Tidak Ada Drama Sepeda Lepas Roda

lepas roda bantu

Saya mendapatkan sepeda saya saat sudah kelas 4 atau 5 SD. Waktu itu kami sekeluarga sedang liburan sekolah di Makassar.

Dua sepupu saya yang laki-laki dari Enrekang juga datang. Kami mengingap di rumah nenek.

Usia kami hanya berjarak 2 tahun.

Cerita Sepeda Baru

Di satu sore mereka datang memboyong sepeda masing-masing. Masih terbungkus kardus dan plastik di setiap bagiannya. Orang tua mereka membelikan sepeda untuk masing-masing anak.

Mama yang melihat saya sedih karena tidak punya sepeda juga membelikan saya sepeda. Sepeda tersebut warnanya ungu dengan roda bantu di kiri dan kanan ban belakang. Sependek ingatan saya, di usia tersebut saya memang belum bisa mengendarai sepeda.

Saya tidak punya sepeda. Di gang kompleks anak-anak seusia saya sudah lancar bersepeda. Berisik dan mondar-mandir saat jam tidur siang.

Saya tidak mendapatkan sepeda karena saya wajib belajar dan jarang-jarang main di luar dengan anak kompleks. Masih sependek ingatan saya, butuh waktu yang lama bagi saya untuk melepaskan roda bantu sepeda. Saya tidak ingat berapa lamanya.

Intinya, saya kalah oleh Alinea.

Desember lalu saya membelikan Alinea sepeda roda dua dengan dua roda bantu. Teman Ade menjual sepeda anaknya karena harus pindah ke Australia. Di Shopee, harga sepeda tersebut 2 jutaan. Dia menjual sepeda anaknya 200rb. Kondisinya masih sangat bagus dan saya langsung membelinya.

Sebenarnya, Alinea sudah punya sepeda dengan model yang sama, tapi sepeda tersebut ditinggal di Makassar. Di sini, dia cuma pakai push bike dan sudah jarang digunakan karena bosan.

Nah, Alinea mengendarai sepeda barunya ini seminggu.

manfaat push bike

Setelah seminggu, saya mencoba memperlihatkan bahwa roda bantu di kiri dan kanan ini bisa dilepas. Malamnya, ia 2-3 kali mengendarainya di dalam unit apartemen. Hanya saja selalu jatuh karena masih baru dan area belajar yang sungguh sangat terbatas.

Ia marah-marah karena sering jatuh. Saya bilang, "Ya, nggak apa-apa. Namanya juga belajar."

Belum sejam, roda bantu tersebut dipasang lagi.

Keesokan harinya, saya menawarinya belajar lepas roda bantu di luar unit apartemen dan dia mau.

Hanya butuh sekali jatuh hingga ia mampu mengendarai sepedanya tanpa roda bantu. Padahal mah, saya sudah siap banget bantu ia belajar naik sepeda. Saya siap membungkuk dan sakit punggung demi mengajari Alinea naik sepeda.

Kurang dari setengah jam ia langsung bisa mengendarai sepedanya tanpa roda bantu dan tanpa jatuh ke lantai.

"Wah, kok langsung bisa?"

Alinea nyengir dan tertawa-tawa penuh bahagia karena berhasil menggunakan sepedanya.

Saya posting keberhasilan ini di Instagram Story. Salah seorang membahas IG Story tersebut.

"Lulusan push bike ini pasti!"

"Ha? Emang bisa gitu ya?"

Alinea pertama kali main Push Bike saat usianya 2 tahun. Dari usia 2 hingga jelang 4 tahun, ia masih terus main. Sebenarnya, cita-cita saya adalah mengikutkannya kelas Push Bike di Margo City, cuman dia nggak mau. Saya juga siap mengantarnya lomba. Tapi, apa daya si anak tidak mau. Saya juga tidak bisa memaksa.

Intinya, Push Bike punya banyak manfaat; selain bahwa kelak orang tuanya tidak perlu lagi memegang sadel belakang untuk membantunya seimbang.

Manfaat Push Bike untuk Tumbuh Kembang Balita

manfaat push bike

Saat menginjak usia balita, anak-anak mulai mengeksplorasi dunia sekitar dengan penuh rasa ingin tau dan keberanian. Salah satu cara untuk mendukung fase penting ini adalah dengan memperkenalkan mereka pada push bike.

Sepeda jenis ini membantu anak dalam mengembangkan koordinasi motorik kasar serta keseimbangan dengan cara yang menyenangkan. Anak-anak menggunakan kaki untuk mendorong diri mereka maju, dan secara alami, mereka belajar bagaimana menyeimbangkan tubuh di atas dua roda.

  • Meningkatkan Kekuatan Fisik

Dorongan kaki yang berulang tidak hanya melatih otot kaki, tetapi juga memperkuat otot inti, penting untuk postur yang baik dan kesehatan fisik secara keseluruhan.

  • Mempercepat Penguasaan Keseimbangan

Balita belajar bagaimana mengatur berat tubuh dan menyesuaikan posisi untuk tetap stabil, kemampuan yang akan sangat berguna saat mereka beralih ke sepeda roda dua nantinya.

  • Mendukung Perkembangan Koordinasi dan Refleks

Mengatur kemudi, menentukan arah, dan menghindari hambatan adalah keterampilan yang mengasah otak dan respon tubuh. Keterampilan ini tidak hanya berguna dalam bersepeda, tapi juga dalam berbagai aktivitas fisik lainnya.

  • Mengembangkan Kepercayaan Diri dan Kemandirian

Anak-anak merasa bangga saat bisa mengendalikan push bike tanpa bantuan orang dewasa. Hal ini meningkatkan rasa percaya diri mereka dalam belajar keterampilan baru dan menghadapi tantangan.

Dengan semua manfaat yang ditawarkan, push bike bukan hanya mainan, tetapi juga alat pembelajaran yang bernilai untuk tumbuh kembang balita.

Sepeda jenis ini adalah investasi pada masa depan mereka, di mana keterampilan dan kepercayaan diri yang dibangun sejak dini akan memberi mereka keuntungan saat bertumbuh menjadi anak-anak yang lebih besar dan lebih mandiri.

***

Nih buat jajan