Pahlawan Bisa Siapa Saja, Termasuk Penggagas Lokakarya Jamu di Amerika
Di masa ketika segala hal bisa dilakukan dengan mudah setiap
orang bisa jadi pahlawan. Kita tidak lagi perlu bambu runcing atau strategi perang
untuk memenangkan pertempuran.
Yang dibutuhkan hanyalah ide dan strategi untuk
mengeksekusinya.
Saya teringat Pandji Pragiwaksono di sebuah panggung yang mengatakan
bahwa jika kamu sudah punya ide, maka tugas kamu adalah mengeksekusi ide tersebut
untuk lahir sebaik mungkin.
Hal inilah yang membawa saya terbang jauh ke sebuah kafe
bernama Café Square One di Philadelphia, Amerika
Serikat dan bertemu seorang jagoan perempuan bernama Audrey Tirtaguna.
Serunya Jelajah Mashup World!
Serunya Jelajah Mashup World!
Di sebuah hari Minggu yang cerah tepatnya tanggal
8 September 2019, Audrey dan teman-temannya di Perhimpunan Mahasiswa Indonesia-Amerika
Serikat (PERMIAS) mengeksekusi sebuah ide: mengenalkan kembali tradisi minum jamu kepada generasi milenial
Indonesia di Negeri Paman Sam.
Seperti apa sih acara ini? 😕
Jamu; Sebuah Gaya Hidup Baru
![]() |
Kanan ke kiri: Bianca Goenawan (wakil ketua), Gracelynn Soesanto (ketua), Audrey Tirtaguna (public relation), Nova Dewi (Founder Suwe Ora Jamu) |
Bertajuk Suwe Ora Jamu: Celebrating Jamu as a New Lifestyle for The Young Generation, Audrey
tidak hanya merangkul generasi milienial Indonesia di Philadelphia, tapi
juga komunitas Indonesia di kota-kota sekitar seperti New York, New Jersey
dan Washington DC.
Sekadar mengingatkan, tradisi minum jamu sebenarnya
sudah ada sejak tahun 1300 di zaman Kerajaan Mataram. Ramuan obat tradisional
ini diolah oleh perempuan, sedangkan para pria bertugas untuk mencari tumbuhan
herbal yang menjadi bahan dasar jamu.
Maklum, dahulu belum ada yang Paracetamol untuk
menurunkan demam sehingga jahe pun jadi obat. Selain sebagai penawar, jamu juga
berkhasiat untuk penyegar dan penjaga tubuh dari berbagai macam gangguan
kesehatan.
Jamu seolah terlupakan hari ini.
Beruntung, ada Ibu Nova Dewi yang mendirikan
brand Suwe Ora Jamu dengan visi untuk mempopulerkan kembali tradisi minum jamu.
PERMIAS kemudian berkolaborasi dengan Suwe Ora Jamu untuk mengadakan lokakarya
jamu di Philadelphia.
Lokakarya yang Dikemas Secara Mendalam
“Saya terkesan dengan brand Suwe Ora Jamu yang
saat ini sedang happening dan giat mempromosikan produknya di berbagai penjuru
Indonesia bahkan sampai ke mancanegara,” Audrey, Public Relation PERMIAS.
Selama seharian para peserta diajak untuk mencoba
beragam jenis jamu dan praktik singkat pembuatan jamu dari bahan-bahan yang
bisa didapatkan sehari-hari. Kegiatan ini pun semakin lengkap dengan adanya presentasi
dan tanya jawab terkait sejarah dan perkembangan jamu.
Menarik kan? 😉
Oiya, selain Audrey beberapa pengurus PERMIAS
lainnya yang turut mengeksekusi ini yakni Gracelynn Soesanto selaku ketua, Bianca
Goenawan yang menjawab wakil ketua, dan Rahelita Haryono sebagai project manager.
“Sebagai generasi muda yang tinggal jauh dari
tanah air, sudah sepatutnya kita bangga membawakan budaya kita yang kaya dan
luar biasa,” Gracelynn Soesanto, Ketua Permias.
Apa yang diungkapkan Gracelynn ada benarnya juga.
Indonesia punya banyak kekayaan yang perlu terus
dipromosikan untuk menjaga kelestariannya. Jangan sampai generasi setelah kita
hanya bisa membaca jenis-jenis obat herbal di buku tanpa pernah melihat
penampakan aslinya.
Hal ini pun menjadi tanggung jawab generasi muda
sekarang di mana pun berada untuk terus mengupayakan jamu, batik, kuliner,
kopi, dan beragam kekayaan lainnya agar dapat dikenal khalayak.
Karena setiap masa punya pahlawannya
masing-masing.
***
Post a Comment