang selalu ada dan selalu terbuka untuk apa saja. Sementara ayah, sependek ingatan saya; hanya ada kala saya pertama kali belajar berhitung dan belajar mengendarai sepeda motor.
Hal ini pun menjadi alasan bagi saya untuk selalu cemburu terhadap teman laki-laki yang sering mengobrol bareng dan bermain bersama ayahnya. Dua bulan menjelang perayaan ulang tahun ke 27, Maret kemarin, peran saya di dalam kehidupan yang fana ini seolah naik tingkat.
Tidak lagi sebagai anak-anak, tetapi juga sebagai seorang dewasa dan ayah dari seorang anak perempuan. Sialnya, saya tidak pernah siap untuk menjalani peran ini karena di dalam keluarga kecil kami, hal-hal seperti ini jarang dibicarakan.
Dua hari setelah melangsungkan akad nikah, saya diberikan buku tipis oleh ibu. Sesudah membolak balik halamannya, tidak ada sehalaman pun yang membahas mengenai anak, apalagi cara menjadi ayah yang baik untuk anak perempuan.
Saya pikir ulang, tampaknya ilmu hubungan suami-istri memang harus dibedakan ilmu cara membesarkan anak.
Untungnya, dua pekan kemarin saya menerima buku mengenai ilmu yang kedua tadi. Yang paling pertama saya lahap adalah, tentu saja; buku Ayah Tangguh yang ditulis oleh Dandy Birdy.
7 Karakter Ayah
Dandy yang seorang Psikolog dan Psikoterapis membuka bukunya dengan baik. Dia mendudukan ayah ke dalam 7 karakter, yang pada dasarnya dapat dengan mudah ditemui sehari-hari. Bagi saya, hal ini memudahkan pembaca untuk menyiapkan diri sebelum berangkat dengan peran sebagai seorang ayah.
Karakter-karakter tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Ayah Si Anak Mami
Ketika menyebutkan karakter ini ke Ade, dia sontak menunjuk seseorang. Di buku ini disebutkan bahwa karakter ini merupakan seorang yang manja dan tidak mandiri di mana dia masih bergantung pada orang tuanya.
2. Ayah Si Penyiksa
Menurut saya karakter inilah yang bakal sulit menjadi ayah yang baik untuk anak-anaknya. Soalnya, mereka melakukan kekerasan verbal, emosional, bahkan fisik. Tentu saja, kondisi ini bakal membuat keluarga tidak harmonis.
3. Ayah Si PelitTidak kepikiran juga sih bagaimana karakter ayah seperti ini bisa muncul, tetapi di buku ini disinggung bahwa setan selalu menghasut suami agar pelit kepada keluarganya. Hal inilah yang menjadikan mereka ragu memberi. Padahal sedekah yang paling besar pahalanya adalah sedekah pada keluarga.4. Ayah Si ATMSaya tertawa kecil membaca karakter ini. Seorang ayah bisa saja bekerja keras demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Mobil mewah, mainan, dan baby sister bisa saja mereka datangkan di dalam rumah, tetapi apakah keluarganya akan bahagia jika tidak ada sosok ayah yang benar-benar hadir di antara mereka?5. Ayah Si AmbisiusDi awal-awal pernikahan kami, saya sempat melihat diri saya seperti karakter ini. Saya punya banyak penyesalan di masa kecil mengenai hal-hal yang harusnya saya lakukan dan prestasi-prestasi yang harusnya saya raih. Namun pada satu titik saya berpikir, "Apa tidak lebih baik anak saya nantinya menjadi apa yang dia mau?"6. Ayah Si PemarahMenurut Dandy, ayah tipe ini tidak mampu mengelola amarahnya. Emosi yang meledak-ledak disebabkan oleh tidak adanya Anger Management. Terkait hal ini, Dandy dan pasangan, Diah Mahmudah pernah membahas ini. Lain kali saya cari buku ini untuk mempelajarinya lebih lanjut.7. Ayah Si VirtualKecanggihan teknologi sebenarnya memungkinkan setiap ayah bertemu dengan anaknya melalui layar smartphone tanpa harus bersentuhan secara fisik. Ayah di kantor, anak di rumah. Sayangnya, perasaan seorang anak jelas akan berbeda jika ayah mereka hadir secara langsung di dunia nyata ketimbang hanya di dunia maya.
