Sorak Sorai Industri Kecil & Menengah di Era 4.0


Tidak sedikit orang yang sebenarnya nyinyir terhadap perubahan dunia beberapa tahun belakangan. Kecanggihan teknologi dan kecepatan internet yang dikonsumsi sehari-hari ibarat buah simalakama.

Hal ini bisa jadi sangat berbahaya jika disalahgunakan. Sebaliknya, jika punya kemampuan untuk memanfaatkan sesuatu, keduanya dapat sangat menguntungkan. Seperti yang dilakukan oleh para pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Semarak Festival IKMA 2019.


Di Rafflessia Ballroom, Balai Kartini, Jakarta Selatan selama dua hari yakni 11 dan 12 Desember 2019, Kementerian Perindustrian Indonesia melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka mengumpulkan para pelaku industri dan startup ini untuk memamerkan produk-produk yang dihasilkannya.


Menurut bilangan saya, setidaknya ada 18 pelaku yang terlibat di dalam pameran ini. Oiya, tidak hanya pameran, ada pula beragam kegiatan yang dilakukan selam dua hari. Beberapa di antaranya yakni sebagai berikut:

  • Seminar & Talkshow dengan tema “Transformasi IKMA 4.0”
  • Pameran Startup dan Festival IKMA
  • Penghargaan Startup4Industry
  • Penghargaan Lomba Desain Indonesia Footwear Creative Competition
  • Pemberian Fasilitasi Restrukturisasi Mesin dan Peralatan
  • Pengukuhan Asosiasi Printer Tiga Dimensi Indonesia
  • Pemberian Fasilitasi Pengembangan Produk
  • Fasilitasi Sertifikasi Halal
  • Fasilitasi Sertifikasi Good Manufacturing Practices (GMP)
  • Fasilitasi Penerapan Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB)
  • Fasilitasi Ijin Edar bagi IKM Kosmetik
  • Fasilitasi Merek & Hak Cipta Desain Industri
  • Fasilitasi Test Report Mesin TTG
  • Fasilitasi Sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
  • Fasilitasi Sertifikasi Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP)
  • Fasilitasi SNI baik Pakaian Bayi, Mainan Anak, Garam Konsumsi Beryodium, & Produk Elektronik
  • Fasilitasi Sertifikasi Kompetensi Kerja Barista, Pakaian Jadi, Teknis Reparasi AC, & Finishing Mebel Kayu
Buset, banyak banget?! Iya, dong!

Soalnya, kegiatan-kegiatan seperti ini sebenarnya telah menjadi bagian tugas dan fungsi Kemenperin untuk semakin menumbuhkan dan mengembangkan sektor IKMA. Tujuan tidak lain untuk memberikan visualisasi atas hasil yang telah dilakukan oleh Kemenperin selama beberapa tahun belakangan, khususnya terhadap kemajuan IKMA di Indonesia.

Dari sudut pandang ekonomi hal ini sebenarnya merupakan kabar gembira. Semakin industri ini tumbuh, semakin besar rupiah yang berputar di dalam negeri.


Bahkan dari diskusi-diskusi yang saya ikuti selama kegiatan ini berlangsung, sering kali para pelaku industri ini harus mengirimkan produk-produk mereka ke luar negeri. Sebagai contoh, bisnis printer 3D yang memang lagi naik daun.


“Acara ini merupakan persembahan kepada sektor IKMA yang telah bersungguh-sungguh meningkatkan daya saingnya melalui kompetisi, fasilitasi, dan sertifikasi untuk bertransformasi menuju IKMA 4.0,” Gati Wibawaningsih, Dirjen IKMA Kemenperin, dalam sambutannya.

Istilah IKMA 4.0 ini sebenarnya merujuk pada revolusi industri 4.0 di mana para pemain di industri ini diharapkan bisa beradaptasi terhadap perubahan yang ada.




Dalam sesi diskusi yang digelar di panggung utama, para pembicara sepakat bahwa indikator revolusi industri 4.0 yang merujuk pada konektivitas, efisiensi, dan produktivitas usaha yang dijalankan. Semuanya tentu saja bermula dari pemanfaatan teknologi yang ada.


Mari kita mengambil contoh, bisnis sambal rumahan ini. Strategi pemasaran yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter. Soalnya, hampir semua orang merupakan pengguna aktif media-media sosial ini.

Pembeli dan penjual bisa dihubungkan dalam satu saluran bernama internet. Yang perlu kamu lakukan hanyalah menjawab permasalahan pasar, membuat produk, dan memasarkannya di media sosial.


Sambal rumahan ini jelas hanyalah contoh kecil dari sederet contoh yang ada. Kira-kira kamu punya ide apa? Jangan ragu untuk mewujudkannya 😉

Soalnya, data dari Kemenperin memaparkan bahwa IKM merupakan sektor mayoritas dari populasi industri di Indonesia; yang selama ini berperan sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Sementara jumlah IKM yang ada kini telah melampaui 4,4 juta unit dan menyerap tenaga kerja lebih dari 10,1 juta orang.



Standard Chartered Global Research memprediksikan bahwa tahun 2030 mendatang Indonesia akan menjadi negara ekonomi terbesar keempat di dunia. Salah satu yang paling berperan tidak lain adalah para pelaku IKM.

Bagaimana? Sudah siap untuk bantu mendukung dan mewujudkan kabar gembira ini? 😎

*** 

Nih buat jajan