Akhirnya Nonton Doraemon di Margo City
Kemarin malam saya tidur jam 2.30 pagi. Eh, ini mah bukan kemarin.
Intinya saya begadang. Ade marah-marah karena saya tidak memperhatikan dia saat bicara. Saya katanya menganggap remeh dia karena tidak bekerja dan hanya menjadi ibu rumah tangga biasa.
Saya tidak menanggapinya. Diam saja.
Oke, setelah begadang saya bangun jam 7 apa 8 pagi ya. Semalaman saya menonton series One Hundred Years of Solitude. Series ini diangkat dari novelnya Gabriel García Márquez.
Saya tau buku ini karena emang jadi buku legend. Pembaca fiksi pasti tau.
Filmnya bagus sekali. Latar waktu ceritanya jauh banget. Orang baru menemukan kompas. Saya selalu suka cerita dengan latar waktu yang jauh sekali ke belakang. Saya capek berhadapan dengan teknologi setiap hari. Saya selalu membayangkan diri saya hidup di masa listrik belum ada, hape dan laptop belum ditemukan.
Gimana rasanya ya?
Oiya, setelah bangun pagi, saya langsung buka laptop. Karena Ade sudah di dapur bikin sarapan. Dan semalam dia marah-marah, saya takut menyapanya.
Trial Class di EF Margonda
Hari Minggu ini kami sebenarnya punya rencana yang sudah dibikin Jumat kemarin. Saya mengantar Alinea ke Trial Class kursus bahasa Inggris di dekat ITC Depok. Trus, Ade dan Aira ke Rumah Sakit Bunda untuk vaksin.
Semuanya berjalan lancar. Anak-anak mandi, pakai baju, dan bersiap-siap. Jam 9 lewat saya berangkat bareng Alinea. Awalnya, Alinea dan Aira cuma mau ditemani sama mamanya. Nggak ada yang mau bareng papanya 😂
Jadilah saya dan Alinea sunmori ke lokasi tempat kursusnya di EF. Waktu kami tiba hanya ada 1 anak perempuan diantar orang tuanya. Saya registrasi lalu disuruh menunggu hingga jam 10.
Sambil menunggu Alinea main sendiri. Ada tenda segitiga untuk anak-anak di pojok ruangan tapi dia nggak mau main. Katanya, kotor. Jadinya, dia main tisu dan ngomong sendiri.
Saya membolak-balik majalah EF dan baru ngeh kalau mereka tuh punya cabang di seluruh dunia. Kirain cuma tempat kursus biasa.
Belum jam 10 saya sudah bosan. Saya mengajak Alinea makan karena kami berdua belum sarapan. Tapi, dia menolak katanya belum lapar Ya sudah, saya jadinya bengong saja.
Tepat jam 10 pagi kami semua disuruh berkumpul dan setiap anak diberi name tag. Alinea dapat gambar unicorn. Dia suka.
Setelah itu, kami naik di lantai dua lalu masuk ruangan. Sudah ada laki-laki muda yang juga adalah gurunya. Dia langsung menyambut kami, mengajak anak-anak kenalan, dan menanyai kabar mereka satu per satu. Alinea yang cerewet itu diam membisu di 20 menit pertama kelas berlangsung. Baru setelah itu dia sudah merasa nyaman dan mau diajak ngobrol oleh si pengajar.
Trial Classnya berjalan lancar. Ada lima orang anak yang ikutan hari ini dan semuanya punya usia yang berbeda. Alinea aktif dan bilang suka. Saya juga suka.
Yang saya tidak suka dari kelas ini hanyalah harga kelasnya yang mahal.
Setelah kelas berakhir kami kembali ke lantai satu. Saya diberikan penjelasan untuk bisa daftar sekarang kelas EF selama 8 bulan untuk Alinea.
