Kasus Kusta Meningkat

dokter-covid-kusta

Diakui atau tidak, dokter punya peran penting di dalam kehidupan masyarakat dan negara. Sayangnya, rasio jumlah dokter di Indonesia terbilang sangat rendah, yakni sebesar 0,4 per 1.000 penduduk.

Artinya, hanya ada 4 dokter untuk melayani 10.000 penduduk.

Angka ini menghentak saya saat ikut Talkshow Ruang Publik KBR - Lika-Liku Peran Dokter di Tengah Pandemi bareng NLR Indonesia; LSM yang mendorong pemberantasan kusta dan inklusi bagi orang dengan disabilitas, termasuk akibat kusta.

Baca Juga: Lebih Baik Tidak Makan Daripada Tidak Merokok

Data Kusta di Indonesia

talkshow-ruang-publik-kbr

Dari NLR Indonesia diwakili oleh dr. Udeng Daman - Technical Advisor NLR Indonesia. Sementara dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ada dr. Ardiansyah.

Lalu, apa hubungan NLR Indonesia dengan jumlah dokter? 😏

Ambil kopi dan camilan dulu. Ehm.

Baca Juga: Berhentilah Merokok, Apalagi Saat Covid-19

Jadi, jumlah dokter ini semakin mengkhawatirkan karena pandemi Covid-19 membuat hampir 2.000 tenaga kesehatan berguguran. Dengan demikian, layanan kesehatan menjadi tidak optimal.

Nah, salah satu kelompok terdampak adalah pasien kusta, yang mana di beberapa kasus, mereka terpaksa putus obat dan tidak mendapat layanan.

Sebagai akibat, temuan kasus baru menurun karena aktivitas pelacakan kasus terbatas dan angka keparahan atau kecacatan pun jadi meningkat.

Berdasarkan data dari Kemenkes RI, di Indonesia ada 110 kabupaten yang tersebar di 21 provinsi yang belum bebas dari kusta, antara lain Jawa Barat, Aceh, Sulawesi Utara, Papua, Papua Barat, dan Maluku.

Apa faktor penyebab penanganan kusta belum sepenuhnya bisa diselesaikan? dr. Udeng Daman menyebutkan beberapa di antaranya:

  • Lingkungan, baik dari sisi sanitasi rumah
  • Sosial ekonomi suatu kelompok masyarakat
  • Perilaku hidup bersih
  • Kepadatan penduduk suatu daerah

Sebelum lebih jauh membahas kusta, ada baiknya jika kita cari tahu dulu, apa sih sebenarnya penyakit kusta itu?

Dari laman Alodokter dijelaskan bahwa kusta merupakan penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi, dan saluran pernapasan. Masalah kesehatan ini biasanya ditandai dengan rasa lemah atau mati rasa di tungkai dan kaki.

Apakah kusta menular atau tidak? 😕

Karena penyebabnya infeksi bakteri, maka kusta bisa menyebar melalui percikan ludah atau dahak yang keluar saat seseorang batuk atau bersin.

Makanya tadi, faktor-faktor di atas menjadi penting.

Solusi Kusta di Indonesia

strategi-program-NLR-indonesia

NRL Indonesia sendiri yang berkutat di bidang penyakit kusta punya strategi program bertujuan untuk membuat masalah ini benar-benar tuntas. Program tersebut dikenal dengan 3 Zero, yakni:

  • Zero Transmisi

Upaya menghentikan tertularnya orang oleh kuman kusta.

  • Zero Disabilitas

Upaya mendorong kegiatan penemuan kasus kusta sedini mungkin untuk menekan keterlambatan diagnosis dan pengobatan kusta.

  • Zero Ekslusi

Upada inklusivitas dan pengurangan diskriminasi dan stigma terhadap OYPMK dan penyandang disabilitas karena kusta.

Selain itu, menurut dr. Udeng Daman, juga dilakukan upaya penguatan kapasitas dokter untuk menangani penyakit kusta. Penguatan tersebut haruslah komprehensif, meliputi:

  1. Prioritas dokter untuk daerah yang masih punya kasus kusta
  2. Materi kusta di bagian kulit harus lebih intens, bisa berupa pengenalan terhadap kusta dan penanganan di lapangan
  3. Setiap dokter perlu ikut pelatihan formal maupun informal
  4. Ikut aktif workshop terkait penyakit kusta
  5. Ikut on job training untuk meningkatkan keterampilan

Baca Juga: Kenaikan Cukai Cokok & Kesehatan 268 Juta Penduduk Indonesia

Sebagai tambahan, dr Ardiansyah menyebutkan bahwa IDI sebagai organisasi profesi terus menjadi mitra utama Kemenkes RI dengan memberikan rekomendasi kebijakan untuk menangani kasus kusta di Indonesia.

Ditambah lagi IDI juga menjalin dengan kemitraan dengan NGO lainnya, termasuk NLR Indonesia. Dengan begini diharapkan kesadaran masyarakat terhadap kasus kusta di Indonesia bisa terus meningkat.

***

Nih buat jajan