Amartha: Peer to Peer Lending Berdampak di Indonesia

contoh-peer-to-peer-lending-terbaik-di-indonesia

Butuh pinjaman dana untuk mengembangkan usaha? Atau kamu adalah orang yang baru ingin merintis usaha, tapi belum punya modal?

Solusinya bisa jadi Peer to Peer (P2P) Lending ✨

Meski kita semua tahu bahwa ada berbagai cara mendapatkan pinjaman dengan mudah saat ini, pilihan untuk memanfaatkan sistem P2P Lending ternyata bisa jadi pertimbangan.

Mengecek data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah peminjam P2P Lending pada 2021 mencapai 73,2 peminjam. Angka ini terus tumbuh sebesar 68,15 persen per tahun.

Hadirnya sistem P2P Lending dengan tren yang baik ini tentu saja menjadi angin segar bagi masyarakat yang ingin mendapatkan akses ke jasa keuangan.

Hanya saja, rendahnya literasi keuangan digital masyarakat masih menjadi soal. Tidak sedikit yang belum bisa membedakan P2P Lending dengan pinjaman online.

Agar kamu lebih paham mengenai P2P Lending di Indonesia, yuk simak informasi lengkapnya berikut ini!

Apa Itu Peer to Peer Lending?

Menurut OJK, pengertian Peer to Peer Lending adalah layanan pinjam meminjam antara kreditur atau pemberi pinjaman dengan debitur atau penerima pinjaman secara langsung dalam mata uang rupiah dengan memanfaatkan teknologi.

Platform online P2P Lending akan memfasilitasi kreditur untuk memberikan pinjaman secara langsung  kepada debitur dengan return yang lebih tinggi. Sementara, debitur bisa mengajukan pinjaman dana secara langsung kepada kreditur dengan syarat dan proses yang jauh lebih mudah dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensional.

Makanya, P2P Lending dikategorikan sebagai Financial Technology atau Fintech. Hal ini juga yang menjadi alasan mengapa P2P Lending juga dikenal sebagai Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI).

Semua informasi dan pengertian P2P Lending ini tertuang di dalam Peraturan OJK No.77/POJK.01/2016. Ada banyak contoh P2P Lending di Indonesia. Catatan OJK bahkan menyebutkan bahwa hingga Februari 2020 lalu, total jumlah penyelenggara P2P Lending di Indonesia yang terdaftar dan punya izin adalah 161 perusahaan.

Cara Kerja Peer to Peer Lending

Sampai di sini kamu mungkin masih bertanya-tanya, bagaimana sih cara kerja P2P Lending? Sebab jika membaca pengertian P2P Lending tadi; cara kerja terbilang mudah.

Secara umum, berikut cara kerja P2P Lending di Indonesia:

  • Baik kreditur maupun debitur akan melakukan registrasi secara online di platform online P2P Lending terbaik
  • Setelahnya, debitur akan mengajukan pinjaman
  • Penyelenggara P2P Lending akan menganalisa kelayakan debitur dengan berbagai indikator
  • Jika lolos, debitur akan dimasukkan di platform P2P Lending lengkap dengan informasi komprehensif mengenai profil dan risiko debitur
  • Kreditur P2P Lending akan menganalisa, menyeleksi, dan memilih debitur yang tersedia di platform P2P Lending untuk diberikan pinjaman
  • Kreditur akan memberikan pinjaman dan debitur akan mengembalikan pinjaman sesuai jadwal

Nah, perlu dicatat bahwa cara kerja ini bisa lebih sederhana tergantung penyelenggara P2P Lendingnya. Keuntungan yang didapatkan oleh kreditur biasanya bersumber dari bunga pinjaman tersebut.

5 Tips Memilih Peer to Peer Lending Terbaik

Sebelum menentukan di mana kamu akan mengajukan pinjaman atau memberikan pinjaman, pelajari tips memilih P2P Lending terbaik berikut ini:

  1. Cek apakah penyelenggara tersebut sudah terdaftar dan punya izin dari OJK agar kamu tahu bahwa dana kamu dikelola oleh penyelenggara yang bertanggung jawab
  2. Periksa rekam jejak dan reputasinya. Bisa dengan mengecek manajemen dan advisornya serta feedback dari kreditur dan debitur
  3. Secara spesifik, kamu perlu mengecek jumlah kreditur dan debitur yang bergabung, jumlah pinjaman yang suda disalurkan, jumlah pinjaman lunas, rasio gagal bayar dari pinjaman selama ini atau Non Performing Loan Ratio (NPL), serta rasio pembayaran pinjaman tepat waktu
  4. Ketahui tingkat bunga minimum atau imbal hasil yang ditawarkan penyelenggara
  5. Perhatikan kemudahan akses platform yang ditawarkan penyelenggara. Apakah kamu bisa mengakses informasinya dengan mudah? Atau bagaimana kamu harus menghubungi Customer Service?

Nah, sudah disebutkan di awal bahwa ada banyak contoh P2P Lending di Indonesia. Salah satu P2P Lending terbaik di Indonesia yang punya kredibilitas dan terdaftar di OJK adalah Amartha.

Mengapa Memilih Amartha?

peer-to-peer-lending-terbaik-di-indonesia

Perlu diketahui, Amartha berdiri pada 2010 sebagai microfinance yang bertujuan untuk menghubungkan pelaku usaha mikro dengan pemodal secara online.

