Cara Tepat Merencanakan Keuangan Keluarga dan Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan

merencanakan-keuangan

Kemarin Ade dan saya berdiskusi panjang mengenai proses merencanakan keuangan keluarga. Sebagai gambaran saat ini, Ade resign dari pekerjaannya sebagai perawat dan fokus menjadi ibu rumah tangga membesarkan Alinea. Sementara saya tetap bekerja dan selama masa pandemi bekerja dari rumah.

Beberapa hari setelah diskusi tersebut, saya mengikuti webinar “Bijak Merencanakan Keuangan Keluarga” yang digelar oleh Amar Bank dan Tunaiku dengan menghadirkan Aidil Akbar Majid, seorang perencana keuangan senior. Agar kamu juga bisa merencanakan keuangan keluarga dengan baik, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Checklist Keuangan Keluarga

merencanakan-keuangan-keluarga-jangka-panjang

Sebelum lebih jauh membahas keuangan keluarga, ada beberapa checklist penting untuk ditandak dan hal ini bisa kamu tanyakan ke diri sendiri, yaitu:

  • Sehat secara keuangan sebab jangan sampai keuangan tidak sehat, tubuh sakit, maka semuanya akan berantakan.
  • Mampu membedakan kebutuhan dengan keinginan. Kebutuhan lebih erat kaitannya dengan sandang, pangan, dan papan. Jika tidak terpenuhi, maka tubuh bisa sakit. Sedangkan keinginan jika tidak terpenuhi, maka anggap saja gengsi kita yang sakit.
  • Jangan lupa juga untuk menabung! Kenapa harus punya tabungan? Soalnya, kita tidak pernah tau apa yang terjadi ke depannya dan semuanya itu membutuhkan biaya.
  • Setelah menabung baru kita bisa melangkah ke hal berikutnya, yakni investasi. Investasi sendiri pun jenisnya bermacam-macam, misalnya emas, reksa dana, saham, dan sebagainya tergantung tujuannya.
  • Keuangan keluarga dan keuangan usaha wajib dipisah. Banyak orang yang membuat kesalahan karena mencampur keuangan keluarga dan keuangan usaha. Sebagai contoh, uang yang harusnya jadi modal usaha dipakai untuk keperluan sehari-hari. Jika sudah begini, uang untuk usaha pun tidak akan bisa berputar. Akhirnya, tidak ada keuntungan sama sekali.
Baca Juga: Bocor Halus Bikin Kempis Generasi Milenial dan Z

Financial Check Up

cara-mudah-merencanakan-keuangan-keluarga

Utang sebaiknya dibedakan antara utang baik dan utang buruk. Beberapa contoh utang yang baik, antara lain KPR, bisnis, pendidikan, perumahan, atau investasi karena contoh-contoh ini tergolong aset produktif.

Adapun contoh utang yang buruk, yaitu kartu kredit atau pinjaman online di mana biasanya hal-hal ini tidak mampu menambah produktivitas aset yang kita miliki. Jadi, sebisa mungkin saat berutang, pastikan utang yang diambil adalah utang yang baik.

Baca Juga: Sebelum Belanja, Ada yang Lebih Penting Dari Sekadar Harga & Tanggal Kedaluwarsa

Kekayaan bersih adalah seluruh aset yang dimiliki kemudian dijual dan dikurangi utang, maka harus ada sisa dana. Jika jumlah aset dikurangi utang hasilnya minus, maka hal ini tandanya kamu bangkrut.

Cashflow diartikan sebagai uang masuk dikurangi keluar. Misalnya, berapa penghasilan kita setiap bulan, lalu dikeluarkan pengeluaran apa saja yang berhubungan dengan kebutuhan pribadi. Jika jumlah pengeluaran lebih banyak dibandingkan dengan penghasilan, maka keadaan ini dinyatakan tidak sehat.

Dana darurat adalah anggaran yang dipersiapkan untuk kondisi darurat yang belum pernah dipersiapkan sebelumnya, misalnya sakit, kecelakaan di jalan, bahkan hape rusak yang digunakan untuk berbisnis. Dana ini harus dipersiapkan agar saat kita butuh dananya, kita tidak harus jual aset.

Asuransi tidak kalah penting karena biaya kesehatan atau perawatan semakin hari semakin mahal. Setiap orang sebaiknya punya asuransi, minimal BPJS. Biaya berobat jalan ke Puskesmas atau ke klinik bisa saja kamu hanya ditagih 50 ribu atau 100 ribu per sekali datang. Tapi bayangkan kalau kamu harus rawat inap dengan gangguan kesehatan berat, maka dana yang dibutuhkan tidak akan sedikit.

Investasi sebaiknya menyesuaikan dengan kebutuhan atau tujuannya keuangan kamu apa. Secara umum, investasi dibagi tiga, yakni untuk tujuan jangka pendek di bawah setahun, jangka menengah (5-10 tahun, dan jangka panjang (lebih dari 10 tahun).

