Takalar dan Kekasih; sebuah foto perjalanan

Lanskap pagi, perjalanan Makassar-Takalar



Lokasi 1 Posyandu Lansia : Lingkungan Kacci-Kacci

Suasana pemeriksaan di lokasi 1

Pengukuran tinggi badan oleh mahasiswa kesehatan masyarakat
Para lansia yang ditemani oleh cucu mereka

Konseling oleh dokter puskesmas


Lokasi 2 Posyandu Lansia : Lingkungan Tala

Proses registrasi lansia

Pengukuran berat badan

Pemeriksaan tekanan darah oleh mahasiswi kedokteran gigi

Nah, Kekasih! Mahasiswa keperawatan

Lanskap pantai Puntondo

Bintang laut oh bintang laut!

Rumput laut sebagai salah satu mata pencarian masyarakat Puntondo

Perjalanan dimulai di hari minggu pagi terakhir di bulan Juni dengan mengantarkan kekasih pulang ke lokasi KKN-nya di nol kilometer kabupaten Takalar, empat puluh tiga kilometer dari nol kilometer Makassar.

Mengulang-ulang perjalanan pagi ke Takalar selama empat hari membuat saya melihat banyak hal, membuat perbandingan dengan kota-kota yang telah saya singgahi sebelumnya dan membuat saya kembali banyak belajar hal-hal baru. Tahun lalu, saya menghabiskan masa sebelum masuk ramadhan di kabupaten Soppeng dan tahun ini saya menghabiskannya di kabupaten Takalar.

Dugaan saya memang tak pernah salah bahwa kekasih saya adalah  orang yang benar-benar melakukan sesuatu dengan tidak abal-abal. Lihat saja, di kuliah-kerja-nyata-nya dia melakukan sesuatu yang belum pernah saya lihat di saluran televisi manapun. Pos Layanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia). Memanfaatkan teman-teman se-profesi kesehatan dan dokter puskesmas, posyandu lansia ini digelar selama dua hari di dua lingkungan berbeda. Programnya? Ya, pemeriksaan tinggi dan berat badan, pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan tes asam urat, dan konseling yang dilakukan oleh dokter puskesmas sebagai tindakan akhir dan pemberian obat-obatan bagi para lansia.

Pemberian obat-obatan bagi para lansia sebenarnya oleh saya dan kekasih adalah sesuatu yang tidak mutlak. Kenapa? Berdasarkan pantuan saya di lapangan (tsah), para lansia ini hanya butuh didengar curhatnya, kemudian diberikan masukan-masukan terkait keluhannya. Sugesti bertemu dengan para tenaga kesehatan bagi para lansia ini sebenarnya adalah obat paling mujarab. Dibandingkan dengan menyuapi mereka obat-obat kimia.

"Berhentilah berorientasi kepada obat!" kekasih. 
"Kehadiranmu di lingkungannya, wahai tenaga kesehatan, sudah cukup berarti," tambah saya dalam hati.

Bayangkan, betapa banyak dan semangatnya lansia yang datang pada posyandu lansia ini. Dan dengan senang mereka pulang ke rumah. Begitu yang saya lihat.

Dua hari menghabiskan waktu di posyandu lansia dan berkeliling di kota Takalar membuat saya dan kekasih mencari tempat lain. Iming-iming bertemu dengan temannya, saya dan kekasih menghabiskan siang di Puntondo, sebuah pantai, sebuah pusat pelestarian lingkungan hidup berjarak dua puluh dua kilometer dari nol kilometer Takalar. Terakhir kali saya mendatangi tempat ini adalah awal tahun 2011. Lokasinya masih sangat rapi dan bersih. Tapi sekarang, di tempat yang sama air laut sangat surut. Kemudian reklamasi pantai tampaknya sedang dilakukan di tempat ini.

Empat hari menyenangkan men-charge rindu sebelum rindu me-lowbatt. Sampai jumpa kekasih!

Nih buat jajan