Penyelenggara P2P Lending ini menyebut kreditur sebagai pendana dan debitur sebagai mitra.

Hadirnya Amartha didasarkan dengan fakta di lapangan bahwa pengusaha mikro ternyata sulit mendapatkan modal usah. Penyebabnya berupa keterbatasan jaminan, fluktuasi pendapatan, serta tidak adanya sejarah kredit pelaku usaha mikro tersebut.

Nah, dengan teknologi yang tepat dan semangat gotong royong, Amartha percaya pelaku usaha mikro bisa menjadi penerima pinjaman yang berkualitas yang disosialiasikan dengan tagar #AyoModalinUMKM mulai dari Rp100.000.

Pertanyaanya, siapa sih pelaku usaha mikro itu? 🤔

Berdasarkan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pelaku usaha mikro adalah perorangan atau badan usaha perorangan produktif yang berdiri sendiri dan bukan merupakan anak atau cabang perusahaan yang dimiliki atau menjadi baigian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar.

Kriteria asetnya maksimal 50 juta rupiah dengan omset maksimal 300 juta.

Di piramida terbawah di Indonesia, segmen mikro mencapai 200 juta orang dan mayoritas belum terlayani oleh jasa keuangan formal.

Keunggulan Amartha

peer-to-peer-lending-terbaik-di-indonesia

Secara spesifik, ada beberapa keunggulan Amartha sebagai salah satu P2P Lending terbaik di Indonesia:

  • Menghubungkan pendana urban dengan pengusaha mikro dan kecil di pedesaan
  • Membuka akses permodalan untuk #PerempuanTangguh, pengusaha kecil dan mikro di pelosok desa
  • Riwayat pinjaman dapat dijadikan referensi dalam mendapatkan pinjaman lebih besar dari bank atau lembaga keuangan lainnya di masa depan

Amartha juga berbeda dengan pinjaman online karena berbagai alasan berikut:

  • Menerapkan konsep Grameen Model: pemberian modal usaha dengan membentuk kelompok usaha serta menerapkan sistem tanggung renteng.
  • Mempekerjakan lebih dari 4.000 tenaga lapangan yang memberikan pelayanan bagi mitra Amartha
  • Menyediakan akses keuangan digital sekaligus memberikan edukasi literasi keuangan dan digital bagi para mitra.

Pendanaan Berdampak

Pembeda lain Amartha dengan P2P Lending di Indonesia adalah konsep Impact Investing yang diusungnya.

Melansir dari Investopedia, Impact Investing atau pendanaan berdampak adalah strategi investasi yang menghasilkan keuntungan investasi sekaligus menciptakan dampak positif untuk sosial dan lingkungan.

Platform investasi P2P Lending ini sejalan dengan beberapa pilar Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 atau tujuan pembangunan berkelanjutan.

3 Sektor Potensial Pendanaan Berdampak

Setelah paham dengan pendanaan berdampak tadi, kamu mungkin bertanya-tanya. Sektor apa saja yang berpotensi untuk menerima pendanaan ini di Indonesia?

Dari data yang dipaparkan Amartha selaku penyelenggara P2P Lending, ada 3 sektor, yakni:

  1. Sektor UMKM Perdagangan: Lebih dari 64 juta UMKM berkontribusi pada PDB Indonesia dan 64,5 persen UMKM dijalankan oleh perempuan
  2. Sektor Gender: Partisipasi perempuan pekerja hanya 55 persen sementara laki-laki 83 persen. Memberdayakan perempuan dapat mendukung penciptaan dampak sosial
  3. Sektor Pertanian: 93 persen petani kecil masuk rantai pasokan pertanian dan menyumbang 33 persen tenaga kerja

Manfaat Pendanaan Berdampak

Lalu, dampak apa yang telah diciptakan dari penerapan Impact Investing ini di Amartha?

Dari segi ekonomi:

  • 95 persen mitra sudah mampu memenuhi kebutuhan dasar
  • 96 persen mitra pendapatannya naik sejak gabung Amartha. Naik 10,5 persen saat pandemi 2020 dan naik 200-700 persen saat normal
  • 94,3 persen mitra merasa hidup mereka lebih baik setelah gabung Amartha karena akses ke pasar lebih pesar dan pendapatan lebih tinggi
  • Mitra berhasil menyerap 87.000 tenaga kerja informal dan 75 persen di antaranya adalah perempuan

Dari segi sosial:

  • 70 persen mitra punya keterampilan baru dari pertemuan kelompok, misalnya pengelolaan keuangan, bisnis, problem solving, leadership, dan decision making
  • 97,9 persen mitra mampu menyekolahkan anak-anaknya, termasuk kesempatan bersekolah bagi anak perempuan
  • 86,6 persen mitra bisa mengambil keputusan lebih baik dalam keluarga karena rasa percaya diri punya pendapatan sendiri
  • 66 persen mitra punya jejaring sosial yang baru, relasi binis, dan pertemanan setelah gabung Amartha

***

Nah, itulah informasi singkat seputar P2P Lending di Indonesia dan Amartha sebagai pionir P2P Lending UMKM yang bisa Anda manfaatkan; baik untuk berinvestasi atau mendapatkan pinjaman.

Terwujudnya masyarakat berdaya dan #PerempuanTangguh memang membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak.

Semoga informasi ini membantumu, ya!

Nih buat jajan