Cara Mengobati Kanker Paru

cara-mengobati-kanker-paru-paru

Kamu tentu tahu bahwa kanker adalah salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Coba cek orang-orang terdekatmu, berapa dari mereka yang harus meregang nyawa karena kanker?

Disampaikan oleh dr. Else Mutiara Sihotang, Sp.PK (Koordinator Rumah Sakit Pendidikan Kanker, Kemenkes RI) bahwa kanker juga menjadi katostropik atau penyakit yang menimbulkan biaya yang besar dan penyakit yang mengancam nyawa pasiennya.

Makanya, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kanker ditempatkan di urutan kedua setelah jantung dari 9 penyakit yang mendapat perhatian besar.

Adapun jenis kanker yang memakan banyak korban adalah kanker paru.

Kanker paru adalah salah satu kanker dengan angka kejadian tertinggi di Indonesia. Data WHO melalui Global Cancer Observation menyebutkan bahwa ada 34.783 kasus baru kanker paru di Indonesia dan 30.843 kematian akibat kanker paru selama tahun 2020.

Di Indonesia, menurut dr. Evlina Suzanna, Sp.PA, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI), kanker paru juga merupakan kanker yang paling banyak terjadi pada laki-laki, di mana setidaknya 25.943 kasus atau sekitar 14,1% dari seluruh kasus kanker baru terjadi pada laki-laki.

Nah, untuk menyelami lebih dalam kanker paru, saya merangkum informasi dari webinar yang diadakan oleh Roche Indonesia dengan tajuk Membuka Lebar Pintu Harapan: Meningkatkan Kesintasan Pasien Kanker Paru, melalui Deteksi Dini, Diagnosis, dan Tata Laksana yang berkualitas.

Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Paru

cara-penyembuhan-kanker-paru-paru

Prof. dr. Elisna Syahruddin, Ph.D., Sp.P(K)Onk, Direktur Eksekutif Research of Indonesian Association for the Study on Thoracic Oncology (IASTO), menjelaskan bahwa hingga saat ini tidak ada penyebab kanker paru yang spesifik menyebabkan masalah kesehatan ini.

Yang ada hanyalah faktor risikonya.

Beberapa faktor risiko kanker paru, yakni:

  • Kebiasaan merokok
  • Riwayat kanker paru di keluarga
  • Paparan zat karsinogen di tempat kerja
Makanya, skrining dan deteksi dini sangat diperlukan agar pasien kanker paru ditemukan pada stadium dini sehingga upaya untuk meningkatkan angka tahan hidup (kesintasan) dapat dicapai.

Cara Mengobati Kanker Paru

cara-mengobati-kanker-paru-paru

Sudah bukan rahasia lagi bahwa cara mengobati kanker paru-paru bisa ditempuh dengan berbagai cara, tergantung stadiumnya. Beberapa jenis pengobatan yang biasa dilakukan oleh dokter, antara lain:
  1. Operasi demi menghentikan penyebaran jaringan kanker, biasanya di stadium I dan II
  2. Kemoterapi diterapkan bagi orang yang mengalami kanker stadium lanjut
  3. Radioterapi dilakukan setelah operasi untuk membunuh sisa sel-sel kanker
  4. Imunoterapi, dilansir dari website Roche Indonesia, adalah pengenalan dan penghancuran sel kanker oleh sistem kekebalan tubuh
Hal penting lainnya yang perlu kamu catat adalah jumlah kasus kanker paru di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya di Indonesia. Selain itu, usia penderita kanker paru pun semakin muda.

Bagaimana cara mengobati dan mencegah kanker paru?

dr. Evlina Suzanna, Sp.PA menjelaskan bahwa pasien kanker paru perlu mendapatkan pelayanan yang komprehensif, dimulai dari kepedulian terhadap bahaya kanker paru, skrining atau deteksi dini, diagnosis, serta pengobatan sedini dan setepat mungkin.

Tujuannya, untuk meningkatkan peluang kesintasan dan mengurangi beban biaya kesehatan penyintas kanker paru. 

Untuk menghindari kanker paru, dr. Evlina Suzanna, Sp.PA membuat akronim menarik, yakni Pola Hidup CERDIK. Apa itu Pola Hidup CERDIK?
  • Cek kesehatan secara rutin
  • Enyahkan asap rokok
  • Rutin berolahraga
  • Diet seimbang
  • Istirahat yang cukup
  • Kelola stres dengan baik

Belajar dari Penyintas Kanker Paru

cara-penyembuhan-kanker-paru-paru

Menariknya dari webinar ini adalah didatangkannya Megawati Tanto, Koordinator Kanker Paru Cancer Information and Support Center untuk berbagi dengan kita.

Mega menjabarkan bahwa sering kali para pasien kanker paru terdiagnosis ketika sudah memasuki stadium lanjut. Akibatnya, tindakan pengobatan yang diterima pun terlambat, sehingga tingkat angka kematian pasien kanker paru menjadi tinggi.

Terakhir, kematian akibat kanker paru dapat dicegah, tingkat kesintasan pasien dapat meningkat, serta biaya kesehatan dapat ditekan jika diagnosis dan tata laksana yang tepat dilakukan lebih awal.

Namun, penerapan tata laksana ini memerlukan kolaborasi aktif antar berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, dan masyarakat serta payung kebijakan yang terintegrasi untuk mendukung penatalaksanaan kanker paru yang komprehensif.

Kolaborasi ini mencakup ketersediaan sumber daya manusia, yakni:
  • Tim ahli yang multidisiplin
  • Kemudahan akses terhadap fasilitas kesehatan
  • Ketersediaan obat-obatan, alat kesehatan, dan pembiayaan untuk pelayanan berkualitas
Hasilnya, diharapkan mampu menjangkau semakin banyak pasien kanker paru dan meningkatkan harapan hidup penyintas kanker paru di Indonesia.

***

Nih buat jajan