WFO vs WFH dan Skill yang Wajib Dikuasai

skill-yang-wajib-dikuasai

Saat tulisan ini dibuat, saya telah bekerja dari rumah selama 795 hari atau lebih dua tahun sejak pandemi Covid-19 berlangsung. 

"Jadi, balik Jakarta?"

Pertanyaan ini setiap minggu saya dapatkan saat berkunjung ke rumah mama. Jawabannya hanya satu, selama saya bekerja di perusahaan ini, kemungkinan besar saya akan selamanya bekerja dari rumah.

Soalnya, dalam beberapa kali meeting internal bareng teman-teman sekantor, CEO kami masih selalu menekankan bahwa WFO is not mandatory. Kalau ke kantor harus perketat protokol kesehatan

Begitu pula di email-email HRD terkait presentasi jumlah orang yang boleh ke kantor. Di akhir email selalu diulang bahwa WFO is not mandatory. 

Bahagialah saya ini yang:

  • Anak rantau di Jakarta, jadi bisa remote dari Makassar. 
  • Tidak lagi harus terjebak macet dan berdesakan di bus Transjakarta selama berjam-jam.
  • Sebagai orang tua baru punya new born dan toddler. 

WFO vs WFH. Mana yang Lebih Baik? 

Tapi, jika ditimbang-timbang, WFO sebenarnya tidak selamanya buruk. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan WFO dan WFH berdasarkan pengalaman saya sejauh ini, di antaranya:

Kelebihan WFO

  • Komunikasi antar rekan kerja jadi lebih efisien.
  • Pemantauan dan evaluasi tim kerja jadi lebih gampang.
  • Tingkat stres jadi lebih rendah sebab waktu istirahat kita bisa mengobrol dengan rekan kerja.

Kekurangan WFO

  • Tidak fleksibel sebab jam kantor sudah ditentukan.
  • Boros biaya karena adanya uang makan dan uang transportasi yang harus dikeluarkan.
  • Boros waktu sebab kamu ada waktu yang harus disiapkan selama perjalanan pergi dan pulang kantor.

Kelebihan WFH

  • Lebih hemat biaya pengeluaran karena kamu tidak perlu lagi menyiapkan uang makan dan transportasi.
  • Waktu lebih fleksibel karena tidak harus menyiapkan waktu untuk perjalanan pergi pulang kantor.
  • Proses kerja jadi lebih efisien karena tidak adanya gangguan terkait dua poin sebelumnya.
  • Produktivitas lebih meningkat karena kamu tidak sedang berada di suasana ruang kantor atau tidak adanya tekanan secara langsung dari atasan.
  • Punya kesempatan untuk melakukan aktivitas tanpa batas berupa pengembangan diri atau hobi yang sudah lama ditinggalkan.

Kekurangan WFH

  • Risiko burnout jika kamu tidak bisa mengelola stres dan waktu dengan baik.
  • Tingginya tingkat distraksi karena adanya gangguan dari anggota keluarga lainnya.
  • Biaya listrik bisa membengkak karena tingginya penggunaan perangkat elektronik.

tips-wfh-wfo-produktif

Baik WFO maupun WFH memang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. 

Tapi, bagaimanapun sistem kerjanya, kamu sebagai pekerja seharusnya mencerminkan sikap karyawan yang baik dengan tetap berusaha menerapkan kebiasaan baik; apapun kondisi pekerjaanmu.

5 Skill Wajib Setelah Pandemi

Selain membicarakan WFO dan WFH, kita perlu sadar bahwa setelah pandemi ada banyak hal yang berubah secara drastis. Makanya, kamu juga perlu menyesuaikan agar bisa tetap relevan.

Beberapa skill atau keterampilan yang saya rasa bakal sangat berguna bagi kamu setelah pandemi, antara lain:

  • Leadership

Kepemimpinan menjadi keterampilan yang wajib kamu kuasai di masa yang perubahannya berlangsung dengan cepat.

Tidak melulu tentang mengawasi atau memimpin orang-orang, tapi kepemimpinan juga sangat berhubungan dengan diri sendiri. 

Tentang bagaimana kita mengatur waktu dan menempatkan pekerjaan berdasarkan skala prioritas.

  • Berpikir Kritis dan Berinovasi

World Economic Forum dalam laporannya The Future of Jobs Report 2020 bahkan menempatkan berpikir kritis dan berinovasi pada poin pertama keterampilan yang wajib kita kuasai. 

Tujuannya tidak lain agar kita bisa lebih baik dari yang lain dan mempertahankan eksistensi kita.

  • Melek Teknologi

Baik kamu yang WFO maupun WFH tentu kemampuan ini sudah tidak bisa lagi ditawar. Kita yang hidup di era teknologi dan internet wajib melek teknologi dan mengikuti perkembangan yang ada.

Melek teknologi yang dimaksudkan antara lain kemampuan mencari informasi yang terpercaya di internet, menguasai tools dasar untuk aktivitas harian, dan lain sebagainya.

  • Komunikasi

Meski sudah melek teknologi, kamu masih harus tetap belajar bagaimana berkomunikasi memperkuat hubungan sesama manusia. Sebab tantangannya adalah berkomunikasi dengan berbagai orang di dunia maya. 
 
Ingat, saat ini ada banyak peluang kerja dan aktivitas tanpa batas yang ditawarkan di dunia maya yang bisa kamu ambil. Tanpa komunikasi yang baik, maka akan sulit untuk mendapatkan kesempatan tersebut.

  • Resiliensi

Tara de Thouars, psikolog klinis dan penulis buku The Happy Therapy Book, menjelaskan bahwa resiliensi adalah kemampuan untuk bangkit dan beradaptasi saat sedang dalam kesulitan. 

Resiliensi erat hubungannya dengan kemampuan mengatur emosi, mengendalikan keinginan, optimisme, berempati, serta keyakinan pada diri sendiri.

Soalnya, kita tidak tahu berapa banyak lagi kesulitan dan seberapa tinggi tingkat kesulitan yang kita bakal hadapi di masa mendatang. Makanya, setiap dari kita wajib punya kemampuan ini. 

Nah, dengan memahami dan menguasai berbagai hal tersebut di atas, kita jadi punya kesempatan untuk terus bangkit dan mengambil bagian untuk Indonesia yang lebih baik di masa mendatang.

Apalagi di peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-114 2022 ini mengangkat tema “Ayo Bangkit Bersama!”

Hal ini juga sejalan dengan misi IndiHome sebagai internet keluarga sekaligus bagian dari TelkomGroup di Harkitnas 2022, yakni Hari Kebangkitan Nasional; Bangkit Bersama IndiHome.

Ada berbagai aktivitas tanpa batas yang bisa kamu lakukan dengan hadirnya IndiHome di rumahmu. Mulai dari WFH, pengembangan diri dengan mengikuti berbagai kursus online untuk mengasah soft skill dan hard skill, hingga menikmati hiburan bersama keluarga.

Menarik ‘kan? 😉

***

Nih buat jajan