Seluruh karakter yang disebutkan di atas pada dasarnya merupakan cerita-cerita penyebab disharmoni keluarga. Istilah ini merujuk pada sebuah keluarga yang tidak bahagia dan bisa saja pernikahan yang dijalani oleh suami dan istri menyeret kepada luka dan penderitaan 😞
5 Cara Menjadi Ayah Tangguh
Akhirnya saya menemukan jawaban terkait keresahan di awal mengenai sosok ayah yang tak tersentuh. Agar bisa diingat oleh anak-anaknya, seorang ayah harus meniatkan hal ini terlebih dahulu.
Soalnya, berbeda dengan ibu di mana fitrah mereka memang mengandung, melahirkan, dan menyusui; seorang ayah tidak mengalami hal ini. Hasilnya, mereka bisa dilupakan begitu saja.
Maka dari itu, niat ini menjadi bagian dari persiapan menjadi seorang ayah. Namun, bagaimana setelah meniatkan semuanya?
Dandy melalui bukunya setebal 152 halaman memaparkan 5 pilar menjadi ayah tangguh sebagai berikut:
1. Tangguh Spiritual
Selalu salat tepat waktu merupakan kalimat yang selalu diulang-ulang mama saban kali kami akan mengakhiri percakapan telepon. Hal ini pun diyakini Dandy bahwa tanpa spiritual yang baik, keempat pilar lainnya akan jadi buruk. Tentu saja, tanpa memandang remeh keempat pilar lainnya.
Untuk tangguh secara spiritual, setiap ayah perlu punya kedewasaan sebagai sosok pengemban misi dan pengokoh fitrah keimanan. Bayangkan kehidupan rumah tangga seperti kapal yang siap mengarungi samudera antah berantah, tanpa nakhkoda yang cakap, kapal tentu saja akan kesulitan dalam berlayar. Iya 'kan?
2. Tangguh Emosional
Selain cakap, seorang nakhoda tentu saja harus tangguh secara emosional. Ada banyak orang di dalam kapal dengan peran yang berbeda-beda. Ada banyak ombak yang bakal dihadapi di lautan lepas. Kita tidak pernah tahu siapa orang yang membutuhkan kita di ombak yang mana?
Penulis buku Ayah Tangguh ini mendefinisikan tangguh secara emosi sebagai seorang ayah yang hangat dengan tidak mengamputasi emosi sebagai bagian dari sisi manusiawinya. Seorang ayah tidaklah harus kaku dan dingin ibarat robot 😬
3. Tangguh Fisik
Setidaknya ada 2 indikator sosok ayah yang tangguh secara fisik, yakni ayah jagoan pelindung keluarga dan ayah sosok supplier maskulinitas.
Bagian ini tidak hanya bagi ayah yang punya anak laki-laki agar tidak tumbuh sebagai seseorang yang gagah gemulai, namun juga bagi ayah yang punya anak perempuan agar buah cintanya ini bisa cakap membela diri dan berdaya mempertahankan kemuliaan dirinya.
Pikiran mengenai cara menjadi ayah yang baik untuk anak perempuan di awal pun pelan-pelan terjawab di buku ini.
4. Tangguh Sosial
Dalam beberapa hal, saya selalu kewalahan melemparkan kata tidak untuk sesuatu yang sebenarnya tidak saya inginkan, misalnya menolak ajakan kawan. Ternyata untuk berani berkata tidak merupakan salah satu cara untuk menjadi ayah tangguh. Hal ini terkait erat dengan ayah yang punya kekuatan ego.
