Pernahkah kamu
tiba-tiba lupa menyimpan kunci rumah atau benda yang baru saja kamu pegang?
Hati-hati sebab hal itu bisa jadi merupakan tanda-tanda pikun.
Seperti
yang diketahui, pikun adalah penyakit umum yang identik dengan orang tua atau mereka
yang telah berusia lanjut. Jika keadaan ini sudah berulang kali terjadi, maka bukan lagi sesuatu yang normal.
Dalam webinar
kesehatan yang saya ikuti hari Minggu (20/9) kemarin dalam rangka Festival Digital
Bulan Alzheimer Se Dunia dr. Sri Budhi Rinawati Sp.S(K), dokter spesialis
saraf, menjelaskan panjang lebar mengenai definisi, gejala, penyebab, hingga
cara mengatasi pikun.
Oiya, buat
kamu yang belum tahu, Alzheimer ini memang dirayakan setiap tahunnya untuk mengingatkan betapa bahayanya penyakit ini. Pada 2020 World Alzheimer’s Month mengambil tema Let’s Talk About Dementia.
Definisi
Pikun
Menurut
dokter lulusan Universitas Airlangga ini, pikun adalah kondisi di mana
seseorang butuh waktu lebih lama dalam mengingat atau lupa dengan apa yang
mereka telah lakukan sebelumnya.
Pikun juga
diartikan sebagai penurunan kemampuan berpikir seseorang.
Di dunia
medis, pikun disebut demensia yang berarti penurunan fungsi otak, misalnya saja
dengan menurunnya daya ingat serta kecepatan berpikir dan berperilaku.
Sementara
di tengah masyarakat pikun sering kali disamakan dengan lupa. Faktanya, pikun
dan lupa adalah dua hal yang berbeda. Apa saja bedanya? 🤔
Gejala Pikun
Kamu mungkin pernah berujar seperti ini, "Aduh, saya kok mulai pikun? Faktor umur kali, ya?"
Faktanya, pikun bukanlah hal normal dalam proses penuaan seseorang. Kondisi ini mampu menjadi sebuah penyakit yang disebut sebagai demensia.
Ada lebih dari 50 juta orang mengalami demensia dengan demensia alzheimer terbanyak berada di kisaran 60%-70%. Oleh masyarakat, kondisi ini sebut sebagai pikun.
Beberapa gejala pikun antara lain:
- Sulit fokus
- Sulit melakukan pekerjaan sehari-hari
- Sulit memahami, mengukur jarak, dan membedakan warna
- Gangguan daya ingat atau sering lupa
- Bingung terhadap waktu (hari dan tanggal)
- Menarik diri dari pegaulan
- Perubahan perilaku dan kepribadian
- Gangguan berkomunikasi dan kesulitan berbicara
- Salah membuat keputusan
- Menaruh barang tidak pada tempatnya
Gejala-gejala pikun ini punya risiko besar terjadi pada beberapa orang dengan kondisi, seperti usia lanjut, diabetes melitus, hipertensi, strok, penyakit jantung koroner, obesitas,depresi, kebiasaan merokok, kurang olahraga, serta punya keturunan yang sebelumnya mengalami Alzheimer.
Penyebab Pikun
Sudah bukan rahasia lagi jika semua gangguan kondisi kesehatan yang terjadi pada tubuh seseorang; termasuk pikun, dipicu oleh sebuah atau beberapa penyebab.
Khusus untuk pikun, penyebab mendasarnya adalah penurunan fungsi memori di dalam otak. Kondisi ini bisa saja disebabkan oleh cedera pada kepala hingga memengaruhi otak dan berujung pada terganggunya ingatan.
Terjadinya pikun juga bisa disebabkan oleh kerusakan struktur sistem sinyal otak yang punya kemampuan mengendalikan emosi serta ingatan seseorang.
Cara Menghilangkan Pikun
Lantas, bagaimana cara menghilangkan dan mengobati pikun? Untuk melakukan hal ini, kamu perlu menetapkan tujuan terlebih dahulu.
Soalnya, kondisi setiap orang barangkali berbeda. Beberapa tujuan yang kerap ditempuh, yakni meringankan gejala, memperlambat perkembangan penyakit, membuat penderita dapat hidup semandiri mungkin.
