Bicara tentang Perfeksionisme dan Hal-hal Lainnya Sebagai Bloger


Saya barangkali beruntung karena menghabiskan lebih dari 4 tahun untuk belajar desain di Fakultas Seni dan Desain. Bukan kuliah ekonomi.


Kamu harus tahu kalau menempuh perkuliahan selama di seni membuat saya selalu berpikir perfeksi dan melakukan segala hal, termasuk berkarya—secara perfeksionis. Hanya karena ingin mengerjakan sesuatu sebaik mungkin saya lupa untuk menghitung nilai ekonomi terhadap apa yang saya kerjakan.

Saya ingat satu kali pernah mengebut tugas kuliah yang harusnya dikerjakan selama 6 bulan (satu semester) saya kebut menjadi 1 minggu.

Konsekuensinya? Saya terlambat dan hasilnya jelek.

Guru saya mengajarkan bahwa semuanya harus sempurna dari segi konsep, eksekusi, hingga ketepatan waktu. Kalau pun hasilnya mengecewakan, setidaknya kamu melakukan yang terbaik. Hal-hal semacam ini akan membuatmu mampu mengukur diri karena melihat hasil karya sebelumnya sehingga dirimu akan berkembang sebagai seorang pekarya, termasuk bloger.

Jangan lewatkan sarapan!

Sesaat sebelum lulus kuliah saya menerima berbagai tawaran untuk berkolaborasi dengan beragam pihak dan bekerja di berbagai tempat. Beberapa saya terima, sisanya saya lepas. Jelas, kita tnetu tidak bisa  menjalaninya secara bersamaan, bukan?

Pertanyaannya, "Kok bisa?"

Selain perfeksionisme yang membentuk saya di kampus, saya juga menerapkan banyak hal agar bisa terus berkembang dan bertemu dengan banyak orang. Apa saja?

Manajemen Waktu


Dari tugas kuliah yang bertahun-tahun lalu saya kerjakan itu saya belajar banyak bahwa manajemen waktu adalah hal yang utama. Kita tidak bisa menempatkan semua pekerjaan jelang tenggat waktu dan berharap dia bisa selesai semalaman dengan hasil yang maksimal.

Setiap bloger, misalnya, harus bisa mengestimasi berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu blog post agar bisa beralih ke pekerjaan selanjutnya seperti merancang konten media sosial untuk promosi blog post tadi dan berbagai pekerjaan lainnya.

Pekerja Keras


Setiap dari kita tentu sepakat jika sifat pekerja keras harus dimiliki. Saya juga selalu setuju dengan usaha tidak akan mengkhianati hasil. Hal ini beberapa kali saya buktikan, salah satunya sewaktu menjadi pemenang di lomba kedua blog Polda Metro Jaya 2018.

Kerja-kerja keras yang kita lakukan juga akan membuat orang lain mempercayai kita sehingga tidak mungkin beragam kesempatan-kesempatan menyenangkan akan datang

Konsisten


Siapa yang sepakat? Ayo ngacung!

Meski rutinitas yang diulang-ulang setiap harinya bisa berujung pada kebosanan, namun percayalah hal tersebut juga akan menjadi sebuah ladang yang bisa kamu panen hasilnya suatu waktu. Maka dari itu, konsisten berkarya adalah kunci.
The More Things You Do, The More You Can Do.

Jangan Pernah Berhenti Belajar


Saat ini kita bisa jadi hidup di era teknologi 4.0, tapi tidak lama lagi zaman akan berubah menjadi 5.0.  Apalagi perkembangan teknologi dan kecepatan internet juga semakin melaju. Belum lagi dengan jumlah bloger yang kian hari kian banyak.

Sebagai dampaknya, setiap orang tidak boleh berhenti belajar dan memperbarui diri dengan beragam keterampilan-keterampilan baru. Langkah ini pun akan meningkatkan kualitas diri seseorang sehingga bisa berbeda dari yang lain.

Bermental Baja


Andai saja saya menyerah dari tugas kuliah yang saya kerjakan beberapa tahun lalu dan tidak melulusi mata kuliah tersebut, bisa jadi saya tidak akan menuliskan hal ini untuk kamu.

Sebagai seorang bloger, kerja keras dan konsistensi saja tidak pernah cukup. Kamu wajib bermental baja: sabar dan kuat menghadapi tantangan. Soalnya, kerikil-kerikil kecil ini akan muncul sebagai batu sandungan dan jika kamu menyerah, maka kamu tidak akan mendapatkan apa-apa.

Skill ini tidak akan diteorikan di bangku-bangku sekolah tapi ditempa di kehidupan sehari-hari sehingga baja tersebut akan semakin kuat untuk menahan, menopang, bahkan menerjang tantangan-tantangan yang ada.

Begitulah kura-kura. Saya tidak mampu berpanjang lebar mengenai hal-hal ini karena saya pun tengah terus berusaha untuk menerapkannya. Satu lagi kalimat yang mendoktrin saya dalam berkarya yakni:
"Sedikit lebih beda lebih baik daripada sedikit lebih baik," Pandji.
Jika kamu menempuh hal-hal berbeda dari yang saya jelaskan di atas atau mempunyai soft skill lain yang diterapkan dan berhasil, tidak ada salahnya untuk berbagi di kolom komentar agar kita semua bisa sama-sama terus belajar.

***

Nih buat jajan