Selain kekuatan ego, seorang ayah juga perlu punya kedewasaan sebagai sosok yang produktif agar bisa tangguh dalam berbagai hal-hal sosial. Kekuatan diri yang muncul dari pemahaman diri mengenai apa yang bisa dan tidak bisa dikerjakan akan berbuah kontribusi terhadap keluarga, bahkan masyarakat tempat kita tinggal.
5. Tangguh Intelektual
Istilah anak-anak di Twitter 'No Debate', untuk bagian ini. Agak sulit mewujudkan rumah tangga yang baik tanpa kemampuan berpikir dengan logika yang kuat, menurut saya.
Bagaimana tidak, ketika seorang anak bertumbuh, akan ada banyak hal yang dipertanyakannya. Pertanyaan-pertanyaan ini tentu akan menghantam seorang ayah dan bakal tidak mungkin untuk mengabaikan pertanyaan tersebut.
Untuk sosok yang tangguh secara intelektual, dijelaskan di dalam buku bersampul putih ini bahwa setiap ayah perlu memiliki kemampuan problem solving juga keterampilan mengarahkan dan memotivasi keluarga.
Kelima hal tersebut di atas tidak akan mampu berdiri sendiri, satu pilar harus ditopang oleh pilar lainnya agar tercipta keluarga yang harmonis. Terasa sulit? Tentu saja.
Semuanya harus diniatkan sedari awal agar setiap ayah mampu menjadi pemimpian yang tangguh bagi keluarganya. Jangan sampai seorang ayah menjadi, istilah Dandy; malaikat yang terlupakan.
3 Hal Menarik Dari Buku Ayah Tangguh
Saya menghabiskan buku ini selama seminggu. Waktu yang lama bagi saya untuk sebuah buku 152 halaman. Kenapa? Apakah saya tidak tertarik membacanya?
Saya membacanya pelan-pelan justru karena saya menyukai. Bukankah menyenangkan jika kita justru berlama-lama terhadap apa yang kita sukai? Untuk itu saya membuat 3 daftar alasan mengapa buku ini menarik bagi saya.
- Berwarna. Saya tahu ongkos pembuatan buku ini tidak murah karena berwarna. Karena hal ini jugalah saya menempatkan tampilan buku sebagai alasan pertama mengapa saya betah membacanya berlama.
- Catatan Renungan. Buku yang terdiri dari 7 bab ini mempunyai semacam lembar kerja di setiap akhir babnya. Dengan begini, pembaca bisa menuliskan hal-hal terkait apa yang telah dibacanya, sehingga buku ini tidak hanya berisi teks panjang yang menggurui. Oiya, di halaman 86 ada ruang buat kamu menempel foto sang buah cinta.
- Berdasarkan Pengalaman. Masih terkait teks panjang yang menggurui, saya menyenangi buku ini karena Dandy tidak hanya bicara tentang dirinya. Sebagai seorang Psikoterapis dan Marital Counselor, buku ini juga berisi pengalaman orang-orang yang pernah dibantunya, sehingga pembaca bisa belajar banyak dari cerita-cerita tersebut.
Buku ini memang tidaklah sempurna, misalnya terdapat beberapa typo atau salah ketik di beberapa halaman yang sempat membuat saya gatal. Namun, harapannya untuk tampil sebagai buku yang memotivasi agar mampu mengokohkan kedewasaan dan mengasah kompetensi agar mampu menunaikan misi utama sebagai pemimpin keluarga; saya rasa berhasil.
Buku ini pun hanya merupakan 1 dari 2 buku lain yang membahas tentang parenting. Masih ada Membasuh Luka Pengasuhan dan Membayar Utang Pengasuhan. Saya masih akan melanjutkan ulasan kedua buku tersebut setelah tuntas membacanya.
Jadi, apakah saya akan merekomendasikan buku Ayah Tangguh sebagai panduan persiapan menjadi ayah? Tanpa pikir panjang, saya akan menjawab, "Iya!" 😉
***
Judul Buku: Ayah Tangguh
Penulis: Dandy Birdy
ISBN: 978-623-7306-31-3
Cetakan Pertama: Mei 2020
Jumlah Halaman: 152
Post a Comment