Larut Dalam Kopi Toko Djawa di Braga Bandung

Kopi-Toko-Djawa-Bandung

Bagaimana seandainya peradaban tidak perlu bergerak? Siang dan malam silih berganti, tapi gedung-gedung tidak tumbuh. Kita tidak perlu terjebak dan mengumpat macet setiap hari. Hal-hal di kitaran tidak berubah.

Begitulah yang selalu saya pikirkan setiap kali mengunjungi tempat dengan bangungan-bangunan tua yang mengelilinginya.

Tanggal 2-3 Maret kemarin, Ade dan saya akhirnya ke Braga. Kami telah merencanakan ini sejak lama, namun gagal. Alasan-alasan pun selalu ada; mulai dari tiket kereta yang habis saban akhir pekan hingga waktu yang tak ketemu.

Baca juga: Kiat Sukses Riang Gembira

Cara ke Kopi Toko Djawa

Kopi-Toko-Djawa-Bandung

Kami meninggalkan Crowne Plaza Bandung sekira pukul 5 sore. Oiya, lokasi hotel bintang 5 ini bersebelahan dengan Jalan Braga. Jadi, kami memutuskan jalan kaki saja agar bisa ke Kopi Toko Djawa.

Langit tampak gelap sewaktu kami menyusuri Jalan Lembong. Sebuah mobil dari arah berlawanan berjalan cepat dengan Traffic Cone tepat di tengah bagian depannya. Kamu tahu Traffic Cone kan? Pembatas jalan berbentuk segitiga berwarna oranye.

Itu lucu sekali.

Si pengemudi tampaknya tidak sadar. Terseretlah benda tersebut hingga seseorang menghadangnya.

Kami melanjutkan perjalanan sambil tertawa kecil lalu tiba di sebuah perempatan.

Bola-bola batu besar berjajar di sebelah kiri kami. Di seberang terdapat toko dengan gaya Art Deco berdiri gagah. Ade meminta saya untuk mengambil fotonya.

Kopi-Toko-Djawa-Braga-Bandung

Sesudah itu, bermodal Google Maps kami memasuki Jalan Braga. Di sana ramai sekali oleh anak muda yang berfoto secara bergantian, beberapa menjadikan temannya sebagai model.

Bangku-bangku tidak ada yang kosong. Di kiri kanan Jalan Braga, seperti yang ada di Google Images, dipadati oleh bangunan-bangunan bertema Art Deco.

Beberapa disulap menjadi toko aksesoris, tempat makan, hingga tempat ngopi. Bahkan Starbucks pasang badan di Jalan Braga.

Seperti yang kami tuju; Kopi Toko Djawa.

Menu Kopi Toko Djawa

Kopi-Toko-Djawa-Braga-Bandung

Google Maps menunjuk titik merah, tidak ada lagi jalur biru yang memanjang. Kami menyeberang jalan setelah memastikan bangunan yang ada di seberang kami adalah Kopi Toko Djawa.

Bangunan putih dua lantai itu masih tampak kokoh. Di hadapannya sebuah bangku memanjang. Mengedarkan pandangan, saya tiba di depan kasir; antrian mengular. Secara bergantian orang-orang tersebut memesan kopi.

Baca juga: Menyesap Kopi Kong Djie

Kopi-Toko-Djawa-Braga-Bandung

Ade mengintip ke dalam. Sesaat kemudian dia menghampiri saya, "Mau foto itu! Minta tolong pegang ini."

Saya meraih tentengannya. Di samping kasir terdapat sebuah lemari kayu kecil berisikan potongan kue-kue. Rupanya dia pernah menemukan lemari tersebut di Instagram.

Kopi Toko Djawa menyediakan menu yang beragam mulai dari rupa-rupa olahan kopi hingga makanan kecil. Saya memesan Es Kopi Toko Djawa; kopi susu dingin dengan gula jawa. Sementara Ade meminta untuk dipesankan Matcha Brownies.

Kopi-Toko-Djawa-Braga-Bandung

Daftar Menu & Harga  Kopi Toko Djawa


  • Es Kopi Toko Djawa 20K
  • Es Kopi Awan 24K
  • Es Kopi Polos 18K
  • Es Cokelat Kopi 28K
  • Chocolate 25K
  • Green Latte 25K
  • Iced Coconut Coffee 30K
  • Iced Hazelnut Coffee 30K
  • Iced Coconut Water 20K
  • Sari Asam Djawa 20K
  • Cascara Lemonade 25K

Aktivitas di Kopi Toko Djawa

Kopi-Toko-Djawa-Braga-Bandung

Sewaktu kami tiba, Kopi Toko Djawa memang sedang ramai. Interior kedai kopi di Braga Bandung ini tampaknya tidak banyak mengalami perubahan dari bentuk asalnya.

Di bagian tengah terdapat meja besar yang bisa dimanfaatkan oleh para pengunjung yang datang.

Beberapa tampak sibuk dengan laptopnya. Di sekelilingnya terdapat bangku-bangku kecil tempat 2-3 orang duduk sambil bercengkrama.

Beralih ke bagian dalam tempat ngopi ini ada sebuah ruangan yang tampak sebagai galeri atau gift shop. Di dalamnya ada banyak rupa-rupa barang dan aksesoris yang dijual mulai dari notebook, baju kaos, roll film, kain tenun, stiker, hingga gelas-gelas keramik.

Sejarah Kopi Toko Djawa

Kopi-Toko-Djawa-Braga-Bandung

Yang menarik perhatian, rak-rak buku yang menempel di dinding. Rak tersebut berisikan buku-buku yang dibiarkan menumpuk. Di meja besar di ruangan tengah tadi juga ada beberapa majalah yang terhambur.

Semuanya dibiarkan begitu saja, lengkap dengan pot bunga serta taplak-taplak meja yang menjuntai. Orang-orang pun larut dalam ruang yang telah ada sejak tahun 1920-an itu.

Bagi kamu yang ingin berkunjung ke sini, Kopi Toko Djawa buka dari jam 10 pagi hingga 10 malam.

Kopi-Toko-Djawa-Braga-Bandung

Yang jelas, jangan harap kamu bisa menemukan koneksi wifi di bangunan lawas ini. Pasalnya, sejarah Kopi Toko Djawa adalah bermula dari Toko Buku Djawa yang bertransformasi.

Maka tidak heran jika ada banyak buku yang bisa ditemui dengan mudah di tempat ini.

Tempat ini adalah salah satu kedai kopi terbaik yang pernah saya kunjungi.

Bukan hanya karena Es Kopi Toko Djawa dan Matcha Browniesnya yang membuat Ade dan saya senyum-senyum sambil memuji kelezatannya, tapi juga karena bangunannya yang membuat saya kepikiran, "Cukuplah Toko Buku Djawa yang tutup, Kopi Toko Djawa biarlah begitu sahaja."

Baca juga: 2 Warung Kopi di 2 Kota Berbeda

Sesaat jarum jam menuju angka 7, Ade dan saya bergerak keluar bangunan. Memesan ojek daring untuk menuju ke Jalan Dipati Ukur. Kami meninggalkan Kopi Toko Djawa menuju Jakarta, juga kedai-kedai kopi berikutnya.

Lokasi Kopi Toko Djawa di Braga

Nih buat jajan