Sementara untuk penanganan pikun meliputi beragam hal, antara lain:
Untuk mengatasi pikun, setiap orang memerlukan bantuan dan masukan dari seorang spesialis. Penanganannya terbilang riskan dan memerlukan waktu yang tidak sebentar.
Dokter yang menangani biasanya akan menempuh beberapa langkah pengobatan, seperti memeriksa riwayat pengobatan dan kesehatan dengan bantuan ahli saraf serta psikiater.
Setelah itu, dilakukan sejumlah tes untuk mendiagnosis pikun, misalnya tes darah, tes urin, serta tes memori yang terdiri dari kemampuan memecahkan masalah dan bahasa.
Cara Mencegah Pikun Dini
Jika proses pengobatan tadi memerlukan bantuan ahli kesehatan yang terpercaya, maka untuk proses pencegahan ini bisa kamu lakukan sendiri.
Sebagai contoh, aktif berkegiatan fisik serta aktivitas sosial, melatih otak untuk terus berpikir, dan terus mengonsumsi makanan bergizi.
Selain itu, hal-hal kecil seperti menjaga kenangan indah bersama keluarga atau orang terkasih ternyata mampu menjaga kesehatan otak agar terhindar dari pikun.
Yang jelas di masa pandemi seperti ini, seluruh proses pengobatan dan pencegahan pikun wajib untuk menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Protokol kesehatan tersebut tidak lain dan tidak bukan, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter, memakai masker saat keluar rumah, serta cuci tangan sesering mungkin.
Deteksi Pikun Sedini Mungkin
Di Festival Digital Bulan Alzheimer Se Dunia 2020 ini juga diluncurkan sebuah aplikasi untuk mendeteksi pikun sedini mungkin.
Soalnya, dibandingkan mencari obat pikun yang tepat, ada baiknya setiap dari kita melakukan deteksi dini agar tindakan preventif bisa dilakukan melalui hasil konsultasi dokter.
Aplikasi untuk mendeteksi pikun ini bernama EMS - Sahabat Kesehatan Otak Keluarga dan bisa kamu download dengan mudah di Playstore maupun Appstore.
EMS atau E-Memory Screening ini setidaknya punya 3 tujuan utama demi membebaskan setiap masyarakat Indonesia dari pikun dan demensia.
Untuk mendeteksi dini, kamu hanya butuh beberapa langkah dan menjawab pertanyaan yang erat kaitannya dengan keseharianmu. Cara lengkap deteksi dini pikun sebagai berikut:
- Buka aplikasinya dan klik deteksi dini
- Tambah partisipan dengan mengisi data diri secara tepat
- Selanjutnya, klik tombol mulai pemeriksaan
- Jawab pertanyaan 1 sampai 8 dengan tiga opsi yang diberikan: Ya, Tidak, Tidak Tahu
- Jika sudah, kamu akan mendapatkan hasil pemeriksaan dan saran
Cukup mudah 'kan? 😉
Apabila kamu mengalami masalah, maka akan disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter. Di bagian direktori bakal muncul dokter-dokter spesialis yang berada dekat dari tempatmu.
Jangan lupa untuk aktifkan GPS, ya!
Intinya, aplikasi karya anak bangsa ini akan sangat membantu dalam mendeteksi dini masalah pikun yang mungkin saja kamu alami. Dengan begini, tindakan pencegahan yang sering kali mengarah ke Alzheimer bisa dicegah.
Fakta Penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah gangguan kesehatan yang terjadi pada bagian otak yang menyebabkan turunnya daya ingat dan kemampuan berbicara serta berpikir.
Selain itu, terjadi pula perubahan terhadap perilaku secara bertahap. Penyakit yang punya kaitan erat dengan pikun ini pun ternyata dialami oleh lebih dari 50 juta lebih orang di seluruh dunia.
Sayangnya, penyebab kondisi ini belum pasti dan belum ada pengobatan jelas. Maka dari itu, ada baiknya jika mengenal pikun, gejala, dan cara mengatasinya sedari awal.
Yang tidak kalah pentingnya, deteksi pikun terlebih dahulu dengan menggunakan EMS - Sahabat Kesehatan Otak Keluarga. Yuk!
***

Post a Comment