Tujuan keuangan setiap orang pun beda-beda, misalnya untuk single tujuannya untuk menikah atau yang berkeluarga tujuannya untuk punya anak.

Rumus Mengatur Keuangan Bulanan

rumus-mengatur-pengeluaran-bulanan

Mari ambil contoh seseorang denga gaji Rp 5.000.000 per bulan. Pemasukan ini harus diprioritaskan ke kebutuhan pokok sehari-hari terlebih dahulu, yakni sebesar 40% dari Rp 5 juta tadi. Kalau kamu punya utang, apapun itu, baik utang mobil, KPR, atau rumah, baiknya harus maksimal di angka 30% dari penghasilan.

Sementara untuk masa depan berupa tabungan atau investasi baiknya disisihkan kurang lebih 20%. Terakhir, 10% baiknya ditujukan untuk kebaikan, misalnya infaq atau sedekah. Intinya, semakin besar penghasilanmu, maka semakin beda pula angka tersebut.

Sebagai contoh, jika kamu bisa menghasilkan 30 atau 40 juta rupiah per bulan, maka angka 40% itu bisa saja hanya 10%. Soalnya, kamu tentu tidak akan menghabiskan sekian juta rupiah untuk belanja bulanan ‘kan? 😕

Cara Mendapatkan Penghasilan Tambahan

merencanakan-keuangan-secara-rinci-sesuai-kebutuhan

Apa yang harus dilakukan jika penghasilan kurang? Bisa saja kamu cari pekerjaan tambahan. Di luar negeri, bukan hal yang tabu jika seseorang pagi bekerja di kantor, malamnya bekerja sampingan di restoran. Di Indonesia sendiri kerja tambahan biasanya ditempuh dengan ojek online.

Untuk kamu yang bekerja kantoran, tapi ingin pendapatan lebih, tidak ada salahnya untuk menjalankan Referral Program dari Amar Bank. Referral Program Amar Bank pada dasarnya adalah bagian dari program Tunaiku Amar Bank yang menawarkan kesempatan bagi siapa saja agar dapat menjadi pemberi referensi pinjaman Tunaiku.

Agen Referral Tunaiku akan mendapat komisi setiap bulan sesuai dengan skema program Referral yang diikuti. Referral Program ini terbagi ke dalam dua jenis, yaitu SILVER Rp 30.000,- per valid aplikasi dan GOLD Rp 200.000,- per pencairan dana.

Nah, selain kerja tambahan, kamu juga sebenarnya bisa membuka usaha untuk menutupi penghasilan yang kurang tadi. Apalagi jika kamu punya waktu luang. Membuka usaha ini bisa bermacam-macam, misalnya usaha rumahan berupa kuliner. Kenapa kuliner? Karena lini bisnis ini merupakan kebutuhan pokok, sehingga peluangnya tergolong besar.

Baca Juga: 5 Cara Mudah Jualan Online untuk Pemula

Bagaimana kalau kamu tidak punya kesempatan untuk membuka usaha? 😩

merencanakan-keuangan-masa-depan

Sebenarnya ada banyak cara. Salah satu di antaranya, yaitu membuka kursus online sesuai dengan keterampilan yang kamu miliki. Sesederhana, kamu hanya punya keterampilan mengaji misalnya. Tidak ada salahnya untuk membuka kursus mengaji. Langkah ini tentu terbilang menarik sebab kamu tidak perlu mengeluarkan modal usaha. Iya 'kan? 😁

Jika kamu benar-benar punya ide usaha untuk dijalankan dan tidak punya modal materi untuk memulainya, kamu bisa segera mengajukannya di Tunaiku yang merupakan platform pinjaman online atau pinjaman digital tanpa agunan dari PT Bank Amar Indonesia Tbk. Tunaiku memang menawarkan solusi finansial bagi masyarakat yang kurang terlayani atau belum dilayani oleh Lembaga Keuangan Formal.

Jumlah pinjamannya pun bisa berkisar antara Rp 2.000.000 hingga Rp 20.000.000 dengan jangka waktu pinjam 6-20 bulan. Yang perlu dicatat, Tunaiku tidak hanya sebatas pemberian modal usaha saja, tetapi juga melayani kebutuhan produktif lainnya seperti merenovasi rumah dan biaya pendidikan.

***

Sebelum menutup tulisan ini sebenarnya akan lebih baik jika merencanakan keuangan dimulai sejak dini. Kenapa? Semakin cepat kita merencanakannya, semakin cepat kita mencapai tujuan yang diinginkan. Jadi, selagi punya kesempatan, mulailah merencanakan keuanganmu sekarang. Yuk, tentukan tujuan yang ingin dicapai, lalu atur pengeluaran dengan baik 😉

Nih buat jajan