Cerita Teman Lama
Saya menyukai seminggu kemarin, dari 22 sampai 26 April 2024, karena saya bertemu dengan teman-teman lama.
Senin adalah hari pertama Alinea kembali masuk sekolah setelah libur panjang Lebaran. Pagi hari berjalan tanpa drama, tetapi setelah Ade dan Alinea berangkat sekolah, Aira mencari-cari Alinea. Maklum, libur Lebaran kemarin panjang, dan Alinea serta Aira menghabiskan banyak waktu bersama. Ketika Alinea tidak ada, Aira merasa kehilangan.
Kami berdua jalan kaki ke sekolah. Sampai di sekolah, ternyata anak PAUD, TK A, dan TK B digabung untuk acara simulasi bertamu Lebaran. Setiap anak membawa kue dan mereka dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Sebelum sampai sekolah, kami mampir ke tukang kunci untuk membuat duplikat kunci yang minggu lalu hilang entah ke mana. Momen ini mengingatkan saya betapa berharganya waktu bersama anak-anak, bahkan dalam aktivitas sederhana seperti membuat kunci.
Selasa itu saya ke kantor lebih cepat karena Alinea tiba-tiba tidak mau ke sekolah. Ibu guru Yana memakai kacamata baru, dan Alinea, yang selalu peka terhadap perubahan, butuh waktu untuk menyesuaikan diri. Kami memaklumi dan memberikan dukungan penuh kepadanya. Mengingat masa sekolah saya dulu, saya juga tidak terlalu suka sekolah, lebih suka ikut organisasi.
Hari itu, saya nongkrong dengan rekan-rekan lama di kantor. Ada Syarif, tim konten dulu yang sekarang bekerja di gedung yang sama, bertemu dengan Nimas dan Early. Kami berbicara tentang nostalgia masa sebelum pandemi, flow kerjaan yang penuh tantangan, dan bos-bos yang absurd. Momen ini membuat saya merasa terhubung kembali dengan masa-masa sebelum segalanya berubah.
Rabu itu penuh dengan drama, tapi saya tetap bekerja di kantor. Setelah meeting dengan tim konten di lantai 37 Sentraya, saya turun untuk ngopi di Toast Box. Di sana, saya bertemu dengan Awi, teman SMA di Sengkang yang juga di Jakarta. Kami berbicara tentang masa-masa sekolah dan minum kopi susu, mengingatkan saya pada warkop di Makassar. Malamnya, kami makan di Lokin, tempat makan favorit yang direkomendasikan oleh Nimas. Momen makan bersama Awi membawa kembali kenangan masa lalu yang manis.
Kamis itu saya bekerja penuh dari Fore. Sore harinya, saya bertemu dengan Pitu dan Awi di Javaroma, di perpustakaan UI. Pitu adalah teman SMA dan sekretaris OSIS saya dulu. Rumahnya sering menjadi markas kami sepulang sekolah. Lokasinya di dataran tinggi di Sengkang, memungkinkan kami melihat separuh kota Sengkang dan Danau Tempe. Pertemuan ini mengingatkan saya pada masa-masa kami sering menghabiskan waktu bersama dari pagi hingga pagi lagi.
Jumat pagi itu, pekerjaan kantor lagi slow. Saya menjaga Alinea dan Aira karena Ade ke Fore untuk menyelesaikan form AAS-nya. Setelah salat Jumat, saya pergi ke perpustakaan UI untuk bekerja. Ini menarik karena sebelumnya laptop kantor saya diblokir oleh jaringan internet kampus, tetapi sekarang sudah bisa digunakan lagi. Sore harinya, kami pergi berenang bersama anak-anak, sebuah aktivitas yang sudah dua minggu lebih kami tidak lakukan.
Sabtu dan Minggu aktivitasnya sama saja, tapi Minggu pagi itu, saya naik motor bersama Alinea dan Aira ke Felfest UI. Kami menikmati alam, melihat tanah becek, ulat bulu, ranting pohon, batu-batu, daun kering, kupu-kupu, dan sinar matahari. Momen ini memberikan mereka pengalaman bermain di alam yang menyenangkan.
Kami juga lama di tempat makan yang memiliki mainan anak. Alinea dan Aira makan dengan lahap, meskipun sambil bermain lego dan buaya-buayaan. Kami memesan jus apel, jus sunkist, cah brokoli yang segar, dan kids meal. Setelah makan, kami main batu-batu di belakang Felfest sebelum pulang.
Di rumah, mereka tidur siang, dan sore harinya kami berenang lagi. Saya mengetik ini di hape. Sekarang jam 22.45. Ade dan anak-anak sudah tidur. Besok Senin, ada halal bihalal di kantor. Kita lihat ya, ada keseruan apa lagi?
Post a Comment