Tawaran harga yang diberikan kepada saya adalah 9 jutaan-an untuk kelas setiap Senin dan Rabu jam 3 sore. Kalau ambil langsung dua kelas, maka saya hanya membayar 16 jutaan. Lebih hemat 'kan?
Masalah sebenarnya adalah saya tidak punya uang yang siap buat bayar pendaftaran EF, meskipun Alinea sudah berharap untuk ikut kelas bahasa Inggris.
Di rumah, dia selalu bilang kalau usianya sudah 5 tahun dia mau kursus bahasa Inggris dan dititip daycare saja.
Setelah menerima penjelasan lengkap tentang kelas Alinea di EF, kami tancap gas ke A&W—makan ayam goreng kayaknya enak. Dan benar saja.
Alinea lahap betul makan nasi, paha ayam goreng, kentang, dan cheeseburger. Saya sih masih pengen nambah sebenarnya, tapi ditahan aja. Karena setelah makan, kami ada rencana ke Margo City buat nonton Doraemon bareng Ade dan Aira.
Nonton Doraemon di Margo City
Cuaca Margonda, Depok aneh banget hari ini. Saat kami bersiap ke Margo City turun hujan deras, tapi bentar doang dan tetap kami terabas. 500 meter dari A&W, cuaca kembali panas.
Untungnya sampai Margo City panas puol. Kami cari parkiran, naik, dan ketemu Ade dan Aira di lobi. Waktu menunjukkan pukul 13.00 dan Meet and Greet Doraemon baru mulai pukul 16.00.
Kami memutuskan main pasir karena bisa main sepuasnya. Anak-anak suka. Saya dan Ade bisa duduk-duduk ngobrol di bangku bocil.
Ade cerita kalau dia akhirnya ketemu dokter anak yang bagus di RS Bunda Margonda. Ibu dokter itu mengecek proses tumbuh kembang Aira dengan saksama pakai tabel Denver. Dokter menyarankan untuk memberi Aira vitamin dan memperbanyak kalori.
Capek ngobrol, saya izin ke Periplus melihat-lihat buku. Lalu beli kopi, cari camilan, dan tidak terasa pukul 15.00.
Kami siap-siap, mengantre pendaftaran Meet and Greet. Sambil menunggu pukul 16.00 kami melipir beli roti di Mako. Rotinya enak banget. Alinea beli cupcake coklat kayaknya, lalu Ade beli roti abon yang smokey.
Saat lagi santai-santai makan roti, ada panggilan ke panggung buat ngantre.
Ini penting. Kami pikir tuh, Doraemon Meet and Greet ini akan diawali dengan performance oleh Nobita, Doraemon, dan Shizuka. Taunya, tidak sama sekali 🙃
Soalnya, Meet and Greet di Mall Puri yang kami tonton di Youtube seperti itu. Padahal ya, syarat buat ikutan Meet and Greet itu adalah harus berbelanja produk 200rb sampai 300rb terlebih dahulu.
Nanti struk pembelanjaan itu yang ditukarkan dengan kartu. Waktu itu, kami urutan 6. Mata kami berbinar-binar bersiap-siap menonton Doraemon perform. Taunya, tidak sama sekali 🙃
Jadi, waktu itu ada MC yang memandu acara dan kuis. Setelah kuis san bagi-bagi hadiah, Nobita, Doraemon, dan Shizuka keluar. Kami disuruh berbaris sesuai urutan dan naik ke panggung buat foto bareng Nobita, Doraemon, dan Shizuka.
Setelah itu, sudah. Tidak ada apa-apa lagi. Padahal waktu itu Margo City full sampai ke lantai 3. Orang-orang melantai di lobi lantai satu. Huft.
Meskipun tidak ada performance, setidaknya kami sudah melihat dari dekat Nobita, Doraemon, dan Shizuka; yang gede dan bersih banget.
Setelah berfoto, kami pulang. Tidur malam dan bersiap-siap untuk hari berikutnya.
***
Post a Comment