Dari Anak Demam Saya Belajar

dari-anak-demam-saya-belajar

Gara-gara di satu akhir pekan Sabtu-Minggu kami keluar rumah, nongkrong di outdoor cafe, dan main ke mall; Alinea dan Aira demam dan flu. Kejadiannya dua bulan lalu.

Jadilah Agustus-September ini kami berkutat dengan demam dan flu.

Awalnya, Aira yang di malam Senin tiba-tiba demam. Demamnya berlanjut hingga Selasa. Di saat yang bersamaan Alinea menderita flu; ingusnya encer dan naik turun di dua lubang hidung.

Di minggu yang sama, Ade juga demam selama 2 hari. Tepat di hari ketiga ia kehilangan indera penciumannya. Setelah demamnya Ade reda, giliran saya yang juga demam selama 2 hari, tapi disertai radang tenggorokan dan telinga berdengung. Persis hanya 2 hari.

Aneh banget 'kan? 🤔

Karena parno kami sekeluarga kena Covid-19, saya berinisiatif untuk swab PCR di demam hari kedua. Tidak tanggung-tanggung, saya swab PCR dua kali di hari berbeda. Hasilnya, negatif. Dengan kondisi ini, tingkat stres saya sempat meninggi. Kalau bukan Covid-19 karena flu, demam, dan radang tenggorokan ini apa?

Saya kebayang berbagai macam penyakit yang mungkin saja kami alami sekeluarga. Apalagi waktu itu saya baru saja pulang dari Jakarta selama 3 hari.

Hingga akhirnya saya menemukan secercah jawaban mengenai hal ini di Instagram.

Apa Itu Utang Imunitas?

Seorang teman merepost sebuah postingan dari akun yang verified. Judulnya bayi batuk pilek karena "Utang Sakit". Setelah menelusurinya lebih lanjut, kondisi flu dan demam yang terjadi ternyata disebut sebagai immunity debt atau utang imunitas.

Utang imunitas merupakan fenomena terjadinya lonjakan penyakit umum, seperti infeksi saluran pernapasan dan paru-paru dari paparan Respiratory Syncytial Virus (RSV) dan Common Cold atau batuk pilek. Hanya saja, masalah ini rentan terjadi pada anak-anak karena mereka lebih sedikit terpapar virus pernapasan selama pandemi 2 tahun terakhir.

Saya pun mau tidak mau mengaitkannya dengan fakta bahwa kami sekeluarga memang lebih banyak di rumah selama Covid-19 mengganas. Ditambah lagi, kami sekeluarga memang belum pernah (amit-amit) positif Covid-19. Jadi, bukan hanya anak-anak, tapi kami pun punya utang imunitas.

Makanya, sedikit saja keluar rumah, kami langsung dihantam oleh virus-virus yang berterbangan di luar sana.

Menariknya, seorang kawan yang punya klinik kesehatan menyebutkan bahwa keluhan paling banyak tercatat di tempatnya memang adalah batuk pilek dan demam.

Terlepas dari ini semua selama 2 bulan terakhir punya masalah kesehatan, saya belajar banyak pada Alinea dan Aira. Meski mereka demam, hidungnya tersumbat, dan sering batuk; mereka masih aktif bermain. Alinea masih semangat berlari dan melompat ke sana kemari.

Beda dengan saya yang saat demam tidak bisa ngapa-ngapain. Saya hanya ingin tidur seharian. Badan saya terasa berat dan saya tidak punya semangat bekerja dan melakukan apa-apa. Belum lagi saya lebih banyak mengeluh.

Nah, bagaimana dengan kamu?

***

Nih buat jajan